Adnan, Dadap dan Darren berusaha berlari dari kejaran para iblis yang lebih menuruti perintah Putri Ara. Benar saja kekejaman yang sesungguhnya adalah kehilangan apa yang kita miliki setelah berjuang untuk mendapatkannya.
"Aku tidak bisa pergi," ucap Dadap menghentikan langkahnya.
"Kenapa?" tanya Adnan.
"Padahal rakyatmu sudah melupakanmu," sambung Darren.
"Lihat," ucap Dadap. Sambil menunjukkan ke arah seluruh wilayah yang di hancurkan iblis. Tidak ada yang tersisa, bangunan roboh, anak-anak menangis kehilangan orangtuanya, ada juga yang merintih kesakitan.
"Lalu? Kamu akan melawan Ara? Kamu yakin? Bahkan untuk menyembuhkan dirimu, kamu masih membutuhkan Tara," gumam Adnan.
"Alasanku bukan hanya itu, aku tidak mau mengusik Tara yang pernah aku sakiti," gumam Dadap.
"Kamu lebih memilih mati? Membiarkan Ara bahagia? Lalu melakukan apapun untuk menghancurkan dunia ini."
"Kemudian ada masa di mana kamu menyesal telah mati, lalu ingin kembali, tapi pasti tidak mungkin lagi," ucap Darren menimpali penjelasan Adnan yang tidak seberapa.
"Kenapa! Kenapa aku malah lebih milik Ara dibandingkan dengan Tara!" teriak Dadap.
"Sudahlah," bisik Adnan.
"Sekarang negeriku hancur, seluruh kekuatanku di serap Ara tanpa sisa, kekuatan Black, semuanya," ucap Dadap.
"Apakah kau tidak ingin melihat anakmu?" tanya Adnan.
"Anak?" Lord mengerutkan keningnya.
"Iya... Anak yang Tara kandung sejak masih tinggal di sini, aku yakin akan ada banyak jalan untuk menemukan di mana kekuatan 'Black' bersembunyi," jelas Darren.
"Aku tak pantas menjadi ayahnya," gumam Dadap.
"Kau belum mencobanya atau berusaha menebusnya?" tanya Adnan.
"Kalian saja yang pergi, karena mereka tidak akan berhenti apalagi melihat aku tiada. Setidaknya aku masih bertanggung jawab hingga akhir."
Dadap berlari cepat, meninggalkan Adnan dan Darren. Tidak ada jalan lain, jika mereka mengikuti Dadap, maka kematian mereka bukan hanya cerita atau bahkan isapan jempol belaka.
"Bagaimana?" tanya Adnan.
"Kita akan kembali bersama Putri Tara," gumam Darren.
Akhirnya Adnan dan Darren melangkah menuju portal. Mengabaikan teriakan Lord yang kesakitan atau tawa Iblis yang berhasil menangkap Lord.
Adnan merasakan sedikit khawatir, Darren yang sepertinya tau bahwa Adnan sama sekali tidak bisa menjauh dari Lord, memeluknya.
"Kita akan bersama lagi," bisik Darren.
"Tapi aku harus menjaganya," gumam Adnan.
"Dia akan baik-baik saja," sanggah Darren.
"Aku harap dia akan baik-baik saja, karena keluargaku hanya dia," geram Adnan.
"Kuasai dirimu, atau kau akan kehilangan Dadap selamanya," bisik Darren.
Adnan terdiam, membenarkan ucapan Darren. Lagi dan lagi Takdir mempermainkan mereka dengan ikatan-ikatan yang saling berkaitan erat dan ruwet.
"Ayo... Kita harus segera sampai, karena waktu sini lebih cepat di bandingkan sana untuk kita, namun untuk Tara sebagai manusia, waktu sini sangat cepat dibanding sana," jelas Darren.
KAMU SEDANG MEMBACA
LORD DEMONS Completed✔️
Fantastik"Kau kembali" Dadap Davender "Siapa dirimu? Aku sama sekali tidak mengenalmu?" Tara Earlena