16. Seperti Kencan?

19 7 18
                                    

"Jan, lo ngapain pake ikut—"

Terdengar suara seorang laki-laki yang masuk ke dalam tempat pelatihan ekskul tinju, namun belum usai kalimatnya terlontarkan laki-laki itu sudah membungkam mulutnya terlebih dahulu, karena melihat perkumpulan yang kini tengah membentuk sebuah lingkaran sedang tengah menundukkan kepalanya dan saling menautkan tangan mereka masing-masing. Berdoa selepas melaksanakan kegiatan latihan hari ini.

Pletak

Sebuah jitakan meluncur mulus pada laki-laki yang tadi berteriak, namun tidak selesai dengan kalimatnya. Hingga membuat laki-laki lainnya yang berada tepat di belakang tubuhnya menjitak kepalanya.

"Lagi berdoa bego," katanya dengan suara yang sedikit berbisik.

"Ya tapi lo kenapa ngejitak gue tolol, sakit," jawab laki-laki yang tadi mendapat jitakan mulus dari temannya.

"Mulut lo sih teriak-teriak, murahan banget kaya terong-terongan bonceng tiga."

"Bacot lo, Galangkong."

Setelah perdebatan kecil yang dilakukan oleh kedua siswa bernama Galang dan Raga, kini keduanya berjalan secara perlahan agar tidak mengganggu acara penutupan doa yang dilakukan oleh ekskul tinju.

"Ikut doa lo bego," kata Raga seraya menundukkan kepala dan melakukan hal yang sama pada kepala Galang yang ia tundukan dengan paksa.

"Kita ngapain ikut doa kan gak ikut latihan pekok."

"Berdoa itu dilakukan dimana aja, lo boker juga perlu baca basmalah supaya keluarnya lancar tanpa harus ngeden dengan sekuat tenaga," jawab Raga.

"Nunduk bolot!"

Lalu keduanya ikut merapalkan doa-doa yang mereka hapal. Hingga beberapa menit setelahnya perkumpulan tersebut membubarkan diri dengan Raga dan Galang telah mendongakkan kepalanya kembali.

"Pojannn!" teriak Galang yang melihat Fauzan dengan seorang siswi yang kini tengah menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.

Fauzan melihat kedua sahabatnya duduk pada kursi di tempat tersebut dengan Galang yang tengah melambaikan tangan kearahnya.

Fauzan meraih pergelangan tangan Dera untuk diajaknya menuju teman-temannya.
"Mau kemana?" tanya Dera yang merasa tangannya ditarik paksa oleh Fauzan.

"Ke tempat teman teman gue, tuh," jawab Fauzan seraya menunjuk tangannya pada Raga dan Galang yang kini tengah memerhatikan interaksi antara dirinya dan perempuan yang ada di sampingnya.

Setelah  itu Fauzan menarik lengan Dera dan berjalan kearah Raga dan Galang yang kini menatapnya seolah menuntut penjelasan dan bertanya gimana lo bisa? melalui tatapan matanya.

Fauzan tersenyun dan berdiri di hadapan kedua temannya dengan tangan yang masih menggenggam pergelangan tangan Dera. Gadis itu segera melepaskan genggaman tangan Fauzan ketika di rasa kedua teman laki-laki itu terus menatap ke bawah pada genggaman tangannya.

"Lo beneran daftarin diri ke ekskul ini?" tanya Galang dengan tatapan seolah menyelidik.

"Sesuai dengan apa yang lo lihat sekarang," jawab Fauzan seraya menghendikan bahunya.

"Terus kakak kelas yang ini gimana lo bisa gaet dia?" tanya Raga yang kini berbisik tepat di telinga kanan Fauzan yang mengundang kecurigaan pada Dera, karena teman Fauzan itu melirik terus pada dirinya.

"Gue pelet," jawab Fauzan sama berbisiknya pada telinga kiri Raga.

"Tokcer amat dukunnya, ntar kenalin ke gue ya."

Adera dan AdaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang