25

4.8K 278 3
                                    

2 jam kemudian Tara membuka mata, dia menyadari ada sesuatu yang berat menimpa kepalanya. Tara hanya melirik dari kaca dasbor melihat Dan terlelap.

"Apakah kau lelah? Kau sangat tampan," gumam Tara.

"Aku tau," jawab Dan. Matanya masih terpejam.

"Apakah kita sudah sampai?" tanya Tara.

"Iya... Kurang lebih dua jam yang lalu," ucap Dan.

"apa? Kenapa tidak membangunkan aku? Padahal aku sangat merindukan mereka," ucap Tara. Sedikit terkejut.

"Mau bagaimana lagi? Kau tidur dengan sangat cantik, aku tidak tega membangunkannya," gumam Dan.

"Astaga, aku mohon, jangan puji aku berlebihan, takut terbang, lalu jatuh ke bawah jurang," gumam Tara.

"Kau memang sangat cantik," bisik Dan.

Tara tersenyum sambil menggeleng-nggelengkan kepalanya.

"Aku sudah merindukan mereka kenapa kita tidak segera menemuinya?" gumam Tara.

Dan mengangguk dengan cepat keluar dari mobil lalu membuka pintu sebelah Tara. Dengan lembut Dan menggendong Tara.

"aku bisa berjalan," tolak Tara.

Dan menggeleng pelan.

"Kamu belum boleh berjalam jika belum sembuh," bisik Dan.

"Sahabat sejati," gumam Tara.

Dan tersenyum.

Tara dengan cepat mengecup pipi Dan.

Cup

"Hadiah karena mau mengendongku yang berat," bisik Tara.

Cup

Dan melumat bibir Tara pelan.

"ehm," suara itu membuat Tara dan Dan kikuk.

Kinan dengan santai berdehem.

"Bisa di tunda dulu enggak, setidaknya sampai mereka selesai konser," ucap Kinan. Lalu pergi meninggalkan mereka.

"maaf," gumam Tara.

"Bukan salahmu," bisik  Dan.

Tara menghela napas, firasat buruk selalu saja menyesakkan dada, namun berkali-kali Tara menyakinkah hatinya dengan pelan. Semua akan baik-baik saja.

Dan mendudukkan Tara di kursi panjang lalu menggendong Ken dengan pelan.

"sini sayang," ucap Tara. Ingin menggendong Putranya.

Dan memberikan Kenzo pada Tiara, dengan pelan. Dan tidak mau melukai Ken maupun Tara. Kenzo menatap Tara. Perlahan matanya terus menyelami Tara.

"Terima kasih... Telah menjaga lima permataku dan juga aku," gumam Tara.

"Sudah menjadi kewajibanku," bisik Dan.

"Karena aku menganggapmu berharga, aku tidak akan menyia-nyiakan,"  bisik Dan.

Tidak ada namanya cinta yang menyakitkan jika kedua insan saling berpelukan. Walau tidak berpasangan, ada kalanya dalam ikatan lainnya. Mereka tengah bahagia walau tidak saling memiliki.

Dan akhirnya meninggalkan Tara yang terlelap di sofa panjang. Sebelum pergi Dan mengecup kening Tara dan ke lima anaknya.

###

Waktu berputar begitu cepat, berangsur-angsur Tara pulih dan kembali seperti sedia kala.

Kinan berulang kali melarang Tara kelelahan. Dirinya harus cukup istirahat, namun Ken hanya diam kala sudah merasakan pelukan Tara.

LORD DEMONS Completed✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang