Bagian 48. Halal Bersamamu [END]

2.4K 104 34
                                    

Untuk 15+

Anak kecil menjauh, please deh ah. Ada bahasa yang membuat otak kalian akan ternodai. Jadi nggak usah baca part ini yah.

Awas yah kalau nekat baca!

_________________________________________________

Tuhan telah memilih kita untuk menjadi sepasang raga yang dipertemukan karena cinta dan takdir.

🕹🎮🕹

Keluarga Diandra dan keluarga Dandi tengah berkumpul di kediaman Diandra setelah resepsi pernikahan keduanya selesai dilangsungkan. Kedua keluarga ini sengaja berkumpul selain untuk mempererat hubungan kekeluargaan juga untuk melepaskan kepergian Diandra, Dandi dan beserta keluarganya pada esok sore menuju Bengkulu. Mereka harus pulang cepat karena keluarga besar Aditia menyiapkan pesta besar disana untuk merayakan pernikahan Diandra dan Dandi karena sebagian dari mereka tidak bisa hadir saat pernikahan keduanya tengah berlangsung.

Diandra bisa tenang ikut Dandi ke Bengkulu karena Dandi sudah mengurus kepindahan Diandra baik dari surat-surat pekerjaan maupun status sosial sejak jauh-jauh hari. Dandi memang suami yang bisa diandalkan.

Jam menunjukkan pukul 20.30 wita, kedua keluarga ini terlihat sibuk bercengkrama di ruang tamu dan ada pula yang menempati ruang keluarga untuk menonton bareng.

Sehabis makan malam, Diandra memilih masuk kamar untuk beristirahat karena sangat kelelahan akibat tadi siang sampai sore melayani para tamu. Diandra mendaratkan tubuhnya di atas springbad-nya yang penuh dengan kelopak bunga. Entah siapa yang menghiasi kamarnya se-alay ini. Yang jelas saja ia tidak mau memikirkan dan membersihkannya terlebih dahulu karena ia sangat lelah.

Saat mata Diandra baru saja ingin terpejam. Tiba-tiba Dandi masuk dengan wajah segar dan rambut yang masih basah. Sepertinya ia baru saja selesai mandi.

"Dee, istriku." Dandi menahan tawanya. Bulu kuduknya berdiri saat menyebut kata istriku yang kedengarannya jijay jijay gitu di telinganya. Astagfirullah, manggil istri kok jijik.

Diandra membuka matanya sekilas, menatap Dandi lalu menutupnya kembali.

"Istriku mandi oy!" Teriak Dandi mengguncang tubuh Diandra yang masih menggunakan pakaian yang dipakainya saat tadi siang dan jilbab yang masih melekat di kepalanya.

Diandra menggeliat kecil lalu tidur kembali.

Seringaian iblis Dandi muncul bersamaan dengan timbul niat jahilnya. Dandi mendekatkan bibirnya di telinga Diandra.

"Sayang, kamu nggak mau mandi yah? Mau nggak aku mandiin kamu?"

Seketika mata Diandra melek lebar. Spontan ia terbangun lalu menjauh dari tubuh Dandi. Kedua tangannya mendekap dada seperti curut yang melindungi diri ketika akan diperkosa preman.

"Kalau kamu berani nyentuh aku, aku bilangin ke Mama." Diandra mengacungkan tangan tepat di wajah Dandi.

Dandi tertawa ngakak. "Bilangin aja. Kita liat deh siapa yang bakal dibelain disini. Aku atau kamu. Mereka pasti bakal belain aku dong karena dimana-mana suami nyentuh istri itu bukan sebuah kesalahan malah kewajiban. Aku bener apa bener?" Cerocos Dandi memainkan kedua alisnya.

Bukannya mendengar nasihat unfaedah Dandi, Diandra malah jelatatan melihat tubuh Dandi yang dilapisi kaos tipis dan celana selutut. Ia menelan ludah beberapa kali. Apalagi rambut Dandi masih basah dan acakan menambah kesan ganteng dan juga sexy di matanya.

"Santai aja kali natepnya. Gratis kok kalau mau belai." Dandi tertawa terkikik.

Diandra memalingkan pandangannya. Ia terlihat salah tingkah.

14 DAYS MEET IN HAGO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang