Sore ini Dera tengah berkutat dengan beberapa baju yang ada dalam lemari pakaiannya. Gadis itu tampak lebih bersemangat atas ajakan kencan Axel kali ini, entah perasaan apa yang kini tengah menggelitikinya namun yang ia tau bahwa saat ini dirinya sangat bersemangat untuk pergi kencan dengan Axel.
Setelah beberapa menit berkutat dengan baju baju yang ada dalam lemarinya pilihannya jatuh pada kaos o neck berwarna putih dipadukan dengan jeans belel berwarna abu-abu. Meskipun terlihat sangat casual dan simple, namun seperti itulah Dera bahkan selama apapun gadis itu memporak-porandakan seisi lemari pakaiannya pilihannya akan selalu tertuju pada kaos oblong yang sudah menjadi ciri khasnya.
Setelah mendapat pakaian yang menurutnya cocok untuk ia kenakan nanti, Dera melirik jam dinding yang berada di kamarnya sudah menunjukkan pukul 17.15. Gadis itu dengan langkah lebar memasuki kamar mandi dan segera membersihkan dirinya. 15 menit sudah berkutat dalam kamar mandi untuk bersiap-siap kini Dera duduk di meja riasnya menyisiri helai-helai rambutnya dan membiarkannya tergerai.
"Ah kenapa lama banget sih jamnya," gerutunya ketika gadis itu melihat arloji yang bertengger di lengannya masih menunjukkan pukul 18.23, sedangkan persiapannya sudah selesai.
Sembari menunggu, Dera beranjak dari meja riasnya dan berjalan ke arah ranjang, kemudian mendudukan dirinya diatas sana ia mulai mengutak-atik ponsel pintarnya untuk melihat jadwal-jadwal bioskop hari ini yang ada di kotanya. Ia menscroll satu persatu-satu jadwal mall mana yang sesuai dengan jamnya dengan Axel berkencan. Hingga tak lama suara klakson motor terdengar, Dera menengok melalui jendela kamarnya dan melambaikan tangan pada Axel.
"Tumben lebih cepat dari biasanya padahal masih jam 7 kurang 15 menit," ucapnya seraya meraih tas selempang dan jaket kulitnya, lalu bergegas turun untuk menemui Axel.
Di ruang tamu ia bertemu dengan Papa dan Bundanya serta saudari kembarnya yang nampak tengah bersantai.
"Pa, Bun, aku pergi dulu ya sama Axel," pamitnya, lalu mencium punggung tangan keduanya secara bergantian.
"Dar, aku tinggal dulu ya."
"Hati hati di jalan, Der," ucap Dara setengah berteriak ketika Dera sudah melangkah menuju pintu, sedangkan kedua orang tuanya hanya menganggukan kepala tanpa berkata apa-apa.
"Axel—"
"Dor!"
Belum sempat Dera menyelesaikan ucapannya gadis itu sudah berjingit kaget dan memegang dadanya, karena ulah Axel yang tiba-tiba mengejutkannya.
"Axel, kaget bodoh!"
"Haha iya iya sayang maaf gitu doang dikatain bodoh huh!" ucap Axel seraya mencebikkan bibirnya.
Plakk
"Kamu emang selalu bodoh dan tiap harinya kebodohan kamu nambah 2 tingkat ingat," balas Dera setelah ia memukul mulut Axel dan menaik turunkan alisnya.
"Sakit yang, usapin." Setelahnya Axel memajukan bibirnya ke arah Dera.
Plakk
"Tuh usapan lembut dari aa' Dera."
"Apa? Aa' Dera? Sekarang kamu ganti profesi jadi aa' ya yang?"
"Pada akhirnya malam ini berakhir dalam sebuah perdebatan mengenai lelaki bloon yang tergila-gila oleh seorang pria yang terperangkap dalam tubuh seorang wanita," ucap Dera mendramatisir seraya mengangkat tangan kanannya.
Axel hanya tertawa mendengar coletahan Dera yang sama sekali tidak lucu, namun mampu membuat suasana menjadi hangat dan Axel sangat menikmati saat-saat seperti ini ketika lelaki itu tengah bersama Dera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adera dan Adara
Teen FictionMulanya semua berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan Dera, namun lambat laun perihal sebab karena cinta perlahan datang dan mulai menghantuinya. Perlahan namun pasti orang-orang disekitarnya seakan pergi tanpa ia sadari, hingga suatu waktu ia be...