Bagian 4 - Hari ketiga Bermain Hago

1.7K 89 7
                                    

Saat game membuatmu merasa tenang maka kamu membuatku merasa nyaman.

🕹🎮🕹

Gue bangun dengan kelopak mata yang terasa berat untuk terbuka. Rasanya gue masih ingin bergelut di atas tempat tidur seandainya tidak mencium aroma masakan Mama yang membangunkan cacing-cacing perut gue untuk minta makan. Gue memaksakan diri untuk bangun dan berusaha melawan rasa kantuk gue.

Disamping gue ada Devandra yang masih tertidur pulas. Ia masih mendengkur dan ilernya membentuk peta di bantal.

Gue menghela nafas, sepertinya gue harus pergi ngelaundry bantal hari ini.

Gue segera ke dapur. Di sana gue duduk di kursi meja makan dan meneguk segelas air putih. Gue memerhatikan Papa sarapan pagi dengan roti dan selai strowberry. Tidak lupa dia meminum segelas susu yang membuat gue harus menelan liur berkali-kali. Kelihatan nikmat sih tetapi gue nggak doyan roti pakai selai strowberry. Gue lebih suka roti memakai susu coklat atau mentega campur kismis.

"Mau?" Tawar Papa mengulurkan roti bekas gigitannya.

"Nggak," tolak gue menggeleng pelan kemudian meneguk sisa air gue.

"Haus amat, emang tadi malam habis ngapain?" Tanya Papa.

"Habis nyari ww," kata gue lirih.

"Ww?" Papa menautkan alis, bingung.

"Werewolf," jawab gue lagi.

"Bukannya itu serigala?" Tanya Papa lagi.

"Iya cocok," Kata gue sambil mengangguk.

"Emang malam-malam serigalanya ada dimana?" Tanya Papa penasaran dan wajah polosnya membuat gue pengen ngakak guling-guling di lantai.

"Ada di game," jawab gue nyengir lebar.

"Pa, jadi gini. Anakmu itu sudah tertular virus gamers," celetuk Mama.

Gue melihat Mama dengan ekspresi heran.

"Mama tau dari mama?" Tanya gue bernada menyelidik.

"Mata Mama ada empat," seloroh Mama terkekeh pelan.

"Ish Mama, beneran ih," ucap gue memasang wajah cemberut.

"Nggak baik main game terus. Seharusnya kamu mengisi liburannmu dengan hal-hal yang berfaedah. Lagian Papa kemarin nonton berita kalau ada anak kecil yang buta permanen gara-gara main game nonstop selama liburan di komputernya," tutur Papa.

Gue agak merinding mendengar cerita Papa. Dan gue pun sebenarnya mirip anak kecil itu yang nonstop di depan monitor untuk main game tetapi bedanya gue menggunakan hp.

"Sayangi matamu," imbuh Papa.

"Kirain sayangi mantanmu," kata gue sambil terkikik.

"Kamu itu kalau dibilangin malah bercanda," ujar Papa menghela nafas.

"Iya deh maaf, Pak Dokter," kata gue sambil hormat bendera.

14 DAYS MEET IN HAGO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang