16 April 2007

95 20 2
                                    

Aku lagi balik, nih.
Jadi update lagi.
Kalian jangan pelit dong.
Pencet bintangnya juga kek.

Happy reading.

Senin pagi, biasanya dari subuh Mama sudah berisik teriak-teriak membangunkan dua anak perawannya sambil masak di dapur. Tapi pagi ini terasa lebih tenang. Mama emang masih masuk ke kamarku dan Putri untuk memastikan kalau kami nggak tertinggal salat Subuh. Tapi, setelah solat, Mama kembali lagi ke dapur tanpa menyisakan omelan apa pun. Ketenangan yang kurasakan karena hari ini sampai tiga hari ke depan aku libur sekolah. Anak-anak kelas XII ada ujian nasional. Cuma adikku yang masuk sekolah, dan Putri bukan orang yang susah dibangunkan. Jadilah rutinitas pagi Mama terasa lebih mudah.

Aku memandang hape. Biasanya, sebentar lagi hapeku berbunyi. Ada SMS yang selalu aku tunggu sekarang. Nggak peduli hari Minggu pun, SMS itu pasti masuk di pukul enam pagi. Sekarang sudah pukul 5.55, kurang lima menit lagi dari waktu yang sudah aku tunggu.

Aku merebahkan badan di kasur, lalu memiringkan badan menghadap ke kanan. Pandanganku tertuju ke poster grup band MCR favoritku. Gila emang Gerrad Way! Dia terlalu ganteng jadi cowok. Aku pengin bungkus dia untuk dipajang di kamarku.

"Ya Allah, buatin satu aja cowok mirip Gerrad Way ini buat gue," kataku berdoa meminta keajaiban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya Allah, buatin satu aja cowok mirip Gerrad Way ini buat gue," kataku berdoa meminta keajaiban. Nggak ada yang mustahil dari doa, kan? Jadi, nggak ada salahnya aku berdoa untuk mewujudkan hal yang mustahil ini.

Coba sebutkan siapa yang nggak jatuh cinta sama vokalis MCR ini? Ah, betul juga. Jangan ada yang jatuh cinta sama Gerrad, deh! Dia cukup untuk aku aja, biar Gerrad untuk aku. Jangan yang lain!

Tiba-tiba hapeku berbunyi. Ada SMS masuk. Segera aku mengambil ponsel yang kuletakkan di samping bantal.

Arjuna : Morning, Cha.
Kalo libur gini, lo nggak bangun siang, kan?
Jangan bangun siang, ntar rejekinya dipatok ayam.

Gue kangen sama lo, Cha.

Aku cemberut karena nggak suka dengan SMS Arjuna kali ini. Buru-buru aku membalas SMS Arjuna.

Ocha : Kalau kangen itu ketemu.
Bukan cuma SMS doang.

Aku melempar hape ke kasur. Aku bangkit, lalu duduk di pinggir tempat tidur. Rasa kesalku mendadak naik setelah membaca SMS Arjuna. Dia selalu bilang kangen, tapi masih bersembunyi mirip maling ayam, yang takut dihajar warga. Aku boleh berpikir kalau kangen yang selalu Arjuna bilang itu cuma kebohongan paling menyebalkan, kan?

Jadi, sejak Arjuna adu kekuatan dengan Ferry, sampai detik ini sama sekali nggak terlihat lagi batang hidungnya. Dia terus membolos sekolah. Sekarang, aku berangkat dan pulang sendiri naik motor bebek biruku.

Arjuna juga nggak pernah main ke rumah lagi. Dia cuma selalu mengirim SMS tiap jam enam pagi dan baru SMS lagi kalau aku SMS lebih dulu di siang atau malam harinya. Arjuna juga nggak pernah menelepon, sama sekali.

With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang