Vomment jangan lupa!
Happy reading!~♥~
"Ga, Saga!" Gevan menggoyang-goyangkan tubuh Saga, tetapi hasilnya nihil, cowok itu masih setia di alam mimpinya.
"Lo mandi dulu aja deh, Lov," Ucap Gevan sambil mendorong Alova yang juga baru bangun tidur ke kamar mandi.
Alova mengunci pintu kamar mandi dan berdiam diri di depan wastafel, kesadaran gadis itu masih belum kembali seutuhnya.
Berselang sepuluh menit, akhirnya Alova berniat mandi untuk berangkat sekolah. Tak butuh waktu lama, Alova sudah selesai melakukan ritualnya.
Saat telah keluar dari kamar mandi, Alova menunduk dan membenahkan handuk yang tidak melilit tubuhnya dengan sempurna.
Ketika mengangkat kepalanya, Alova melonjak kaget melihat Saga yang menjatuhkan handphone dari tangannya.
Cowok itu menganga memandangi apa yang baru saja dilakukan Alova. Begitupun Alova yang langsung berbalik badan dan merutuki kebodohannya.
"Saga tadi liat?"
Saga berlagak bodoh, "Enggak."
"Jujur! Saga liat semuanya kan?!"
Saga mengambil handphonenya lalu berjalan keluar kamar, "Aku tunggu di bawah."
Alova menarik rambutnya kesal, "Ya Tuhan, Alova maluuu!"
~♥~
Alova masih enggan berbicara pada Saga, bahkan tak berani melakukan kontak mata dengan Saga hanya karena kejadian tadi.
Kali ini Alova terpaksa membuka mulutnya, "Alova turun disini aja," Ucap Alova dengan kaku, tidak seperti biasanya.
"Aku anter kamu sampai kelas, aku bakal tunggu kamu sampai pulang, pokoknya aku ngawasin kamu."
Alova menghela nafasnya, "Ngapain? Kayak nggak ada kerjaan aja, baby."
"Udah diem aja, buruan turun." Sejak saat itu, Saga memang sangat protektif terhadap Alova.
Sebelum Alova kabur, Saga terlebih dahulu menggamit lengan gadis itu dan menahannya. Alovapun hanya bisa pasrah.
Tak hanya mendapat tatapan tajam dari teman seangkatan, adik kelasnya pun ikut berbisik kala melihatnya berjalan bersama Saga.
"Eh, dia sama siapa tuh?"
"Pacarnya? Tapi kok ganteng banget si anjir."
"Muka Alova kok ada bekas lukanya ya? Keliatan nggak sih lo?"
"Mending sama gue, daripada sama bocah."
"Cowok itu matanya rabun kali ya, mau-maunya sama Alova?"
"Berarti Alova udah nggak sama Aksa dong?"
"Cabe banget tuh cewek, ampun dah."
"Pake pelet apaan sih, dia? Semuanya bisa digebet."
Cuitan-cuitan itu membuat Alova menundukkan kepala, melihat hal itu Saga merangkul dan mendekatkan tubuhnya ke Alova, lalu berbisik, "Bacotannya jangan didengerin ya?"
"Kan Alova punya telinga, mau nggak mau ya pasti denger."
Saga menggaruk tengkuknya, ucapan Alova memang benar juga. Ketika Alova hendak masuk ke dalam kelas, Saga memanggil namanya.
"Apa?"
"Bawa earphone kan?" Alova mengangguk.
Saga tersenyum, "Pakai aja earphone, volume maksimal."
KAMU SEDANG MEMBACA
She is a Cute Girl
Dla nastolatków[REVISI SETELAH TAMAT] Aksa dan Alova, remaja SMA yang di jodohkan oleh kedua orang tua mereka. Awalnya semua berjalan dengan baik, tetapi ketika masa lalu Aksa kembali. Runtuh sudah kapal mereka berdua, hingga terombang-ambing di tengah lautan. Ba...