Rintik-rintik hujan turun dari langit, Lova menarik nafas panjangnya berkali-kali sambil menutup matanya. Ia sangat suka dengan aroma tanah yang terkena tetesan hujan ini.
Lova sekarang berada di halte depan sekolahnya, tepatnya setelah bel pulang sekolah berbunyi Lova berpisah dengan Wilda yang memang membawa motor.
"Ngapain?"
Suara dingin itu menyapa telinga Lova, Lova mengenal dengan jelas siapa pemilik suara ini.
Tebakan Alova benar seratus persen saat ia menoleh dan mendapati Aksa yang duduk di atas motor sport hitamnya.
"Apa?" Dengan muka cengonya Alova balik bertanya.
Aksa menghela nafasnya, untung dirinya masih sabar karena mengingat yang sedang ia ajak bicara saat ini adalah perempuan, "Ngapain?" Ulang Aksa tanpa menambah ataupun mengurangi kata.
"Lagi nafas" Jawab Lova cepat, lalu ia mengulang aksinya didepan Aksa, tak perduli tatapan yang terlihat jelas di wajah Aksa.
Aneh.
Seperti itulah kata yang sedari tadi berkeliling di kepala Aksa tentang gadis di hadapannya ini.
"Aneh!"
Lova membuka matanya karena tak terima dikatai aneh dengan cowok yang lebih aneh, gadis itu terua saja menatap Aksa dengan mata bulatnya. Hingga pada akhirnya Aksa menyalakan mesin motornya dan meninggalkan Alova yang malah tersenyum tak jelas.
'Dia yang aneh! Kata Wilda dia orangnya cuek, tapi barusan dia duluan yang ngajak ngomong Lova'
Tin tin
"Mau berdiri terus disitu mbak?!" Teriak Gevan dari dalam mobil. Lova yang belum sepenuhnya fokus karena fokusnya telah dicuri oleh Aksa, kini malah kembali duduk di kursi halte.
Gevan mencebik kesal, "Lova, adek kurang ajar!" Gevan memilih turun dari mobil dan menghampiri Lova. Membuat gerumbulan siswi yang baru saja keluar dari sekolah berteriak heboh.
"Ganteng banget itu sumpah" Ucap salah satu siswi yang sedang memegang cermin kecil, Gevan menoleh karena mendengar jelas ucapan itu.
Teman-temannya pun mengangguk setuju dengan terus memandangi Gevan, "Dia noleh ke arah lo!"
Dengan cepat gadis berambut blonde itu merapikan rambutnya, "Shit! Gue udah cantik kan?"
Gevan bergidik ngeri, itukah yang dinamakan cantik? Menurut Gevan cantik bukan hanya tentang penampilan maupun gaya tetapi tentang ketulusan dan kebaikan hati.
Tak mau berlama-lama, Gevan kembali berjalan ke arah Lova yang sekarang memejamkan matanya kembali.
"Dor!"
Lova hampir terjungkal kalau saja tak ada yang memegangi bahunya, ia telah dikejutkan oleh kakaknya yang paling sialan.
"Dasar kecoa!" Umpat Lova.
Gevan memegang lengan Lova lembut, "Waktunya pulang ratu" Lova menepuk bahu Gevan lalu terkekeh.
"Ayo pak supir" Ucapnya dengan semangat empat lima, Gevan hanya memutar bola matanya malas, antara kesal ingin memutilasi adiknya sekarang juga dan ngakak karena adiknya baru saja tersandung kakinya.
Lova menoleh ke arah siswi yang tadi sempat mengagumi kakaknya. Siswi-siswi itu menatap Lova dengan tatapan mata yang tak bisa dijelaskan.
"Apa liat-liat! Mau digandeng kayak gini? Mau peluk kayak gini? Mau cium di pipi kayak gini? Atau mau gendong kayak gini?"
Lova mengangkat genggaman tangannya, memeluk Gevan dari belakang, mencium pipi kakaknya sekilas, dan terakhir gadis itu melompat dan menempel di punggung Gevan.

KAMU SEDANG MEMBACA
She is a Cute Girl
Teen Fiction[REVISI SETELAH TAMAT] Aksa dan Alova, remaja SMA yang di jodohkan oleh kedua orang tua mereka. Awalnya semua berjalan dengan baik, tetapi ketika masa lalu Aksa kembali. Runtuh sudah kapal mereka berdua, hingga terombang-ambing di tengah lautan. Ba...