Pada jam pelajaran ketiga Dera berada di ruang klub olahraga dengan beberapa teman lainnya. Kini ia tengah mendiskusikan mengenai perihal kejuaraan yang akan di ikutinya nanti, Dera bersama 13 orang lainnya berkumpul pada satu meja yang di ujungnya sudah terdapat Pak Ari selaku pelatih tinjunya.
"Jadi sesuai dengan dilaksanakannya kejuaraan tinju provinsi se-DKI Jakarta dan kalian akan mewakili Jakarta Timur, maka dari itu mulai hari ini kalian mendapatkan dispensasi dari pihak sekolah untuk lebih fokus pada kejuaraan terlebih dahulu. Selain itu tolong jaga kondisi fisik dan tetap jaga stamina kalian, jangan lupa untuk yang under tetap makan seperti biasa, namun jangan kurangi latihan fisik, sedangkan yang over silahkan jogging setiap pagi atau sore hari minimal 1 jam. Jaga berat badan kalian," kata Pak Ari yang mulai memberikan intruksi dan arahan pada seluruh atletnya.
"Kamu Dera tetap fokus seperti biasa, beri jeda pada pukulan kamu, jangan terus memukul secara beruntun, tetap jaga pertahanan dan double covernya."
Dera mengangguk mendengarkan arahan Pak Ari dan yang lain kini mulai bersiap pada posisinya begitupun juga dengan Dera. Ia sudah siap dengan handwrap yang terpasang rapi dikedua tangannya dan gamsil yang terpasang dengan benar di giginya. Ia melangkah ke arah Pak Ari yang tengah menunggunya diatas ring. Sebelum itu Dera telah memakai sarung tinju sebelum naik ke atas ring.
Ia sudah bersiap pada posisi kuda-kudanya dan pelindung kepala yang terpasang dengan rapi di kepalanya.
Pak Ari dengan kedua tangan yang telah terpasang target pukulan juga telah siap pada posisinya, mengarahkan target tersebut dihadapan Dera dan membuat Dera memukul target tersebut dengan melayangkan 2x pukulan jab dan terakhir pukulan straight yang cukup kencang, hingga menimbulkan bunyi bug pada target. Pada awal pukulan jab Dera sengaja tidak terlalu mengepush pukulannya sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Pak Ari di awal-awal ia bergabung dengan cabor tinju.
Karena menurut Pak Ari pukulan jab bisa dikatakan sebagai pukulan untuk memancing lawan agar lebih dulu menyerang dan setelahnya kita dapat melihat pukulan lawan, jika selama pertandingan mata tetap fokus pada satu titik.
Kini Dera mulai melayangkan pukulan hook kanan dan kiri sebanyak 4x pukulan, lalu mundur dengan tetap posisi kuda-kuda dan melakukan gerakan menghindar dengan kepala bergerak ke kiri ketika Pak Ari melayangkan target ke arahnya dan menggerakan kepalanya ke kanan, ketika Pak Ari melakukan gerakan yang sama.
Dera kembali siap dengan kuda-kuda dan double covernya menatap satu titik tepat di mata Pak Ari dan ketika Pak Ari memberikan gerakan pada target, detik itu juga Dera melayangkan pukulan kombinasi yaitu, memukul pada bagian bawah, melayangkan pukulan uppercut, lalu melayangkan pukulan hook kanan dan kiri, lalu melayangkan pukulan jab dan straight, ketika Pak Ari mengubah target sesuai dengan pukulan yang di ajarkannya.
"Fokus, Der tetap melihat pada mata lawan dan menghindar, ketika pukulan jab dan strike akan masuk langsung lakukan gerakan menghindar dengan lenturkan tubuh atas kamu ke bawah bersamaan dengan kepala jangan lupa terus hindar dan curi pukulan bawahnya supaya mengenai rahangnya."
Dera mengangguk patuh mendengar setiap arahan yang diberikan oleh Pak Ari.
"Minum aja dulu, habis ini kita adain sparing partner," kata Pak Ari, lalu melepaskan kedua target yang ada di tangannya.
Dera sekali lagi mengangguk dan duduk di pinggiran ring pada bagian luar, melepas gamsilnya seraya mengelap peluh keringatnya dengan handuk yang tadinya sempat ia ambil sebelum duduk dan melepaskan sarung tinjunya.
Terasa sebuah sesuatu yang basah dan sedikit dingin menempel pada pipinya, membuatnya menoleh dan mendapati Fauzan berada di sampingnya, ikut duduk dengan dirinya seraya mengusung senyum yang menampakkan lesung pipinya seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adera dan Adara
Teen FictionMulanya semua berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan Dera, namun lambat laun perihal sebab karena cinta perlahan datang dan mulai menghantuinya. Perlahan namun pasti orang-orang disekitarnya seakan pergi tanpa ia sadari, hingga suatu waktu ia be...