Signal

2.5K 214 10
                                    

Rumah.

Setelah satu bulan di Daegu, akhirnya kembali ke rumah di Seoul ini.

"Yoongi."panggil Yoora yang baru saja bangun dari tidur siang nya. Mereka pulang dan sampai di Incheon pagi tadi. Kedua orangtua mereka terpaksa tidak ikut, Yoora hanya bilang satu bulan saja sudah sangat membebani eomma dan appa. Aku dan Yoongi bisa mengurus anak kami.

Dan Yoongi pada kedua orangtuanya, aku akan mempekerjakan satu atau dua pengasuh, bila perlu dengan asisten rumah tangga juga. Selama ini kan kita tidak mempekerjakan seseorang. Akhirnya, dengan ragu kedua orangtua mereka setuju, Yoongi dan Yoora pun kembali ke Seoul bersama Woo Si dan Yoonji.

"Hm."dehem Yoongi dan mendaratkan duduknya disamping Yoora yang kini tengah memberikan ASI nya pada salah satu Min kecil.

"Eu, ASI ku sepertinya tidak lancar keluar."ujar Yoora begitu kikuk.

"Ah, lalu aku- aku harus berbuat apa?"pertanyaan macam apa ini.

"Kau bisa telusuri di internet bagaimana caranya."usul Yoora nampak kasihan dengan Min kecil yang sangat kelaparan. Yoongi pun mengangguk cepat dan segera merogoh ponselnya dan membuka pengaman ponsel lalu beralih ke firut pencarian.

Dua menit lamanya, Yoongi membaca dan memahami, dari gelagat ekspresinya mendadakan paham dan sesekali terkejut.

"Alat pompa manual, sayang. Kau harus gunakan itu."ujar Yoongi selesai membaca.

"Aku tidak memilikinya. Setahuku, eomma ku juga tidak memilikinya."

"Eomma ku memilikinya, aku tau saat Yoonji masih bayi, eomma menggunakan pompa itu. Jadi.."

"Kau akan mengambilnya ke Daegu?"tanya Yoora menginterupsi.

"Jauh sayang~"rengek Yoongi, tapi Yoora tiba-tiba terkejut saat dirasa Min kecil menggigitnya. -awh ringis Yoora karena terkejut, walau tidak sakit sama sekali, "kenapa?"tanya Yoongi mendekat.

"Menggigit."lapor Yoora. Yoora pun melepas Min kecil dari area tempat ASI tersebut, dan... tangisan Min kecil memenuhi ruangan.

"Aku tidak tau harus membeli pompa manual itu dimana. Nak, berhenti menangis, uuu sabar ya, saudaramu yang lain juga tidur, sebaiknya kau juga tidur, ayo.."oceh Yoongi dan mengambil alih Min kecil ke pangkuannya. Min kecil masih dengan tangisnya yang semakin keras.

"Suttt, anak appa itu tidak seperti ini, apa-apaan menangis-"

"Ish, bayi memang seperti itu. Kau juga saat masih bayi pasti seperti itu, dasar ayah pemula."desis Yoora sembari merapihkan pakaiannya kembali. Yoongi hanya terkekeh. Yoora pun mengambil ponsel Yoongi yang masih tertera tulisan mengenai hal yang membantu melancarkan ASI.

Deg

Jantung Yoora berasa meninju keluar, matanya pun seketika membelalak.

"Yoongi.."panggilnya. Yoongi yang mulai bisa menenangkan Min kecil dalam timangannya menoleh.

"Apa? Eh, kau membacanya?"seru Yoongi dan tersadar ponselnya ada di tangan sang istri. "Kau siap tidak? Kalau aku... siap siap saja, demi anak-anak kita."lanjut Yoongi diakhiri senyuman penuh arti.

"Tidak. Sepertinya kita harus mencari pompa itu. Argh, sebelumnya ASI ku lancar-lancar saja, kenapa sekarang seperti ini."celoteh Yoora was-was. Pasalnya, dirinya membaca jika tidak ada pompa manual, pijatan tangan pun bisa dilakukan.

"Aku sedang malas keluar sayang, aku juga bilang tadi bahwa aku tidak tau harus membelinya dimana, hum."tutur Yoongi dan beralih berdiri menimang-nimang Min kecil yang paling rewel diantara kakak-kakaknya. "Jika tidak ingin dipijat oleh tanganku, dengan tangan sendiri pun bisa."celetuk Yoongi seakan menebak rasa was-was yang Yoora tunjukkan.

Seesaw | Myg [M] [END]- RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang