D E L A P A N

4.5K 209 4
                                    

Vommentnya jangan lupa 🤗
Selamat membaca 😉
•••
Suka gak suka juga bakalan nikah
~ Aksa Dirgantara~

••

Suara deruman motor membuyarkan lamunan Alova, gadis itu tengah duduk di balkon kamarnya. Takut sebenarnya, tapi dirinya ingin merasakan dinginnya malam walau itu tidak baik.

'Itu Aksa?' Batin Alova, memicingkan matanya sekali lagi untuk meyakinkan itu Aksa atau bukan.  Alova yakin itu adalah Aksa. Bukankan Aksa tadi tidur, lantas kenapa dia kemari?

Alova mengecek handphone nya dan mencoba untuk menelefon Aksa.

"Turun" Perintah Aksa dari seberang sana.
"Alova nggak berani, Aksa" Ucap Alova dengan suara imutnya.
"Tunggu, gue kesana" Alova tersenyum hingga mencetak lesung pipit di kedua pipinya.
"Oke Alova tung--" Belum sempat Alova menyelesaikan ucapannya, Aksa memutuskan telfonnya sepihak. Sial.

Tok tok tok

"Itu Aksa kan?" Tanya Alova dari dalam kamarya.

"Iya"

Alova membuka pintu kamarnya dan langsung menghambur ke pelukan Aksa. Menangis tepat di dada bidang milik Aksa.

Aksa tidak tahu harus berbuat apa, dia mendiamkan saja gadis itu menangis disana.

"Aksa, Alova sedih" Ucap gadis itu akhirnya, mendongak menatap wajah Aksa. "Kakak lo lebih sedih"

Gadis itu bingung, kakak? Kak Gevan? Ada apa dengan dirinya? Apa kakaknya dalam keadaan baik-baik saja?

"Kak Gevan kenapa?"

"Masuk rumah sakit"

Alova membulatkan matanya, benar-benar tak percaya. Apa yang telah terjadi dengan kakaknya. Alova kembali menangis dalam pelukan Aksa.

"Ayo kesana" Pinta Alova pada Aksa, cowok itu mengangguk mengiyakan. "Ganti baju terus pake jaket".

Aksa memilih duduk di ruang tamu selagi menunggu Alova berganti pakaian. Aksa sama sekali tidak terpikir untuk membawa mobil tadi, jadinya sekarang ia yang susah. Karena harus membonceng Alova dini hari begini.

Cowok itu melirik handphonenya, waktu sudah menunjukan pukul 01:21 dan Alova belum juga kemari, sebenarnya apa yang dilakukan gadis itu.

Aksa menjadi berfikir, sejak kapan ia sebegitu pedulinya dengan seorang gadis yang baru saja dikenalnya.

"Aksa ayo" Aksa menatap Alova sejenak, gadis itu tak berganti pakaian. Pakaian yang menempel di tubuhnya masih sama dengan yang sebelumnya, yang membedakan hanya tertutup oleh jaket. Lalu kenapa Alova lama sekali.

"Lama banget, kenapa?"

"Bunda tadi bangun, nanyain Alova mau kemana. Alova bingung mau jawab apa, Alova jawab aja mau makan sama Aksa. Soalnya kalau Alova bilang mau ke rumah sakit untuk jenguk kak Gevan, nanti bunda khawatir"

Aksa menepuk dahinya sekilas, alasan macam apa itu. Makan pada dini hari seperti ini. "Bunda percaya?"

Alova mengangguk membuat Aksa bernafas lega, "Bunda percaya aja, soalnya kan Aksa calon menantunya yang baik"

***

Alova memakai maskernya terlebih dahulu sebelum memasuki kawasan rumah sakit. Alova memang membenci hal-hal yang berbau dengan obat-obat an. Hal itu membuat Aksa mendesah berat.

"Kenapa masker nya gak lo pake dari tadi?"

Gadis itu menghentikan akrifitasnya dan menatap Aksa cengo, "Kan baru nyampe di rumah sakit".

Tanpa membalas ucapan Alova, Aksa pergi begitu saja meninggalkan Alova ke arah masuk ke dalam kawasan rumah sakit.

"Aksa jangan tinggalin Alova"

Tak mendapat sahutan Alova berteriak sekali lagi, dengan nada yang lebih di tinggikan. Membuat resepsionis dan suster yang sedang lewat menoleh spontan. Termasuk Aksa yang kembali berjalan menuju Alova dan menggandeng tangan mungil itu.

"Aksa, istri lagi hamil main tinggal aja!"

***

Decitan pintu terbuka, Alova menatap tubuh Gevan yang berada di tengah ruangan, tubuh yang terbalut selimut tebal.

Alova mendekat ke arah kakaknya dan refleks memeluk kakaknya erat. Gevan tiba-tiba terbangun dan merintih kesakitan karena perutnya yang tertekan oleh tubuh mungil Alova.

"Ahh, lepasin. Demi apapun sakit banget" Lebay memang, tapi itu kenyataannya.

Aksa mendekat dan mencoba melepaskan pelukan Alova, "Kakak lo sakit".

"Siapa yang bilang Kak Gevan sehat"

Gadis itu melepas pelukannya sedikit demi sedikit, dan tanpa Aksa ketahui gadis itu sudah memutar tubuhnya dan Alova berganti memeluk Aksa erat. Dasar Alova!

"Alova ngantuk Aksa" Ucapnya saat Aksa berusaha melepaskan pelukan itu. Aksa menoleh ke arah Gevan yang juga memandanginya. Cowok itu terkekeh dan mengangkat jempolnya.

Aksa ingin lenyap! Harga dirinya sudah diinjak-injak oleh gadis di pelukannya ini. Sungguh menyebalkan!

"Bangun, lo tadi kesini tujuannya apa" Aksa mengguncang tubuh mungil Alova dan gadis itu semakin mempererat pelukannya.

"Udah gausah gengsi, duduk aja. Alova emang gitu, labil " Ucap Gevan yang tertuju pada Aksa.

Aksa sedikit menyeret tubuh Alova menuju sofa di tepi ruangan. "Lo tau gue di rumah sakit dari siapa?"

"Supir lo" Gevan mengangguk, mencoba mencari topik pembicaraan lain. "Lo--? Suka sama Alova?"

"Nggak"

Gevan berdecak singkat, "Jadi lo php in adek gue?"

"Nggak"

"Lah lo gima-"

"Suka gak suka juga bakalan nikah"

***

Alova menggeliat saat ada yang menepuk pipinya singkat. Menarik nafasnya panjang sebelum matanya terbuka lebar. "Bau!"

Aksa yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengacak-acak rambutnya berjalan santai. Tak perduli Alova yang kini susah bernafas karena tangannya sendiri yang menutupinya.

"Aksa masker Alova!"

Aksa masih tak perduli, kebiasaannya sejak kecil ketika bangun tidur selalu bersikap linglung, alias tolol.

"Aksa Alova sebentar lagi mati!"

Aksa menutup telinganya, kala mendengar suara Alova yang kian lama kian meninggi. "Berisik!"

"Aksa" Rengek Alova, nadanya merendah.

Gevan yang sedang menonton televisi pun terganggu karena dua sejoli tolol itu. Gevan melempar remote tv nya ke arah itu Aksa.

"Shit!" Teriak Aksa sambil menutupi areanya. Menatap tajam Gevan yang malah menyengir tak berdosa.

"Adek gue sekarat, ambilin maskernya"

"Tadi dia tidur gak pake masker biasa aja" Aksa nyelonong ke arah nakas mengambil tas selempang berbentuk hello kitty dan mengeluarkan semua isinya.

Pada akhirnya menemukan masker milik Alova di sana. Mengambil dan memberikannya pada Alova yang wajahnya sudah pucat pasi.

***

She is a Cute GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang