Bagian 33. Dosen Idola

934 61 13
                                    

Sukses adalah impian semua orang tetapi menjadi orang sukses adalah pilihan sebagian orang.

🕹🎮🕹

5 Tahun Kemudian

Seorang dosen wanita dengan penampilan elegan sambil menenteng sebuah buku berjalan memasuki sebuah universitas ternama di kota Makassar. Ia tampak masih seperti remaja yang berusia belasan tahun meskipun telah beranjak 25 tahun. Ya, Dia Diandra Olivia, Dosen baru sekaligus dosen idola di Universitas tersebut.

Ia memiliki banyak fans dari kalangan mahasiswa maupun dosen yang masih lajang. Banyak mahasiswa yang masih menganggap bahwa Diandra adalah mahasiswi di universitas itu sehingga tidak jarang mereka mengajaknya makan bersama saat jam istirahat ataupula berkencan setelah jam kuliah berakhir. Namun Diandra selalu menolak dengan halus karena memerhatikan adab antara mahasiswa dan dosen. Jika penolakan itu terjadi ia membarenginya dengan penjelasan bahwa ia adalah seorang dosen di universitas itu agar mereka tidak salah paham lagi. Tanggapan mereka ada yang terkejut, malu-malu, bahkan ada pula yang sampai tidak peduli dengan status Diandra dan tetap mengajaknya makan ataupula berkencan.

Bukan hanya kecantikannya yang patut diacungi jempol, Diandra juga cerdas dengan prestasinya sebagai salah satu lulusan S1 dan S2 terbaik dari University of Cambridge kota London. Karena kejadian buruk di masalalu membuatnya berkuliah di luar negeri dan bertekad berubah menjadi sosok yang sukses seperti sekarang ini.

"Selamat pagi menjelang siang cantik." Sapa Bagas, salah seorang mahasiswa yang duduk bergerombol di depan kelas.

Diandra menggelengkan kepala sambil menahan tawanya mendengar sapaan dari mahasiswanya sendiri. Kedengarannya lucu untuk wanita dewasa sepertinya.

"Mungkin mereka belum tahu jika aku adalah dosen." Pikir Diandra.

"Selamat Pagi." Balas Diandra senyum anggun kemudian berlalu.

"Wah, cantiknya. Tolongin gue, gue kayaknya jatuh cinta!" Teriak Bagas berlutut di lantai sambil meremas dadanya sendiri.

"Alay lo!" Ejek teman-temannya.

"Dia dari jurusan mana sih. Kok gue baru ngeliat?" Tanya Bagas bangkit dari posisinya lalu menatap teman-temannya.

"Gue juga baru ngeliat Gas. Gue kira mahasiswi di sini itu semuanya menor-menor, tapi ternyata ada juga yang cantik dan natural kayak cewek tadi." Timpal yang lain.

"Pokoknya gue harus ngedapetin dia, bagaimana pun caranya." Tekad Bagas memandang punggung Diandra yang semakin menjauhinya.

Dua orang mahasiswi lewat di depan Bagas dan teman-temannya.

"Hey."

Kedua mahasiswi itu tidak memerdulikan Bagas karena takutnya terkena prank "Hey Tayo".

"Hey!" Ulang Bagas dengan nada yang lebih tinggi.

Kedua cewek tersebut berbalik ke arah bagas lalu teman-teman Bagas serentak berteriak, "Hey Tayo!".

Tawa mereka pun pecah sehingga kedua mahasiswi itu merengut kesal.

"Eh, gue seriusan manggil lo." Kesal Bagas menatap kedua mahasiswi itu lalu menatap tajam semua teman-temannya. Seketika teman-teman Bagas membisu.

"Lo kenal nggak sama mahasiswi itu?" Tanya Bagas menunjuk tubuh Diandra yang semakin mengecil dari pandangannya.

"Yang mana?" Tanya salah satu diantara keduanya.

"Itu, yang cewek pake jilbab pink, baju putih."

"Bukannya itu Bu Diandra yang tadi lewat di depan kita?"

"Oh iya, itu Bu Diandra. Dia dosen baru disini yang menjabat sebagai sekertaris jurusan adminisitrasi pendidikan sekaligus dosen disana."

14 DAYS MEET IN HAGO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang