-Maybe It's True-
Suasana pagi ini tenang tenang saja, tidak hingga Hyemi menghampiriku dan berusaha merendahkanku.
Aku sedang mencari permen di lokerku, hanya ingin mencari permen bukan mencari ular.
"Bagaimana rasanya melihat SooSoo bersamaku sekarang?" Dia menyeringai dan tidak membiarkanku kabur darinya.
Sakit. Sangat sakit.
"Jadi kau berpacaran dengannya hanya untuk membuatku cemburu?" Aku menutup mulutku seakan aku sedang menahan tawa.
"Aku menghargai kerja kerasmu Hyemi dan perhatianmu terhadapku" Aku tersenyum manis yang membuat Hyemi marah.
Namun satu hal yang tidak kuduga, Minsoo datang dari samping dan mengalungkan lengannya di pinggang Hyemi.
Itu adalah hal yang biasanya dia lakukan kepadaku.
Aku menatapnya dan dia menatapku balik dengan seringai, rasanya sakit.
"K-kalian berdua hanya mengotori tempat loker ini, pergi!" Kataku yang berusaha untuk mendorong mereka berdua. Namun sia sia, badan Minsoo itu kekar.
Tidak sekekar Jeongguk-
"Terimakasih sudah memutuskanku, aku menyadari bahwa selama ini aku memilih orang yang salah untuk menjadi pacarku" Dia tertawa dan mengecup pipi Hyemi.
"Namun itu semua sudah selesai dan aku menemukan orang yang lebih cocok untukku" Hyemi dan Minsoo tertawa di depan wajahku, ini membuatku muak. Sakit di dadaku bertambah saat mereka melakukan itu.
"Hei, hei! Ada apa ini" Suara Hanna yang kudengar ini membuatku tersenyum tipis.
Mengetahui sikap Hanna yang barbar, aku tidak menjamin keselamatan Hyemi dan Minsoo.
Oh, Hanna tidak sendiri?
Hanna bersama Mirae Unnie!
Mirae Unnie berjalan ke arahku dan menarikku dari sana dengan tangannya yang lembut.
"Kau baik baik saja?" Aku tersenyum dan mengangguk ke arahnya.
"Biarkan Hanna melakukan urusannya" Mirae Unnie terkekeh dan aku hanya tersenyum.
Perlu kuingatkan lagi disini kalau Hanna itu barbar. Aku yakin mereka berdua tidak bisa kabur dari Hanna.
.
.
.Ujian Kelulusan sebentar lagi selesai, ah rasanya aku ingin berteriak karena kegembiraan ini-
Oke, itu terlalu berlebihan.
Apa yang sedang dilakukan oleh Yoongi saat ini?
Aku keluar dari kamarku dan pergi ke sebelah. Aku ingin mengetuk pintunya, namun anehnya pintu itu sudah terbuka.
Pintunya terbuka?
Jangan jangan Yoongi sedang di rampok?!
Aku segera masuk ke rumahnya sambil meneriaki nama Yoongi. Namun berhenti saat melihat perempuan yang sedang duduk di depan Yoongi.
Kami bertiga saling menatap satu sama lain. Sangat canggung, seharusnya aku tidak melakukan hal bodoh tadi!
"Umm, maafkan aku. Aku akan pergi keluar" Aku melirik Yoongi yang sedang menatapku tajam.
Aku sedang berada dalam masalah!
Aku kembali ke kamarku dan menunggu Yoongi. Mereka berdua terlihat sedang berada di dalam percakapan yang serius, mereka sedang apa??
Perempuan itu memakai pakaian yang formal, bahkan dari wajahnya pun terlihat seperti wanita bisnis. Wanita bisnis???
Bukan salahku jika Yoongi membiarkan pintunya terbuka, siapa saja bisa masuk bukan?
Benar. Jadi jangan salahkan aku.
Aku mengangguk setuju terhadap pikiranku sendiri.
Beberapa saat setelah itu pintu kamarku terbuka dan menampilkan sosok Yoongi. Aku terkejut karena Yoongi mengetahui password pintuku.
"Yoongi aku-" Yoongi memotong pembicaraanku dengan mengangkat tangannya, itu langsung membuatku diam.
"Bisakah kau mengetuk pintunya terlebih dahulu?" Yoongi menatapku dengan tatapan yang mengintimidasi.
Aku terdiam, membiarkannya berbicara dulu. Aku tidak pernah melihatnya semarah ini.
Wow. Itu menakutkan sekali.
"Kau tahu seberapa pentingnya kesempatan itu tadi?!" Yoongi berteriak.
"Y-yoongi, aku tidak bermaksud untuk melakukan itu. Pintunya terbuka dan aku pikir-" Dia memotongku lagi yang membuat degup jantungku berdetak sangat kencang karena ketakutan.
"Karena kau memang bodoh! Lugu dan sangat naif!" Aku menatapnya sebentar, aku tidak tahu harus melakukan apa lagi.
"Kesempatan tadi itu lebih penting daripada dirimu! Jadi tolong berhentilah bersikap bodoh!" Mataku berkaca kaca saat Yoongi mengatakan itu.
Entah kenapa, saat Yoongi yang mengatakan itu rasa sakit ini bertambah dua kali lipat daripada rasa sakit yang kuterima dari Minsoo.
Aku tidak ingin mendengar Yoongi berteriak lagi, jujur aku takut.
"M-maafkan aku Yoongi" Aku pergi mendahului Yoongi tanpa melihat ke arahnya sama sekali.
Aku berlari dengan kencang, aku takut Yoongi akan meninggikan suaranya lagi di depanku.
Aku sampai di gang sepi di samping apartment kami. Ini masih sore jadi aku rasa tidak akan ada masalah.
Aku duduk dan memikirkan kata kata Yoongi tadi.
Aku bodoh, lugu dan naif?
M-mungkin memang benar. Selama ini yang aku lakukan hanyalah menganggu Yoongi.
Atau jangan jangan sifatku ini memang menganggu semua orang, termasuk Hanna sendiri?
Aku tidak tahu harus melakukan apa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD|MYG✔️
Fiksi PenggemarAku Park Mina, seorang siswi SMA yang hidupnya normal dan baik baik saja. Namun tidak setelah aku bertemu dengan seseorang. Min YoonGi. Yang dimana aku sangat menyesali pertemuan ini. Banyak yang menjulukinya dengan nama 'Mr. Hot But Cold, Min Y...