Flashback
Sebuah keluarga yang selalu bahagia. Membuat semua orang iri dan saling mengunjingkan agar harapan mereka tercapai menghancurkan keluarga kecil yang hangat menjadi dingin tiada terkira. Orang hanya akan berkata tentang hal buruk untuk membenarkan kesalahan mereka.
"Atu tayang unda," ucap Anak kecil yang ada dalam pelukan ibu yang ketakutan.
Malam semakin larut tapi suaminya tercintanya belum juga menunjukkan tanda-tanda pulang. Keadaan tempat kerja sungguh mengkhawatirkan. Karena beberapa fitnah yang dituduhkan pada mereka, Direktur dengan tegas memberhenti tugaskan dirinya tanpa pesangon. Belum lagi kasus korupsi yang menyeret namanya bahkan, tanpa bisa melakukan pembelaan bahkan sekalipun.
Pagi ini Bunda itu menangis, bagaimana nasib diri dan anaknya kali ini. Hancur, mereka jatuh sejatuh-jatuhnya daun dari puncak pohon.
"Unda... Unda," panggil Putri kecil dalam pelukannya.
"Rara lapar?" tanya Bunda berusaha tersenyum.
"Ala lapar," ucapnya dengan nada lucu. Pipi gembul serta bibir mungil yang selalu tersenyum adalah sumber kekuatan wanita yang lemah itu.
"Ala kangen ayah," gumam bayi itu.
Usianya baru menginjak satu setengah tahun. Mata yang berbinar penuh kerinduan membuat Ibunya memeluk Rara dengan erat.
"Ayah secepatnya akan pulang," bisik Ibunya dengan sangat pelan.
****
Bulan berlalu menjadi tahun, bayi itu kini menjadi gadis berusia lima tahun. Wanita itu kini semakin kuat setelah memutuskan mencari pekerjaan walau hanya sebagai penjaga kantin sekolahan.
Tetangga tetap saja mengunjingkan wanita yang selalu diam di rumah. Benarpun apa yang kita lakukan tetap akan salah di hadapan para tetangga atau lebih tepatnya Netizen nyienyier.
"Apakah Ayah akan pulang?" Tanya Rara. Dia adalah Tara.
"Sebentar lagi," gumam Bunda membuat Rara berjingkrak bahagia.
"Ayah pulang! Hore...! Ayah pulang!" teriak Rara dengan bahagia.
"kapan kau akan pulang?" tanya Bunda dengan Mimik sedih.
Tentu saja dia tadi berbohongan, hukuman mati telah di tetapkan untuk Ayahnya. Jika saja semua kekayaannya cukup untuk menebus seluruh dosa yang tidak pernah dilakukan Ayah mungkin Tara tidak akan melihat sisi kecewa Bundanya.
Ketika Tara beranjak dewasa Bunda dan Ayah terlihat begitu bahagia. Bukan ayah kandungnya yang selalu ada di sisi Bunda. Dia adalah Ayah Tiri yang dipilih Bunda mengisi kekosongan hatinya.
Setelah kabar hukuman mati, Bunda tidak mampu bersedih lagi. Memaksa kami menjadi keluarga wajar yang tertutup. Sungguh Tar sangatlah beruntung mendapatkan Ayah sebaik itu. Tidak pernah menginginkan lebih kecuali untuk kebahagiaan Bunda dan Tara.
Mungkin dengan masa lalu yang sangat pahit melekat erat pada diri Tara hingga memasuki awal sekolah. Bertahan sampai remaja dan berakhir dengan tragis. Siapa yang akan disalahkan pada kasus ini? Tidak ada. Anggap saja semua salah agar tidak melimpahkan kesalahan pada oranglain.
Kematiannya yang tidak wajar atau tragis harus berakhir dengan reinkarnasi lebih cepat dibandingkan dengan mereka. Tentu saja kehidupannya yang kedua tidak melupakan kehidupannya yang pertama. Tara memgingat jelas apa yang terjadi padanya. Ditambah lagi Tara tidak kunjung mengerti apa alasan Takdir menyatukannya dengan penguasa kejam penuh kekejian.
KAMU SEDANG MEMBACA
LORD DEMONS Completed✔️
Fantasy"Kau kembali" Dadap Davender "Siapa dirimu? Aku sama sekali tidak mengenalmu?" Tara Earlena