Bagian 24 - Dandi Curhat, Dandi Nembak

1.2K 68 70
                                    

Rose punya Jack, Juliet punya Romeo, Salma punya Nathan, Amilea punya Dilan, Kamu mau nggak jadi punya aku?

🕹🎮🕹

Setelah makan malam bersama keluarga Dandi, gue kembali ke kamar. Kemudian gue shalat isya, bersamaan setelah gue merapikan mukena dan sajadah, iphone gue berbunyi di atas nakas sebagai isyarat bahwa seseorang sedang menelpon. Gue pun bergegas menerima telepon itu.

"Halo Assalamualaikum, Ma." jawab gue sambil duduk di tepian tempat tidur.

"Waalaikumsalam Dee, gimana kabar kamu? Udah ketemu Dandi belom?"

"Iya Ma, Udah. Sekarang aku malah tinggal di rumahnya. Mama dan Papanya baik banget sama aku,"

"Kamu itu mentang-mentang udah tinggal di rumah Dandi, jadi lupa menelpon ke sini,"

"Hehehe, maaf Ma. Lagian baru sehari juga aku lupa ngasih kabar,"

"Gimana Dandi? Orangnya kayak gimana? Dia baik nggak? Dia maafin kamu nggak?"

Gue menghela nafas berat mendengar pertanyaan Mama.

"Dee, ada apa?"

"Ma, Dandi belum bisa maafin Dee,"

"Ya udah nggak apa-apa. Setidaknya kamu udah berusaha mencoba,"

"Iya Ma,"

"Dee, Mama mewakili Papa cuma mau bilang—"

"Bilang apa Pa?" Potong gue cepat.

"Lusa kamu harus pulang karena Papa udah mengurus kepulangan kamu," kata Mama.

Gue terdiam. Rasanya ada yang mengganjal di hati gue. Gue serasa ingin menolak karena masih betah berada di samping Dandi tetapi tiket pesawat juga sangat sayang kalau dibuang sia-sia.

"Ma, kok cepet gitu sih. Kan Dandi belum maafin Dee, katanya Dee harus tetap disini dan berusaha mendapatkan maaf dari Dandi,"

"Mau Dandi maafin kamu atau nggak, kamu harus tetap pulang sayang," kata Mama lagi.

Rasanya gue pengen menangis mendengar keputusan orangtua gue.

"Ma, please—"

"Dee, Mama nggak bisa memberikan pembelaan kalau udah Papa yang ngomong,"

Gue diam sembari menahan air mata gue yang akan tumpah. Tenggorokan pun rasanya tercekat untuk berbicara sepatah kata. Gue cuma bisa diam sembari menahan rasa sesak di dada gue.

"Sayang, jaga diri kamu baik-baik. Mama tutup telponnya, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab gue dengan nada bergetar.

Gue meletakkan iphone gue di atas tempat tidur. Gue mengusap air mata gue yang telah meluruh dan membanjiri kedua pipi gue.

Kenapa Papa begitu teganya menyuruh gue cepat pulang. Padahal gue masih ingin berada di sisi Dandi. Butuh perjuangan untuk sampai ke Bengkulu, lagian mungkin gue nggak akan mendapatkan kesempatan untuk kedua kalinya lagi bertemu dengan Dandi.

Gue tersentak dan buru-buru mengalihkan perhatian ke iphone gue tatkala benda itu berbunyi. Gue segera mengeceknya. Sebuah pesan via whatsapp masuk.

0812********
P
Titisan Felicia?

Diandra Olivia
S

iapa?

14 DAYS MEET IN HAGO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang