Bagian 34. Masa Lalu Diandra

928 58 16
                                    

Aku tidak tahu mengapa hatiku masih memilihmu padahal kita sudah lama tidak bersama.

🕹🎮🕹

Diandra baru saja keluar dari salah satu kelas perkuliahan. Setelah menyimpan beberapa barang di ruangannya, ia segera ke parkiran untuk mengambil motor scoopy-nya.

Ditengah perjalanan, langit tampak menghitam. Suara halilintar mulai menyambar. Diandra menambah kecepatan motornya karena takut kehujanan di jalan. Ia tidak membawa jas hujan dan tidak ingin pula berhenti berteduh. Ia sangat lelah dan ingin segera berisitirahat di kasur empuknya.

Beruntunglah Diandra sampai di rumah sebelum hujan turun. Setelah selesai memarkirkan motornya, Diandra segera berlari masuk ke dalam rumahnya. Rumah minimalis yang ia beli dari gajinya sebagai dosen dan dari royalti penerbit.

Diandra berganti pakaian terlebih dahulu lalu melaksanakan shalat ashar. Setelah itu ia menuju meja belajarnya dan mulai berkutat dengan komputer. Jari Diandra dengan lincahnya mengetik tuts komputer. Ia tidak sedang mengerjakan tugas melainkan sedang menulis lanjutan ceritanya yang sedang on going di wattpad.

Beberapa saat kemudian, jari Diandra berhenti mengetik. Tiba-tiba saja ia merenung. Sekejap ia menghela nafas panjang lalu menghembuskannya kasar. Hal itu dilakukannya berulang kali. Pikirannya mulai melanglang buana.

Flashback on

"Dee, baru saja orangtua Yuda datang katanya—" Rosalie menggantung ucapannya. Air matanya meluruh seketika.

"Ada apa, Ma?" Tanya Diandra penasaran.

"Katanya Yuda membatalkan pernikahan kalian."

Diandra melongo.

"Membatalkan. YES!" Gumam Diandra dengan wajah semringah. Rasanya ia ingin terbang ke langit saking bahagianya. Ternyata Tuhan mengabulkan doanya, benar-benar mujarab doa orang yang sedang terdzolimi.

"Dee, Mama sama Papa minta maaf. Kami pikir Yuda itu baik. Maafin kami yang sudah melukai hati kamu."

"Alah, santai-lah Ma. Nggak usah merasa bersalah begitu. Oh iya Ma, Papa dimana?" Tanya Diandra mulai khawatir. Ia tahu bahwa Papanya memiliki riwayat penyakit jantung.

"Papa lagi istirahat. Tadi jantungnya kumat. Dee, mama harus gimana menghadapi tamu undangan?" Ujar Rosalie gemetaran karena panik.

Diandra menggigit kukunya dan ikutan berpikir keras. Tiba-tiba saja lampu kuning otaknya menyala.

"Ma, Mama tenang aja. Aku punya ide. Sekarang Mama jagain Papa aja."

"Dee, Mama gimana bisa tenang kalau---"

"Pokoknya percaya sama Dee, Ma." Potong Diandra menatap kedua mata Rosalie penuh keyakinan dan memegang kedua pundaknya.

"Oke Dee. Mama percayakan semuanya sama kamu." Ucap Rosalie memijit keningnya sekilas lalu meninggalkan Diandra.

Tanpa menunggu lama lagi. Diandra segera mendekati MC lalu membisikkan sesuatu padanya, "Kak, tolong tamu undangan disuruh makan terlebih dahulu dan pemain band suruh segera bersiap untuk tampil menghibur mereka yang sementara makan. Aku akan mengurusi pengantin pria dan wanitanya."

"Oke dek. Eh, tapi kan pengantinnya—"

"Nggak usah banyak tanya deh kak." Potong Diandra seraya beranjak dari tempat itu.

Diandra menarik tangan Alliandra lalu membawanya menuju ruang tata rias. Diandra membuka dress lalu menggantinya dengan baju kaos dan celana jeans.

14 DAYS MEET IN HAGO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang