Suara tawa menggelegar di kamar mewah nan lebar milik Arjun. Aksa, Gasga, Anji sengaja datang ke sana untuk mengacak-acak kamar Arjun.
Terlihat Aksa yang sedang duduk di ranjang king size milik Arjun dengan menyenderkan kepalanya di kepala ranjang, Anji yang sedang memakan cookies di sofa, Gasga yang memainkan laptop milik Arjun di karpet, meskipun Arjun sudah melarang tetapi Gasga tetaplah Gasga.
Sedangkan Arjun hanya bisa mengomel karena lagi-lagi kamarnya yang menjadi sasaran teman-temannya ketika berkumpul.
"Iwaw, terkejut gue. Arjun nyimpen film gituan" Ucap Gasga keras, Anji yang sedang asik melahap cookiesnya itu mendekati Gasga dan menemplok di punggung tegap Gasga.
Aksa kembali menutup matanya yang sempat terbuka, menenangkan pikiran memang sangat menyenangkan.
"Sialan, jijik gue! Minggir!" Gasga menggoyang-goyangkan tubuhnya. Anji terkekeh, merasa dirinya menaiki wahana permainan gratis.
Setelah merasa puas, Anji mengangkat tubuhnya dan betpindah ke sisi kanan Gasga.
"Sadar diri kek, tubuh lo berat" Gasga menabok kepala Anji pelan, cowok itu kebali terkekeh. Dasar Anji tolol.
Gasga kembali memfokuskan pandangannya pada laptop milik Arjun, "Gila ada sepuluh lebih filmnya. Hancur lo Jun".
Anji menggelengkan kepalanya sambil menatap Arjun yang mendesis tajam. "Istighfar Jun".
"Berisik" Arjun mendusel ke Aksa yang memejamkan matanya. Aksa menjadi terusik karena Arjun tidak bisa diam.
Aksa meraba-raba, mencari handphonenya yang tiba-tiba berdering. Dan ternyata benda itu berada di bawah tubuh Arjun.
"Handphone gue anjing, minggir!"
Arjun berguling ke kanan karena tendangan dari Aksa, "Sadis lo man!"
Aksa menggumam tak jelas, membaca sekilas nama yang muncul di layar. Cewek aneh.
"Aksa! Aksa dimana!?" Spontan, Aksa menjauhkan handphone dari telinganya. Arjun yang berada di samping Aksa terkekeh karenanya. "Rumah Arjun".
"Sini! Ke rumah Alova! Cepet! Alova tunggu!" Setelah mengucapkan itu, Alova memutuskan sambungan sepihak. Aksa berdecak singkat sebelum berdiri, merapikan bajunya yang sempat kusut, dan segera beranjak dari sana.
Melihat Aksa yang hendak keluar dari kamar Arjun, Anji menghentikan langkah kaki Aksa menggunakan ucapan, "Kemana bro?"
"Rumah Alova"
Gasga, Anji, dan Arjun kini saling pandang dan menaikkan alisnya dua kali alias bahasa isyarat, "Bucin cie"
Aksa melempar topi milik Arjun yang berada tak jauh dari jangkauannya dan benda itu tepat mengenai sasaran. Lalu mengacungkan jari tengahnya, "Cot".
Ketiga temannya tertawa terbahak-bahak, bahkan Anji sampai memegangi perutnya yang rata.
"Ngapain lagi, sana udah!" Usir Arjun saat melihat Aksa kembali masuk ke kamarnya dengan wajah melas.
"Pinjem mobil" Ucap Aksa pada Arjun yang kini menatapmya rendah.
"Gak modal banget bang!" Ejek Arjun, meskipun setelahnya cowok itu memberikan kunci mobilnya pada Aksa.
~♥~
Hal yang paling Alova sukai adalah memandangi wajah tampan nan kece milik Aksa. Seperti saat ini, dirinya tengah memandangi Aksa yang sedang menyetir.
"Aksa, mampir ke minimarket dong. Plis!" Pinta Alova saat melihat minimarket hampir mereka lewati.
Aksa mengangguk menurut, lebih baik begitu daripada rambutnya nanti yang jadi sasaran kekesalan Alova.
Mobil sudah terparkir di area minimarket, Alova tersenyum manis pada Aksa, manis sekali. Aksa yang notabenenya manusia paling tidak peka itu hanya menunghu Alova turun.
"Ish Aksa! Nggak peka!" Desis Alova, sambil memukul keras paha Aksa. Keras bagi Alova dan bagi Aksa seperti membelai.
Aksa menaikkan sebelah alisnya, "Apaan?"
Alova kembali mencak-mencak, perasaan tidak peka yang Aksa miliki melebihi batas normal. Alias super duper tidak peka.
"Beliin"
Kini giliran Aksa yang mendesis, "Gue bukan babu lo". Ucapan Aksa membuat Alova mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela.
Ngambek mode on.
Hening seketika. Dua menit kemudian barulah Aksa pasrah "Beli apa?" Tanya Aksa, menyadari raut wajah Alova yang berubah karenanya.
"Beliin Alova roti" Gadis itu akhirnya menoleh sambil tersenyum senang. "Rasa apa? Coklat? Keju?"
Alova menghentakkan kedua kakinya lagi. Rasa kesalnya pada Aksa semakin bertambah, "Bukan roti itu, tapi---"
"Tapi?" Aksa mengulang perkataan Alova, Alova menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ingin langsung ceplos tapi gengsi.
Aksa gemas sekali dengan gadis di hadapannya, bukan gemas seperti yang ada di pikiran kalian, tetapi gemas untuk menendang gadis itu keluar dari mobil milik Arjun.
"Pembalut" Alova menghela nafasnya lega, ingin berbicara satu kata saja susahnya setengah mati.
Aksa menggelengkan kepalanya berkali-kali, "Gak gak gak. Beli sendiri"
Alova memajukan bibirnya, kembali menatap rintikan hujan yang mulai turun membasahi tanah.
Ngambek level dua mode on
Aksa mengutuk dirinya sendiri, pasti gadis yang duduk tepat di sampingnya ini menyumpah separahi dirinya.
Mengingat Avsa ketika pms, yang tiba-tiba berubah seperti singa kelaparan jika sedang marah. Sedangkan Alova ketika pms, seperti singa betina yang ditinggal mati suaminya. Mencak-mencak tak jelas. Kini Aksa mengetahui perbedaannya.
"Yang gimana?"
Alova menoleh dengan cepat membuat Aksa terkejut, bukan karena gerakannya, tetapi rambut gadis itu mengenai wajahnya.
"Terserah Aksa" Alova menyodorkan satu lembar uang berwarna biru, tetapi Aksa masih belum mengambilnya. Malah semakin membuat Alova mencak-mencak.
"Terserah gue kan?" Alova mengangguk girang, "Iya terserah Aksa".
Aksa mengeluarkan senyum devilnya, "Yang panjangnya sampe leher ya?"
"Mana ada Aksa!!!"
~♥~
Heiyo tayo :v
Maaf baru update, mohon dimaklumi ´з'
Sedih akutu, liat rank SiaCG turun (* ̄︶ ̄*)
Kalian Dapet salam dari Aksa, tampanque 💐
Vomment jangan lupa!
Luv u 🤘
KAMU SEDANG MEMBACA
She is a Cute Girl
Teen Fiction[REVISI SETELAH TAMAT] Aksa dan Alova, remaja SMA yang di jodohkan oleh kedua orang tua mereka. Awalnya semua berjalan dengan baik, tetapi ketika masa lalu Aksa kembali. Runtuh sudah kapal mereka berdua, hingga terombang-ambing di tengah lautan. Ba...