"Maaf Lord anda tidak bisa menyadarkannya. Kecuali___" pengawal setianya berulang kali mengatakan bahwa gadis itu tidak bisa di selamatkan.
"Kecuali aku menggunakan kekuatanku?" Sambung Lord dengan tenang.
"Nyawa anda taruhannya," jelas Pengawal Setia.
"Kau membantah padaku?" Tanya Lord.
"Tidak... tentu saja tidak. Aku hanya___" pengawal sedikit ragu untuk mengatakannya.
"Dia tidak akan kembali," sanggah pengawal itu. Setelah meyakinkan bahwa Lord akan mengerti keadaanya.
"Aku akan membuatnya kembali," gumam Lord.
"Kalian semua... keluar dari ruangan ini. KELUAR!" teriak Lord membuat para dayang ketakutan lalu melangkah pergi meninggalkan Lord bersama gadis itu.
"KELUAR!" teriak Lord dengan nada tinggi.
"Lord... jangan gegabah," ucap pengawal sebelum akhirnya pergi meninggalkan Lord.
"KELUAR KAU!" teriak Lord, membuat Pengawal setianya buru-buru pergi.
"Ternyata kau kembali. Kembali untuk memintaku membangunkanmu," ucap Lord.
Lord berjalan mendekati gadis itu, tangannya terulur, mengeluarkan cahaya biru dari tangannya dan mengarahkan sesaat ke tubuh gadis itu. Perlahan-lahan tubuh gadis itu kembali, seperti bunga yang mendapatkan air setelah kekeringan panjang. Detak jantung berbunyi merdu, nafas berhembus teratur. "Selamat datang Permaisuriku," ucap Lord lalu pergi meninggalkan gadis itu sendirian. Tubuhnya tidak bisa terlalu lama dekat dengan gadis yang di klaim sebagai miliknya. Racun yang dia serap hampir menyerap seluruh kekuatannya, tanpa berfikir panjang, Lord mengunci dirinya dalam kamar dan memulai bertapa, mengembalikan kekuatannya. Demi gadisnya, demi miliknya dia rela melakukan apapun. Apapun pasti dia lakukan, dengan yakin.
Flashback
Suasana begitu cerah, dengan gelegar petir dan rintikan hujan yang begitu megah. Sinar matahari begitu tenang, sehingga kecerahan tetap terjaga hingga saat gelegar petir menderu bunyi luas biasa keras.
Pria dengan wajah tegas sedang bermain dengan seorang gadis yang tampak pucat. Gadis itu duduk dengan lemah di atas kursi roda. Senyumannya yang lemah, membuat Pria dengan yakin mengenggam tangannya.
"Lepaskan aku... aku akan kembali dalam keadaan yang jauh lebih baik," gumam gadis itu lemah.
"Aku yakin kamu akan bertahan hingga akhir," ucap Pria itu dengan yakin.
"Tidak. Lord, mengertilah. Keadaan kini jauh berbeda," Gadis itu berusaha menjelaskan.
"Ara... putri Ara. Dengarkan aku, apapun yang terjadi kau akan tetap di sampingku," jelas Lord.
"Tidak... jika kau memaksa akan ada banyak korban yang jatuh. Bukan hanya orangtuaku, saudara bahkan yang berhubungan darah denganku. Aku adalah penghancur Dap... aku adalah penghancur," gumam Ara membuat Dadap memandangnya. Tatapan hangat, begitu penuh cinta.
"Aku akan mempertahankanmu," Lord mengucapkannya dengan penuh keyakinan.
"Kau mengerti apa yang kau putuskan?" Tanya Ara dengan nada begitu sedih, sudut matanya menjatuhkan rintikan bening yang berharga.
"Oppsss... jangan sedih. Aku akan mempertahankanmu," gumam Lord membuat Ara memeluknya dengan erat.
"Aku mencintaimu," bisik Ara dengan nada lemah.
"Aku juga. Sangat, sangat cinta," ucap Lord memeluknya semakin erat. Kebersamaan yang indah. Kupu bertebaran mengelilingi mereka, pelangi muncul di sudut hutan. Ara memandang sekeliling hutan, dia terpana dengan sebuah cahaya yang keluar dari beberapa tangkai bunga mawar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LORD DEMONS Completed✔️
Fantasy"Kau kembali" Dadap Davender "Siapa dirimu? Aku sama sekali tidak mengenalmu?" Tara Earlena