E M P A T P U L U H T I G A

2.2K 156 50
                                    

Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini keteman kaliannn! ♡

Happy reading guys!

~♥~

"Maaf hubungan kita sampai sini aja."

Bukan tamparan, ataupun ucapan pedas dari mulut Alova yang ia terima, melainkan tonjokan maut dari Aksa. Hingga membuat tubuhnya terjengkang ke belakang.

Aksa membabi buta memukuli Saga, hingga cowok itu tergeletak lemah di rerumputan. Melihat Saga sudah tidak bisa bergerak, Alova memeluk Aksa dari belakang, menahan Aksa agar tak berbuat hal yang lebih nekat lagi.

Kejadian baru saja tadi sudah menarik perhatian orang banyak, anehnya security tidak juga datang. Alova masih dalam posisinya, Aksa berusaha melepas tangan Alova yang melingkari perutnya pelan.

"Lov, lepasin." Mau tak mau, Alova akhirnya melepas pelukannya. Membiarkan Aksa berjalan mendekati Saga, cowok itu berjongkok lalu menarik kerah Saga kasar, membuat Saga langsung berdiri mengikuti tarikan Aksa, sakit di tubuhnya semakin terasa.

"Kayaknya pukulan gue tadi belum cukup bikin lo sadar, kalau Alova masih sayang sama lo." Ucap Aksa semakin mempererat cekalannya di kerah Saga, matanya menyalang marah.

"Gue harap, lo nyesel ninggalin Alova." Aksa mendorong tubuh Saga untuk kedua kalinya, hingga Saga berteriak kesakitan akan lukanya yang terasa seperti menusuk-nusuk.

Aksa menggandeng tangan Alova, mengajak gadis itu untuk pergi dari sana. Tetapi ucapan yang terlontar dari mulut Saga membuat langkah Aksa terhenti. Rasa ingin membunuh Saga yang tadi sempat ia urungkan, sekarang kembali berkobar.

"Lo dulu juga ninggalin dia kan?" Kekeh Saga sambil meringis kesakitan.

Alova menatap Aksa sembari menggenggam tangan Aksa erat. Aksa mengangguk seperti paham apa yang ditakuti gadis itu, akhirnya Alova melepaskan genggamannya.

"Lo ngomong apa tadi? Ulangin coba?" Tantang Aksa setelah berdiri tepat di hadapan Saga.

"Lah? Gue bener kan?" Saga mengusap darah yang mengalir dari hidungnya, bergerak berdiri meskipun rasa sakit menyerang, "Lo ninggalin Alova kan?"

"Gue nyesel ninggalin Alova demi adek lo." Tukas Aksa cepat.

Saga berdecih, "Gue nggak bakalan nyesel ninggalin Alova."

Setelah berucap seperti itu, Saga berjalan tertatih menuju ruangan dimana Elvya dirawat. Meninggalkan Alova yamg menangis terisak didalam pelukan Aksa.

~♥~

Sesampainya di rumah, Alova langsung berlari menuju kamar, tidak memperdulikan teriakan Gevan yang tengah bermain ps di ruang tengah.

Cowok itupun langsung menanyai Aksa, "Alova diapain lagi?"

"Biasa, dia sakit hati gara-gara mulut sampahnya Saga." Aksa duduk di samping Gevan kemudian melepaskan dasinya kasar.

"Gue kira Saga anak baik-baik, ternyata sama aja kayak lo." Ucapan Gevan membuat Aksa menatapnya kesal. "Gue sama dia beda jauh."

"Sama aja sih menurut gue." Tutur Gevan sambil mengunyah kentang goreng buatannya sendiri. "Sama-sama nggak bisa jaga hati seseorang." Lanjutnya.

"Gue udah berubah." Aksa menyahut kentang goreng di paha Gevan lalu memakannya, membuat pemilik kentang goreng tersebut mendelik tak terima.

Gevan merebut kembali kentangnya, "Gue nggak percaya sih sebenernya, lihat lo waktu itu gampang banget buang Alovanya."

She is a Cute GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang