14

5.9K 335 3
                                    

Tara mengerutkan keningnya. Ketika matanya terbuka dan menatap ke seluruh ruangan kenapa seperti ada yang berbeda.

"Apakah aku dalam mimpi?" tanya Tara.

"Tidak Ratuku," bisik Lord yang masih mendekap erat tubuhnya.

"Sungguh dekapanmu membuatku tidak nyaman," gumam Tara.

"Maaf," bisik Lord sedikit kaku.

"Sudah pagi, waktunya pertunjukan," gumam Tara.

"Pertunjukan?" tanya Lord.

"Hmm... Bukankah Anda harus menyambut para calon selir? Itu tradisi," bisik Tara.

"Apakah aku melupakan banyak hal," gumam Lord.

"Ayo kita bersiap," bisik Lord.

Tara mengangguk dengan cepat, "Mari kita nikmati kehidupan baru," bisik hati Tara.

Tara masih enggan bangkit kemudian memejamkan mata kembali.

####

Lord melangkah tegap menuju singgasananya. Senyum merekah terukir tak jemu dari bibirnya merah ranum. "Lord?" panggil seorang calon selir berusaha mengalihkan perhatian Lord.

"Yah," jawab Lord.

"Kenapa Anda tidak turun dan menyapa kami?" tanyanya.

"Ah... Yah, baiklah," gumam Lord dengan santai berdiri dari singgasananya lalu berjalan mendekati para selirnya.
Dari 1000 putri Raja yang hadir dalam pesta rakyat kemarin sisa 100 yang bertahan dan kini tinggal 20 yang masih berjuang mendapat perhatian.

"Lord," panggil Tara dengan lembut.

"Maaf," bisik Lord langsung menjauh dari para selirnya.

"Kenapa? Aku sejak dulu menyuruhmu bermain dengan ribuan selir," bisik Tara.

"Apa yang terjadi padanya?" Tanya Lord dalam hati.

"Aku yakin Lord akan tetap setia padaku," bisik Tara.

"Baiklah," ucap Lord membiarkan beberapa putri mendekatinya. Tidak ada hal lain yang mereka ceritakan kecuali kisah pilu keluarga. Dan juga penderitaan istana.

"Kemana mereka? Keempat dayangmu?" tanya Lord.

"Dayang?" tanya Tara sontak membuat Lord menatapnya lekat-lekat.

"Kau bukan Ratuku," desis Lord setelah memperhatikannya dari dekat.

"Tapi aku Putri Ara yang mati dengan mengenaskan," bisik gadis yang tadi Lord pikir itu adalah Ratunya.

"Kau terlalu ingin menjadi selir? Jangan membuatku marah!" teriak Lord membuat Adnan yang baru datang terkejut.

"Apa yang terjadi Lord?" tanya Adnan.

"Dia mengaku sebagai Putri Ara," jawab Lord singkat.

"Maaf Putri silahkan keluar dari ruangan ini," ucap Adnan dengan sopan.

"Apa maksudmu?" tanya Gadis itu.

"Anda tidak pantas menjadi Selir Lord," gumam Adnan. Membuat gadis itu menatap nanar Lord.

"Bagaimana aku tidak pantas! Akulah! Akulah Putri Ara yang asli!" teriakan itu menggema di seluruh ruangan.

"Jika kalian tidak percaya! Aku akan menunjukkan sesuatu yang pernah Lord berikan padaku!" teriaknya  sungguh membuat Lord terdiam sesaat.

LORD DEMONS Completed✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang