5

17K 935 28
                                    

"Lord... waktunya anda makan," ucap Adnan bersama dua orang pelayan di belakangnya.

"Aku tidak butuh makan," ucap Lord membuat Adnan tersenyum sesaat.

"Aku tidak akan memberi tahu kelanjutan semalam. Baiklah," ucap Adnan membuat Lord mau tidak mau harus menuruti dan memakan semua makanan hingga tandas.

"Hari ini perkumpulan para Raja akan di laksanakan. Anda harus hadir," ucap Adnan.

"Bagaimana dengan dia?" Tanya Lord.

"Dia akan baik-baik saja. Tenanglah," ucap Adnan. Membuat Lord memandangnya dengan tajam.

"Tatap saja aku seperti itu, aku akan mengurung niatku untuk membantumu. Adilkan," gumam Adnan dengan santai.

"Aku akan pergi. Tapi bisakah aku berbicara dengan permaisuriku sebelum pergi?" Tanya Lord, dengan mengantupkan rahangnya menahan amarah membuncah.

"Silahkan mandi dan bersiap. Lalu lakukan apa yang Anda inginkan," ucap Adnan melangkah pergi meninggalkan Lord.

Keberadaan gadis tidak berdaya itu sungguh membuat Lord sedikit bisa di kendalikan.  Setelah lord membersihkan diri dan berganti pakaian. Denga duduk tenang dia mengenggam tangan gadis itu. "Kapan kau akan bangun. Bahkan aku lelah menunggu," bisik Lord dengan nada sangat lembut. Bahkan kali ini dia begitu tenang mengucapkan setiap kata berupa candu yang menggiurkan.

"Aku masih menunggumu. Aku berjanji akan melindungimu," bisik Lord lagi.

"Jangan pernah meninggalkan aku sendiri lagi. Ara," bisiknya.

tok tok tok

Ketukan pintu sungguh membuat Lord berubah drastis.

"SIAPA!" teriaknya.

"Adnan," ucap Adnan dengan santai.

"Kereta telah siap. Apakah bisa kita berangkat sekarang?" Tanya Adnan masih berada di balik pintu.

"Aku baru saja duduk," ucap Lord.

"Baiklah. Aku tidak akan mengatakan apapun untuk membangunkan gadis itu. Aku pergi," ucap Adnan.

"Pengawal!"   Teriak Lord.

"Saya Tuan," jawab Adnan.

"Mari kita pergi," ucap Lord mengecup pelan bibir gadis itu yang terlihat menggiurkan.

####

Dalam tidur panjang Tara. Tara berada di antara kedua orangtuanya. Mereka terus menangisi kepergian Tara, kesalahan mereka memang tidak termaaafkan, bagaimana lagi kepuasan dunia adalah penyebab utama hancurnya dunia itu sendiri.

"Tara... kembalilah nak," ucap Ibunya terus membelai foto Tara sambil menangis terisak.

"Ayah dan Bundamu akan berjuang untukmu," ucap Bundanya lagi.

"Ke mana dirimu nak!" Teriak Bundanya lagi. Ayahnya hanya memandang dengan tatapan iba. Bunda yang kehilangan anak kesayangannya. Begitu terpukul dan terluka.

"Maafkan Tara. Bunda... Ayah. Tara telah memilih jalan dan ini yang Tara inginkan," ucap Tara kemudian menghilang dari rumah yang begitu hangat penuh kasih sayang.

"Jaga diri kalian," ucap Tara dengan linangan airmata bahagia. Dia masih bisa tersenyum melihat betapa besarnya cinta kedua orangtuanya pada Tara.

Kini dia berada dalam dunia mimpi.

"Kau tidak boleh mati!" Suara teriakan itu membuat Tara terkejut.

LORD DEMONS Completed✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang