12

6.6K 402 3
                                    

"Masa lalu sudah berlalu. Kini masa depan akan datang, " -Tara-

🏵🏵🏵🏵

###

Bruaaakkkk

Lord dengan kasar mendobrak pintu yang memang sengaja dikunci Tara dari dalam. Tara yang terlelap sungguh tidak menyadari kemarahan Lord yang memuncah.
"Putri Ara!" teriak Lord membuat Tara berjingkat kaget.
"Oh... Tuhan!" teriak Tara untuk pertama kalinya menyebut nama Tuhan.
"Siapa dia?" tanya Lord dengan mengerutkan keningnya.
"Tuhan?" tanya Tara. "Ah lupakan. Kenapa Raja tidak mau membiarkan hidupku tenang!" teriak Tara.
"Apakah aku menganggumu?" tanya Lord.
"Sangat," ucap Tara.
"Apakah rasa cintaku adalah gangguan terbesarmu?" tanya Lord.
"Anda buta, punya kuasa namun menghancurkan kekuasaan. Aku salah," ucap Tara lalu bangkit keluar dari dalam Bak mandi lalu dengan cepat mengambil handuk. Setelah memakainya dengan rapi, Tara keluar tanpa memperdulikan Lord. Hati Tara remuk redam, namun hingga saat ini Tara berhasil mengendalikan hatinya dengan sempurna.

Sakit yang dia derita hanya sepersekian persen dari luka yang jutaan rakyat hancur dan mati. Tara iba dengan keadaan. Apakah yang harus seorang Tara lakukan demi menyadarkan Lord bahwa perbuatannya sungguh membuat diri Tara sangat tidak nyaman.

Tara mengenakan gaun pink lalu merebahkan tubuhnya yang lelah ke tempat tidur. Tubuhnya terasa sangat lelah. "Kenapa tubuhku sangat lelah?" gumam Tara dalam hati.

Tara akhirnya terlelap dengan sangat. Setelah usaha menenangkan hatinya kembali Tara menangkan. Dalam mimpipun Tara masih merasakan aroma dendam yang membara siap menghancurkan keluarga Lord. Mungkin masa kejayaannya, kejayaan kerajaan itu akan segera berakhir dengan tanpa mereka sadari.

Malam begitu cepat berlalu hingga pagi datang dengan sinar mentari yang sumringah. Tara sedang berada di perpustakaan kerjaan. "Sedang apa Ratu?" tanya seorang Putri dengan gaya angkuh.

"Ratu?... Ehm... Ehm."

"Saya sedang membaca buku karakter bagaimana memahami mana teman yang bisa di andalkan dan mana yang suka memanfaatkan," ucap Tara dengan santai.

"Wah... Aku juga suka membaca itu Ratu. Mari membaca bersama," ajak Putri itu dengan sangat sopan.

"Dengan senang hati," jawab Tara.

"Dayang! Ambilkan buku tentang karakter yang lainnya," ucap Tara dengan anggun duduk di kursi tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Baik Ratu," jawab Dayang dengan sopan.

Beberapa saat kemudian tiga dayang membawakan masing-masing menyerahkan buku Karakter bahkan ada beberapa yang menyajikan tentang adegan ranjang. "Wah... Bukunya," ucap Tara dengan bahagia mengambil buku adegan ranjang.

"Penyihir memang sangat suka dengan adegan ranjang yang berfariasi," gumam Putri itu.

"Boleh aku bertanya siapa namamu?" tanya Tara.

"Namaku Tiara, Ratu,"ucap Tiara dengan pelan.

"Tawanan dari mana? Atau kamu akan menjadi selir Lord?" tanya Tara kemudian tersenyum simpul.

"Apakah Ratu menyetujuinya?" tanya Putri itu dengan senyum merekah.

"Apakah perlu izinku? Aku belum di nobatkan sebagai Ratu," gumam Tara.

"Tentu saja. Lord selalu mengatakan jika anda mengizikan maka semua akan berjalan sesuai keinginan Anda," gumam Putri Tiara.

"Benarkah? Kapan Lord mengumumkan hal itu?" tanya Tara dengan mengerutkan keningnya.
"Kemarin malam Lord memberi tahu pada Adnan. Namun Adnan baru mengatakannya pagi ini," jawab Putri Tiara.

LORD DEMONS Completed✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang