"Hu~hu~dududu~laa~la~lala~~" Dika bersenandung kecil sambil menendang kerikil-kerikil kecil yang menghalangi jalannya itu.
Dika berjalan dengan menunduk hingga akhirnya ia tidak sadar bahwa ada seorang pria di depan jalannya dan tanpa mereka bisa hindari, mereka pun langsung bertubrukan hingga Dika jatuh terpental ke belakang.
"Akh ...."
"Aw, maaf!" Orang yang baru saja menabrak Dika hingga terjatuh itu pun langsung mengulurkan tangannya sambil meminta maaf.
"R-Re?!"
"Hah?"
"M-M-Maaf! G-Gue yang salah kok!" Kata Dika yang malah tergagap dengan wajah yang mulai merah padam. Reno yang melihat perubahan drastis mimik wajah Dika itu pun langsung mengernyit bingung.
"Lo gak apa?" Tanya Reno saat ia melihat Dika sudah berdiri tegap di hadapannya tanpa menerima uluran tangannya tadi. Dika menggeleng dengan gugup.
"Yang tadi maaf, gue ngela—"
"E-Enggak! Gue yang salah, Re!" Potong Dika yang masih gugup sambil tergagap-gagap menatap Reno dengan wajah yang sudah merah padam karna gugup, malu, bercampur senang juga.
"Re?"
"A-Ah, maaf! Gue gak pantes sok akrab sama lo ...," kata Dika yang langsung menunduk karna takut melihat wajah Reno yang sudah membuat degup jantungnya tidak bisa di bilang normal lagi.
"Lo Dika, kan?" Tanya Reno yang mengalihkan pembicaraan. Dika reflek mendongak dan menatap Reno dengan tatapan terkejut.
'R-Reno tau nama gue?!' Dika menatap Reno tidak percaya. Reno yang di tatap begitu hanya terdiam tidak mengerti.
"I-Iya. Kok lo tau n-nama gue?" Tanya Dika yang sudah nge-fly kesenangan karna Reno baru saja menyebutkan namanya.
"Ya iyalah! Kita sekelas dari kelas sepuluh, dan lo juga selalu dapet ranking satu! Pasti gue taulah!" Kata Reno yang sedikit merasa kesal dengan respon Dika sambil menautkan kedua alisnya, menatap Dika dengan wajah bingungnya. Dika diam-diam tersenyum senang.
"Maaf ...."
"Hah!" Dan tanpa mengucapkan kata perpisahan, Reno langsung pergi meninggalkan Dika yang masih terdiam sendirian disana. Perasaan senang yang sempat Dika rasakan sebelumnya langsung menghilang seketika. Namun, sedektik kemudian Dika tersenyum. Setidaknya ia bisa berbicara bersama Reno.
Gue suka sama lo, Re.
.
.
.
"Kamu dari mana aja, Reno?" Reno berhenti berjalan memasuki rumahnya saat ia mendengar suara yang tak asing lagi bagi telinganya, sedang bertanya. Reno menoleh ke arah ayahnya dan hanya terdiam membuat ayahnya menjadi kesal.
"Reno, Daddy tanya sama kamu, kamu dari mana aja?" Tanya Daddy pada Reno sambil bersedekap dada.
"Reno baru pulang dari sekolah," jawab Reno yang membuat Daddy jadi tambah kesal.
"Dari sekolah? Kamu lupa kalau tadi Daddy udah telepon kamu buat jemput adek kamu?" Tanya Daddy yang membuat Reno langsung menepuk jidatnya cukup kencang hingga menimbulkan bunyi.
"Oh, Dad! Reno lupa!" Kata Reno yang mulai histeris sambil berlarian kembali keluar dari rumahnya untuk segera menjemput adik kecilnya itu.
.
.
.
Dika yang masih merasa galau karna di tinggal Reno itu hanya bisa berjalan pulang sambil menunduk, memandangi jalan aspal di pijakannya. Perasaan Dika jadi campur aduk semenjak di tinggal oleh Reno tadi. Antara senang, namun juga kecewa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta yang Tabu
Roman d'amourDika tidak pernah berharap sesuatu yang lebih selama ini. Hidupnya sangatlah sederhana, namun ia tetap bersyukur dan bahagia. Namun tiba-tiba ia merasa hidupnya kurang semenjak pertemuannya dengan sesosok manusia yang membuatnya jatuh hati pada pand...