Aksa Dirgantara

17.7K 439 2
                                    

Aksa bersama saudara kembar dan kedua orang tuanya memasuki sebuah restoran yang terlihat mewah. Mereka berjalan bersisian menuju tempat yang sudah mereka pesan.

"Ma, seru pasti ya. Avsa gak sabar deh liat raut wajahnya Aksa nanti" Avsa, saudara kembar Aksa berbisik tepat di telinga mamanya.

Anya, mama dari kedua saudara kembar itu menyenggol lengan Avsa. "Ssst kamu itu, liat dia males-malesan ngikutin kemauan papa makan malam disini"

Avsa terkekeh, "Mungkin dia bingung ma, kan enggak biasanya papa ngajak makan malam. Makan malam dirumah aja jarang" Mamanya mengangguk-angguk.

"Pa, kita mau kemana sih?" Aksa mengacak-acak rambutnya frustasi, sedari tadi hanya berjalan tak sampai-sampai.

"Rapikan rambut kamu itu, papa ada kabar gembira buat kamu. Makanya kita kesini untuk merayakannya" Aksa menghela nafas panjang dan menuruti saja keinginan papanya.

"Nah di sini, ayo" Satya, papa Aksa merangkul Aksa layaknya sahabat. Aksa yang merasa papanya berperilaku aneh menoleh pada Anya. Menaikkan sebelah alisnya seolah menanyakan ada apa, dan mamanya hanya membalas dengan senyuman misterius.

"Selamat datang Pak Satya, selamat menikmati hidangan" Ucap salah satu waiters lalu berjalan meninggalkan mereka diikuti waiters lainnya.

Mereka duduk di kursi yang telah disediakan, Satya yang sedari tadi tersenyum mempersilahkan istri dan kedua anaknya menikmati hidangan yang tersedia.

"Ayo tunggu apa lagi, kita makan!" Seru Satya yang pertama kali mencicipi gurame asam manis. Diikuti istri dan kedua anaknya.

Hening, tak ada pembicaraan selagi makan. Hanya dentingan sendok atau garpu yang terdengar.

Selesai makan, Satya yang membuka percakapan terlebih dahulu, "Nggak terasa ya, kalian udah besar" Satya memandangi kedua anaknya.

"Iyalah gak kerasa, sibuk kerja mulu" Aksa berucap setelah membersihkan mulutnya dengan tisu.

"Aksa" Anya melirik ke arah Aksa, ia hanya ingin supaya keadaan tetap baik. Tidak ada sindiran ataupun bentakan.

"Gak papa ma, lagian papa juga sadar kok kalau selama ini papa terlalu sibuk" Satya menyenderkan tubuhnya.

"Pa, Avsa mau pelihara kucing. Boleh gak?" Avsa yang selalu bisa memperbaiki keadaan, kini memulai aksinya.

"Kucing? Emang kamu nanti bisa merawatnya dengan baik?" Berhasil, Avsa senang caranya berhasil. Avsa mengangguk antusias, Avsa memang ingin memelihara kucing.

"Boleh-boleh saja kalau kamu bisa merawat" Avsa meninju tanganya ke udara setelah mendengar ucapan papanya.

"Yeee, papa emang terbaik" Avsa berdiri lalu menghampiri papanya untuk sekedar memeluk.

"Dikira boboiboy apa terbaik" Aksa memang benar-benar perusak suasana.

"Ih biarin wlee" Avsa menjulurkan lidahnya, merapatkan pelukannya pada Satya.

"Sudah-sudah papa nggak bisa nafas nih kamu kekencengan meluknya" Ucap Satya membuat Avsa terkekeh, lalu kembali duduk di tempatnya.

"Jadi papa mau ngomong sesuatu sama kamu" Satya menatap Aksa yang menutup matanya.

"Hei papa ngomong sama kamu tuh!" Avsa melempar sepotong kentang goreng ke arah Aksa membuat cowok itu berdecak.

"Lo apa-apaan sih!" Aksa menatap Avsa dengan tatapan tajam.

"Aksa papa nggak mau berbelit-belit, papa cuma mau ngomong bahwa papa jodohin kamu dengan anak rekan kerja papa" Akhirnya Satya dapat mengucapkan tujuannya mengajak keluarganya makan di restoran ini.

Aksa mendelik menatap Satya tak terima, "Papa gak bercanda kan? Papa tau kan Aksa gak suka jodoh-jodoh an kayak gini!" Aksa berdiri dari duduknya membuat Satya mau tak mau ikut berdiri.

"Papa hanya ingin yang terbaik buat kamu. Dan acara tunangan nya bulan depan" Satya mendekat ke arah anaknya lalu menepuk-nepuk pundak Aksa pelan.

"Pa, Aksa nggak mau dijodohin" Nada Aksa mulai melemah, jika sudah seperti ini Satya sudah tidak bisa berbuat apa-apa ia hanya diam.

Avsa dan mamanya hanya diam. Avsa kira Aksa akan menerima perjodohan ini dengan senang, tetapi ini Aksa. Aksa yang keras kepala dan egois.

"Kamu menolak perjodohan ini?" Tanya Satya, membuat Aksa menggeleng.

"Nggak, Aksa masih kaget aja" Ucapan Aksa membuat semua orang merasa lega.

"Aksa takut aja, Aksa gak bisa ngerasain masa muda" Pernyataan itu keluar begitu saja membuat Satya dan Anya terkekeh, berbeda dengan Avsa yang sudah terbahak-bahak.

"Hei, kamu nggak langsung nikah. Tunangan dulu, masalah nikah terserah kamu siapnya kapan" Anya yang sedari diam ikut berbicara.

"Oke Aksa mau" Satya dan Anya saling berpandangan, tidak biasanya Aksa menerima segala sesuatu dengan langsung. Kalau diibaratkan makan, Aksa akan mengunyah makanan itu sangat lama baru bisa menelannya.

"Mau apa?" Goda Avsa membuat Aksa menarik rambut panjang saudara kembarnya itu.

"Aduh, sorry Sa. Gak lagi suer" Aksa melepas tarikan itu setelah mendapat satu helai rambut Avsa lalu membakarnya di lilin yang berada tepat di depannya.

"Anjas, demi apapun sakit" Avsa mengusap-usap kepalanya sembari memanyunkan bibirnya.

Satya dan Anya hanya bisa menggelengkan kepalanya, melihat tingkah kedua anak kembarnya.

She is a Cute GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang