Bagian 45. Jalan-jalan Sore

813 60 19
                                    

Aku tidak menyukai sunset tetapi aku suka menikmatinya bersama kamu

🕹🎮🕹

"Dee, JJS yuk?"

Diandra yang tengah fokus menonton mendadak memalingkan wajah ke arah Dandi.

"Hah, GGS? Ganteng-ganteng serigala?"

Dandi ngeflat. "Efek kebanyakan nonton sinetron nih kayaknya."

"Emang tadi bilang apa sih?" Tanya Diandra tertawa kecil.

"JJS, bebeh, jalan-jalan sore. Bijimanesih?" Kata Dandi setengah meledek.

"Oh." Diandra kembali fokus ke depan TV sambil makan kacang.

"Oh doang, gimana sih. Dee, kita kan udah lama nggak pernah jalan berdua, ayolah." Imbuhnya dengan wajah memelas.

Diandra menoleh kepada Dandi lalu menyipitkan mata. "Tumben, besok kamu mau pulang ke Bengkulu yah?"

"Nggak kok. Lagian aku masih mau tinggal selama beberapa hari dulu disini soalnya ada beberapa urusan yang belum tertangani."

"Bukan karena Arrum kan?" Selidik Diandra seolah menyudutkan Dandi.

"Ya elah, suudzon amat sih Dee. Kan udah dibilangin aku sama Arrum itu nggak ada hubungan apa-apa. Lagian alasan lain aku tetap mau tinggal di sini itu karena kamu."

"Kok aku?" Diandra menunjuk dirinya dengan wajah keheranan.

"Karena aku masih ingin menghabiskan waktu bersama kamu."

"Udah ah, jangan gombal." Ucap Diandra dengan mulut manyun.

"Siapa yang gombal sih. Emang bener kok. Oh iya kembali ke topik. Kamu mau jalan-jalan dimana nih?"

Diandra melirik jam yang berdetak di dinding tembok. Jarum jam telah menunjukkan pukul 16.15 Wita. "Enaknya itu jalan-jalan dilakukan di hari minggu atau hari libur. Jamnya pun bagusnya kalau pagi. Kalau kita pergi sekarang waktunya malah mepet."

"Gimana kalau kita ke pantai. Aku dengar pemandangan di Pantai Losari cantik, nah kita bisa melihat sunset tuh."

"Iya sih bagus. Jadi beneran nih mau. Kalau mau, aku siap-siap nih?"

"Iya beneran dong sayang. Tapi kamu nggak usah dandan cantik soalnya cuma aku yang boleh liat pesona kecantikan kamu."

"Apaan sih." Elak Diandra malu-malu kucing dan mendadak pergi sebab takut ketahuan blushing.

Beberapa menit kemudian Diandra muncul dengan style kece badainya yang membuat Dandi mangap-mangap naga karena terpesona.

"Biasa aja kali ekspresinya." Ledek Diandra tertawa ngikik saat melihat ekspresi lucu Dandi.

Dandi mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia berusaha menormalkan kembali ekspresi wajahnya dan menyembunyikan pipinya yang merona.

"Aku kan udah bilang, kamu nggak usah Dandan. Kalau entar ada yang naksir, aku kan cemburu."

"Aku udah nggak dandan kok. Orang dari dalam kandungan emang cakep, biarpun dibagaimanaiin tetap aja cantik." Cicit Diandra dengan nada sombongnya.

"Huh, anak sultan mah bebas muji diri sendiri." Dandi nyengir.

"Yodah mendingan kita berangkat daripada kelamaan disini. Yang ada entar bukannya liat sunset tapi malah liat mangset." Celos Diandra berjalan mendahului Dandi menuju pintu utama rumahnya.

"Dee, kamu punya rekomendasi toko yang bagus untuk beli baju couple nggak?" Tanya Dandi saat mereka berada di dalam perjalanan dengan mengendarai mobil Dandi.

14 DAYS MEET IN HAGO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang