S A T U

8.1K 306 4
                                        

Cahaya mentari pagi menerobos masuk melalui jendela, memantul di cermin dan berakhir pada Lova yang tengah menutupi cahaya itu dengan tangan mungilnya.

Sebelum akhirnya gadis itu pasrah harus meninggalkan mimpi indahnya dan kembali ke dunia nyata.

"Pagi mentari!" Sapanya pada mentari seperti biasa tak lupa dengan senyumnya membuat lesung pipit yang tercetak jelas di pipi kananya terlihat.

Lova segera berdiri dan memakai sandal berbulunya, lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan sekaligus menyegarkan tubuhnya.

Setelah berkutat di dalam kamar mandi, Lova keluar dari kamar mandi dengan wajah segar. Tiba-tiba ia berteriak kencang.

"Kak Gevaaannnn! Ngapain disini! Mau ngintip ya!" Tuding Lova sambil merapatkan handuk yang melilit di tubuhnya.

"Eh jangan teriak-teriak tolol!  Gue disini tadi mau bangunin lo. Lagian yang mau diintip dari lo apanya, gak ada yang menarik!" Ucapan jujur yang terlontar dari mulut Gevan itu membuat Lova merasa malu sekaligus kesal.

"Jangan jujur-jujur deh kak! Yaudah sana keluar!" Usirnya dengan mengkibas-kibaskan tangannya.

"Emang kenyataannya gitu, rata depan belakang kaya triplek"

Tawa keras menggema di ruangan itu, Lova yang dipermalukan kakaknya sendiri hanya bisa melempar sandal berbulunya.

"Ampun deh! Btw buruan, bareng gue apa nggak"

Setelah kakaknya telah hilang dari hadapannya, Lova bernafas lega. Betapa malunya ia tadi! Sialan kak Gevan!

Lova memandangi tubuhnya di depan cermin lebar, tak seburuk apa yang dikatakan kakaknya tadi.

'Kak gevan tukang boong!'

•~•

Kringg Kringg

Bel istirahat berbunyi, membuat ratusan siswa yang wajahnya suram menjadi bersinar-sinar.

"Oke cukup sekian pertemuan kita hari ini, semoga apa yang saya ajarkan tadi bermanfaat untuk kalian. Selamat siang!" Guru berperawakan tinggi dengan kumis tipis yang menghiasi wajahnya itu berjalan keluar kelas dengan langkah tegapnya.

"Gila tu guru Lov, keren abis deh!" Seru Wilda sambil menepuk-nepuk punggung Lova.

"Aduh sakit Wil! Kamu udah berapa kali bilang dia keren! Aduh!" Lova menatap tajam Wilda yang sekarang malah cengengesan.

"Ayo ke kantin!" Ajak Lova masih dengan wajah kesalnya.

Mereka berjalan bersisian menuju kantin, "Itu si Zela perasaan ngeliatin kita deh" bisik Wilda membuat Lova mengikuti arah pandang Wilda dan menemukan Zela bersama kedua temannya yang sedang menatapnya tajam.

"Biarin sih, Lova gak peduli" Lova menarik tangan Wilda dan mempercepat langkahnya.

Brukk

Lova terjatuh di ubin membuat Wilda dengan cepat membantu sahabatnya itu, "Lo gapapa kan?" Tanyanya pada Lova yang tengah membersihkan roknya.

"Gak papa kok" Lova beralih menatap orang yang menabraknya tadi, Lova terkagum dengan wajah tampan yang juga sedang menatapnya sekarang.

"Eh, maaf ya aku gak sengaja" Ucap Lova saat Wilda menyenggol lengannya karena terlalu lama menatap wajah tampan itu.

Tanpa menjawab, cowok itu berlalu begitu saja membuat senyum di wajah Lova lenyap seketika.

"Kok langsung pergi sih! Dia siapa Wil? Ganteng!" Tanpa sadar Lova mengatakan itu semua, Wilda yang mendengarkan, melebarkan matanya.

She is a Cute GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang