"Lo udah denger?"
Rega yang sedang fokus pada ponselnya tidak menoleh, namun tetap menyahuti.
"Denger apa?" tanyanya balik.
Yuze men-scroll ponselnya sembari berbicara. "Wilie bilang ibunya dateng ke sekolah buat protes karna kita di skros," katanya memberitahu Rega. Rega langsung mempause game di ponselnya dan fokus sepenuhnya pada ucapan Yuze.
"Protes ke sekolah?"
Yuze mengangguk. "Iya, mereka bahkan sampe maksa kepala sekolah gitu," lapornya kembali melirik ke arah Rega sekilas kemudian kembali menatap layar ponselnya. "Tapi protesannya gak ditanggapin dan kita tetep di skors," tambah Yuze.
Eron yang juga berada di sana pun ikut menyahut. "Reno bahkan sampe ditampar kenceng sama ibunya Wilie," kata Eron. "Sekolah heboh karna itu kemarin, tapi ya cuma sesaat doang."
"Lo tau darimana?" tanya Rega penasaran. Ia sama sekali tidak mendapat berita itu, kenapa kedua temannya ini sudah lebih tahu. "Pantesan Wilie hari ini gak ikut," katanya menambahkan.
"Ada temen di kelas yang ngasih tau," kata Yuze yang sudah tak memainkan ponselnya dan kini mengambil camilan yang disediakan di rumah Rega. "Reno bahkan gak ikut kelas setelah kejadian itu, dia bolos sampe pulang sekolah."
"Wilie juga bilang, Ibunya ngeliat Reno udah ada temen baru yang buat dia gak mau bela kita kemarin. Tapi dia gak tau siapa yang Ibunya maksud itu," sambung Eron.
Rega menaikkan sebelah alisnya mendengar penjelasan Yuze dan Eron.
"Siapa emangnya yang sekarang jadi temennya Reno?" tanya Rega walau Eron sebelumnya sudah bilang Wilie tidak tahu siapa.
"Entahlah?" Yuze menyahut sambil memiringkan bibirnya. "Mungkin orang lewat yang gak sengaja nolongin si Reno, tapi dianggep temen barunya?" kata Yuze lebih seperti pertanyaan daripada pernyataan.
"Menurut gue bukan," kata Eron. Ia menyenderkan tubuhnya ke sandaran sofa lalu tersenyum tipis. "Gue malah mikirnya itu Dika," imbuhnya sambil menatap kedua temannya secara bergantian.
"Ini kan kesempatan bagus dia buat PDKT sama Reno, shit, gue baru sadar!" kata Yuze sambil menepuk tangannya dengan sebelah tangan yang terkepal. Ia segera menyambar ponselnya dan terlihat mengetik sesuatu. "Gue bakal tanyain kenalan-kenalan gue buat cari tau."
Sementara Yuze sibuk mencari informasi, Rega tampak terdiam dengan mulut yang terkatup rapat. Emosinya terpancing walau belum pasti bahwa Dika lah yang sekarang tengah dekat dan menjadi teman Reno selama mereka tidak masuk sekolah. Eron yang menyadarinya pun menghampiri dan menepuk bahu Rega.
"Lo gak bakal kalah," ucap Eron penuh maksud terselubung. Senyuman misterius Eron membuat Rega bertanya-tanya. "Gue pasti dukung lo, Ga."
"Maksud lo apa?"
"Nanti lo juga bakal sadar sama diri lo sendiri," jawab Eron yang sama sekali tidak membantu menjelaskan ucapannya. Ia kembali bangkit dan berjalan ke arah pintu keluar.
"Gue mau beli makan, ada yang mau nitip?"
***
Toko kue langganan keluarga Reno sore itu terlihat cukup ramai, bahkan hampir seluruh meja di sana diisi oleh pengunjung yang berdatangan.
"Kak Renooo!!" Teriakan Nino terdengar dari etalase kaca yang menampilkan beberapa kue manis yang terlihat sangat lezat itu.
"Nino! Selamat datang!" sapa salah seorang karyawan yang sudah mengenal akrab dengan Nino juga Reno. Nino tersenyum lebar sebagai balasan sapaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang Tabu
RomanceDika tidak pernah berharap sesuatu yang lebih selama ini. Hidupnya sangatlah sederhana, namun ia tetap bersyukur dan bahagia. Namun tiba-tiba ia merasa hidupnya kurang semenjak pertemuannya dengan sesosok manusia yang membuatnya jatuh hati pada pand...