Vote dan comment untuk next part yaaa!
Happy reading! ♡
~♥~
Saga memandangi Elvya yang tengah asik bercerita dengan Cakra sambil sesekali menyuapkan sesendok bubur ke dalam mulut ayahnya. Elvya tampak bahagia, terlihat dari lipatan di antara pipi dan matanya.
Karena Elvya juga, akhirnya Saga bisa bertatap wajah lagi dengan Cakra setelah sekian lama. Tadi pula sempat ditahan oleh anak buah Shazam. Tetapi hanya karena tatapan tajam dari Elvya, mereka pun membolehkan Saga mengunjungi Cakra. Dengan satu syarat, tidak boleh berlama-lama.
Saga diatur? Masa bodo.
Cowok itu malah berpikiran untuk menginap disini dengan Elvya untuk menemani Cakra agar tidak kesepian. cakra juga tadi sempat menanyakan kabar Queen, tetapi dengan cepat Saga mengatakan bahwa gadis itu sedang sibuk dengan urusannya, sebelum Elvya bercerita ataupun bertanya tentang Queen lebih jauh.
Cakra pasti belum siap jika mendengar kabar tentang Queen saat ini. Jujur saja Saga kesal dengan takdir adiknya yang seperti ini. Meskipun Saga sangat malas ketika harus berurusan dengan Queen, hatinya tidak bisa berbohong bahwa dia terus mengkhawatirkan adiknya itu.
Tidak peduli apa yang akan terjadi ke depannya, Saga akan menjaga keluarganya dengan baik. Tidak peduli dengan keadaannya sendiri yang saat ini sedang kacau, yang terpenting sekarang adalah keluarga.
Sudah cukup dia menghabiskan masa mudanya tanpa keluarga, maka untuk kali ini dan seterusnya Saga akan berusaha untuk menjaga keluarganya.
Bukan karena Elvya yang telah kembali atau apapun itu. Saga memang merasa bahwa ini adalah tanggung jawabnya sekarang. Mengingat Cakra yang hanya bisa menjalani aktifitasnya di atas ranjang.
"Saga, bagaimana dengan tawaran ayah tadi?" Tanya Cakra, membuyarkan lamunan Saga.
Elvya mengangkat sebelah alisnya, "Ga?" Panggil Elvya karena adiknya itu hanya diam membeku. Elvya tahu Saga tidak menyukai hal yang berhubungan dengan perkantoran, tetapi kembali lagi ke keadaan ayahnya. Mau bagaimana lagi?
Shazam hanya sementara saja mengendalikan perusahannya saat ini. Saga berdiri lalu menghampiri Cakra, "Iya, Saga mau."
Cakra tersenyum, wajahnya menyiratkan kelegaan yang mendalam begitupun dengan Elvya. Saga menggenggam tangan Cakra kemudian menciumnya dengan penuh perasaan.
Benar-benar berbeda dengan Saga ketika sedang bersama teman-temannya. Cowok itu sangat menyayangi dan menghormati ayahnya.
"Oh iya yah, Saga lagi punya gebetan." Celetuk Elvya dengan seenaknya, Saga yang mendengarnya langsung memelototi gadis itu.
"Benarkah? Siapa namanya?" Tanya Cakra penuh semangat, Elvya tersenyum puas melihat caranya berhasil. Saga yang kesal berlalu menuju balkon.
Elvya terkikik, "Alova, tapi mereka lagi ada masalah sih."
"Masalah seperti apa? Saga yang berulah? Atau si Alova itu?" Elvya senang akhirnya Cakra bisa tersenyum lagi, disisi lain juga gadis itu merasa sedih karena anggota keluarganya kurang lengkap saat ini.
"Saga. Dia yang tiba-tiba menghindar dari Alova." Cakra tampak terkejut, dirinya sangat paham Saga bukanlah tipe cowok seperti itu.
Apalagi Saga sangat susah dalam masalah mencintai seseorang, sekalinya memilih perempuan Saga akan memperjuangkannya dengan baik. Dan anak lelakinya itu tidak akan berhenti berjuang hingga kekasihnya sendiri yang meminta untuk berhenti.

KAMU SEDANG MEMBACA
She is a Cute Girl
Teen Fiction[REVISI SETELAH TAMAT] Aksa dan Alova, remaja SMA yang di jodohkan oleh kedua orang tua mereka. Awalnya semua berjalan dengan baik, tetapi ketika masa lalu Aksa kembali. Runtuh sudah kapal mereka berdua, hingga terombang-ambing di tengah lautan. Ba...