19

4.7K 296 1
                                    


BRUUUUAAAKKKK

Meja terbelah seketika, kali ini amarah Lord sedang memuncak.

"Bagaimana bisa mereka lolos!" teriak Lord.

"Saya tidak tau Lord," gumam Darren.

"Arrrghhh... Putri Ara akan dinobatkan menjadi Ratu tanpa mencampakkan Ratu sebelumnya?" gumam Lord.

"Kumandangkan saja bahwa Ratu Tara meninggal karena sakit dan jasadnya telah di kubur dua hari yang lalu," gumam Putri Ara dengan tenang.

"Sial!" teriak Lord.

"Adnan!" panggil Lord.

"Ya," jawab Adnan.

"Siapkan pasukan, sepertinya aku ingin menghncurkan sebuah kerajaan," gumam Lord.

"Baik Lord," ucap Adnan.

Adnan dengan cepat memanggil para pasukan handalnya. Kini setelah singa perang telah tidur sejenak. Akhirnya terbangun untuk mengibarkan bendera perang yang mengerikan.

"Kenapa dia sama sekali tidak mendengarkan aku!" teriak Putri Ara.

Darren tersenyum datar.

"Karena mungkin kamu memang tidak layak mendapatkannya," gumam Darren lalu berjalan meninggalkan Putri Ara.

"Arrrrgggghhhh... Anjing sialan, Babi kurang ajar!" teriak Putri Ara.

Sekejap terlintas dalam benaknya. Akan rencana besar, rencana yang akan membuka peluang terbesar dalam hidupnya untuk membuat Lord, Anjing dan Babinya tunduk pada perintah Putri Ara.

"Kita lihat saja... Kau atau aku yang menang," gumam Putri Ara melangkah pergi meninggalkan istana menuju kamar dan ruang rahasia miliknya.

####

"Dokter bagaimana keadaannya?" tanya Bayu.

"Keadaannya cukup stabil, kita hanya butuh donor darah karena darah pasien sangat langka," gumam Dokter.

"Kami akan mencobanya," gumam keempat sahabat Tara.

Mereka sebisa mungkin menutupi rasa ingin tau hingga Tara benar-benar sadar. Tidak akan ada yang mereka percaya selain Tara.

Entah keputusan yang tepat atau tidak kembalinya Tara ke dunianya menumbuhkan pertanyaan besar dalam benak mereka. Bahkan pada benak Kepsek.

"Apakah yang terjadi padanya?" tanya Pak kepsek.

"Entah," jawab mereka dengan muka polos khas orang yang tidak tau apa-apa.

"Apa yang terjadi dengan Tara-ku!" teriak Pak Kepsek.

"Tara-ku? Pantaskah anda mengatakannya, ketika hinaan terus terlontar dari bibirmu?" tanya Kinan.

"Siapa nama kalian? Aku akan mengurus kepindahan kalian bersama Tara," gumam Pak kepsek enggan memperpanjang perdebatan yang memang panjang.

"Namaku Kinan, dia Kia, sampingnya Killa dan sampingnya lagi Kira," ucap Kinan dengan tenang.

"Baiklah... Jaga Tara selama aku tidak ada," ucap Pak Kepsek.

"Siap!" teriak mereka berempat kompak.

Kepergian Pak Kepsek sungguh sangat melegakan. Pasalnya tatapan intimidasi dan mengerikan membuat mereka sungguh enggan. Kenapa tatapan hanya tertuju pada mereka sedangkan dia menatap Tara dengan penuh penyesalan.

"eh... Tunggu bukankah Ratu sedang hamil?" tanya Kinan.

"Ya... Dan bagaimana dengan anaknya?" tanya Kia khawatir.

LORD DEMONS Completed✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang