Bagian 11 - Hari Kesepuluh Bermain Hago

987 67 7
                                    

Sepandai-pandai werewolf bersembunyi, lama-kelamaan aksi jahatnya akan ketahuan oleh tim baik. Sepandai-pandai kamu bersembunyi, lama kelamaan kebohongannmu akan terbongkar juga.

🕹🎮🕹


Malam harinya, gue kembali aktif di hago. Dua jagoan gue nggak aktif. Jika Dandi off , gue bisa mengerti alasannya. Kalau bukan karena tidur, udah pasti Dandi lagi main ML. Tetapi jika Riski yang nggak aktif, gue nggak tau apa alasan pastinya karena selama ini Riski setiap hari aktif.

Gue menghela nafas panjang karena seharian ini Riski sama sekali nggak nge-chat gue. Gue rada merasa kehilangan dia yang satu-satunya teman receh gue dan satu-satunya pula orang yang gue balas chat-nya secara nonstop setelah Dandi.

Satu-satunya jalan untuk mengusir kebosanan gue selama di dunia hago yaitu bermain werewolf.

"Selamat datang di werewolf hago, silahkan cek peran kamu sebelum game dimulai, go! Auuu..."

"Sttt," kesal gue saat mendapat peran warga di dalam game werewolf. Ibaratnya peran warga itu hanyalah sebuah pelengkap dalam game ini.

Gue mendapat nomor peran 6 dan sebelum gue bersapa ria di dalam room, si nomor satu menyentil hati gue.

1 : 6 nyolong foto dari google yah

Deg. Jantung gue berdetak sekali kemudian berdebar-berdebar lebih cepat dan lebih keras saat membaca komentar itu.

"Kok dia tau?" Gumam gue gugup dan mulai mengeluarkan keringat dingin.

1 : Dasar maniak

5 : Mukanya jelek kali jadi dia memakai foto orang

2 : Pw, wwnya mana?

1 : Dasar maniak lo

1 : Kalau jelek ya jelek

Entah mengapa hati gue sakit banget membaca komentar-komentar dari akun tersebut. Sakitnya itu seperti ditusuk-tusuk tombak kemudian disiram air cuka.

Gue langsung afk (away from keyboard) dari room werewolf karena nggak kuat membaca komentar-komentar mereka tetapi sebelumnya gue screenshot nama pemilik akun orang yang mem-bully gue terlebih dahulu untuk rencana pembalasan dendam.

"Dassar cowok rempong, sinting, cewek aja nggak ada yang komentar negatif, nah dia mulutnya nyerocos kayak pabrik paku," kesal gue dengan gigi gemertak.

Padahal di dalam room werewolf tadi ada cewek yang memakai foto cewek Korea tetapi kok nggak di-bully.

Gue bersyukur karena Dandi nggak ikutan mabar sama gue. Hampir aja kamuflase gue terbongkar begitu saja.

Tetapi karena kejadian di dalam room tadi menyebabkan gue sadar, kalau apa yang gue lakukan selama ini salah. Jauh di dalam lubuk hati gue ada rasa penyesalan yang teramat dalam. Tetapi gue takut berhenti karena gue udah bermain terlalu jauh. Udah terlambat buat gue mengaku. Gue udah terlanjur jatuh cinta sama Dandi. Jika gue mengakui kebohongan gue sekarang, sama halnya dengan menghancurkan hubungan yang telah tercipta selama ini. Gue takut kehilangan Dandi tetapi disisi lain gue sadar bahwa cinta ini salah karena gue membohonginya.

Gue beralih memeriksa chat Dandi.

DandiAidenAditia
Yang
Kok nggak dibalas sih?

Gue cuma bisa memandangi chat Dandi. Rasanya gue takut membalas chatnya, gue takut dia tahu siapa gue, gue takut rahasia gue terbongkar dan akhirnya gue harus kehilangan dia.

14 DAYS MEET IN HAGO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang