Pagi itu sama seperti pagi pagi sebelumnya senyum, tawa renyah pula cerita yang mengalir begitu saja, namun satu yang membuat Dera tak pernah sadar, jika hari itu seakan menjadi sebuah perpisahan dan kehilangan secara bersamaan. Ia masih ada, masih di tanah yang sama, kota yang sama, bahkan masih dengan rasa yang sama. Tetapi tidak dengan kebersamaannya, semua seakan hilang begitu saja, semua direngut habis oleh orang-orang yang dipercayainya, hingga tanpa sadar ketika ia jatuh untuk kesekian kalinya uluran tangan itu tak lagi ada.
"Der, nanti kita jalan ya aku jemput di rumah jam 7 oke." Axel mengakhiri teleponnya setelah memberitahu Dera bahwa ia akan mengajak kekasihnya itu untuk pergi bersama.
Bagi Axel Dera adalah segalanya, wanita yang bisa mengerti dan memahami setiap aktifitasnya, tidak terlalu banyak menuntut, bahkan meskipun sebawel apapun Dera gadis itu selalu paham akan sesuatu yang di sukai maupun tidak di sukai oleh dirinya. Namun sayang semua yang dibangunnya bersama Dera seakan diambil paksa begitu saja, diruntuhkan begitu saja tanpa mengizinkannya untuk lebih lama bersama wanitanya. Dan mau tidak mau ia harus mengukir sedikit kenangan bersama wanitanya barang sebentar saja, meskipun pada akhirnya ia akan menyakiti Dera.
"Mau gimanapun aku gak pernah ikhlas ada orang lain yang akan menggantikan kamu, Der."
Dalam hidup selalu hanya ada 2 pilihan, diantara salah satunya selalu ada yang berkorban, siap menerima sakit bahkan mengikhlaskan. Terkadang kita perlu belajar, sebab masa lalu dan kisahnya mengajarkan agar kita selalu berhati-hati dalam memberi hati serta kepercayaan, mempertahankan akan sebuah hubungan pula rasa yang hadir di tengah-tengah kemelut pengamalan di masa silam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adera dan Adara
Fiksi RemajaMulanya semua berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan Dera, namun lambat laun perihal sebab karena cinta perlahan datang dan mulai menghantuinya. Perlahan namun pasti orang-orang disekitarnya seakan pergi tanpa ia sadari, hingga suatu waktu ia be...