5ㅡafter a battle

3K 550 73
                                    

"Jadi?"

Mingyu mengacak pelan rambutnya dan duduk bergabung bersama kawan-kawannya yang lain di great hall untuk makan malam. Ia sudah mengganti seragam quidditch nya dengan seragam biasa dan duduk diantara Yerin dan Eunha.

"seperti yang kalian lihat," Mingyu mengangkat kedua tangannya, "slytherin berulah lagi,"

"kenapa kau tidak melakukan apa-apa?" tanya Eunha yang sibuk mengunyah marshmellownya.

"aku sudah melakukan sesuatu, kok" ujarnya pelan, saking pelannya hingga membuat beberapa kawan mereka dari asrama hufflepuff harus mencondongkan badan ke belakang demi mendengarkan ucapan Mingyu.

"melakukan apa, gyu?" tanya Seokmin, ikut menimpali

Mingyu lalu menyingkap poninya sehingga memperlihatkan dahinya yang sedikit terluka.

"kau berkelahi? dengan siapa?" Eunha meninju pelan lengan Mingyu. Kedua matanya melotot, sangat kentara kalau ia kaget melihat Mingyu yang terluka.

"dengan salah satu diantara mereka," jawab Mingyu, ia menurunkan tangannya hingga dahinya tertutupi poni lagi, "aku malas menyebut namanya,"

"tapi, bagaimana bisa? maksudku, kau punya tongkat sihir! kenapa kau malah bertengkar fisㅡ"

"aku mendapatkan luka ini setelah diserang dengan mantra everte statum oleh salah seorang dari mereka, setelah itu aku terhempas ke lantai dan kepalaku terbentur tembok, " jelas Mingyu sebelum Eunha bertanya berbagai hal tidak penting lainnya.

"siapa yang menyerangmu?" tanya Seokmin yang duduk di belakangnya.

"okay, baiklah. Wonwoo," Mingyu menyerah terhadap keingintahuan kawan-kawannya dan akhirnya menyebutkan satu nama. Ia mengusap lukanya, "dia itu pendiam, tapi menyebalkan juga ya,"

"Jadi, apa yang kau lakukan padanya?" kali ini Yuna ikut menimpali.

"bisa dibilang, kami 'spells duel'?"

"woah, keren!" Mulut Seokmin terbuka lebar, kagum terhadap apa yang telah dilakukan kawannya.

"apanya yang keren?" tukas Mingyu, tidak setuju.

"aku tidak mengira ini bakal terjadi, aku sama sekali tidak punya persiapan dan lawanku malah seorang Jeon Wonwoo," Mingyu mendengus kesal. Ia meraih air minumnya dan menenggaknya cepat.

"dan, siapa yang menang?" tanya Seungkwan, ia penasaran.

"tidak satupun, karena kami sama-sama jatuh, dan kulihat pipi nya juga tergores," ujar Mingyu, "dan prefek slytherin, Taeyong, datang melerai kami,"

"Jadi asrama kita masih dalam ancaman pengurangan poin?" Selidik Yerin. Ia menghela nafas pasrah, mengingat tahun lalu pun gryffindor sering mendapatkan pengurangan poin terhadap 'pelanggaran kecil' yang mereka lakukan. Mengakibatkan mereka berada di posisi kedua untuk piala asrama di Hogwarts.

Pelanggaran kecil itu seperti 'meminjam' satu buku di restricted area, tertangkap basah memasuki hutan terlarang, dan memasuki gubuk menjerit.

"aku tidak tahu, yer" Mingyu menggeleng, "Semoga tidak. Semoga Taeyong mau membantu permasalahan antara kawan-kawan sesama asramanya dengan asrama kita,"

tuk-tuk.

Seusai Mingyu mengatakan hal demikian, ada seseorang yang mengetuk meja mereka. Orang itu berdiri di antara Jeno dan Jun.

"Aku beritahu ya, Taeyong itu punya prinsip. Meskipun ia prefek slytherin dan ada permasalahan yang melibatkan anggota sesama asramanya, ia tetap menjalankan tugasnya," jelas Sowonㅡsiswi Ravenclaw yang 'tak sengaja' mendengar percakapan mereka.

"Jadi, bisa kupastikan setelah ini asrama kalian dan slytherin akan mendapatkan pengurangan poin. Berhati-hatilah, guys," tambah Sowon diiringi dengan senyumannya.

"ah, okay," sahut Mingyu.

dan Sowon pun berjalan keluar dari great hall setelah menyelesaikan makan malamnya.

"Okay, bagus sekali Mingyu!" Ujar Eunha. Kesal, ia memukul lengan Mingyu berkali-kali, "lakukan itu lagi lain kali!"

• • •

"Jadi, bagaimana latihan quidditch kalian?"

Jihoon sedang bersantai di common room slytherin yang dingin dan agak gelap. Ia duduk di sofa bersama dengan gitar kesayangannya, menunggu respon kawan-kawannya atas pertanyaan tadi.

"Cukup baik, meskipun ada tikus yang mengganggu kami," sahut Jeonghan.

"Siapa?"

"tim gryffindor, siapa lagi," Seungcheol meregangkan tubuhnya dan duduk di sofa yang berseberangan dengan Jihoon.

"nyaris saja kami tidak bisa latihan, tapi terima kasih pada Wonwoo yang telah membakar perkamen mereka," Seungcheol menepuk pundak Wonwoo yang tengah duduk di samping rak, membaca buku tentunya.

"tentunya mereka tidak tinggal diam, kan?" tanya Jihoon.

"Kau bisa lihat apa yang terjadi dengan wajahku," wonwoo menunjuk pipinya yang sedikit tergores, "leader tim quidditch mereka yang melakukannya, dan ia pikir kami impas,"

"padahal nyatanya tidak, kupikir ia bukan seseorang yang mumpuni untuk hal itu," komentar Minghao yang baru saja datang dari arah kamar laki-laki.

"Tentu saja, Minghao. Itu terlihat jelas," tambah Jeonghan.

Pintu common room terbuka dan menghentikan obrolan mereka sejenak. Eunbi memasuki common room dan menatap satu persatu orang yang ada di sana hingga tatapannya jatuh pada Wonwoo.

"Kalian ini membuat masalah apa lagi, sih?" Eunbi berdecak kesal, "Wonwoo, kau dipanggil ke ruangan professor Snape, sekarang jugaㅡ"

"oh, kau tidak sendiri. Kau dipanggil bersama Mingyu,"

Wonwoo menutup bukunya pelan dan mengembalikannya ke tempat semula. Jihoon menepuk pelan pundak Wonwoo, sementara laki-laki itu akhirnya berjalan keluar common room.


"prefek sialan,"

• • •
tbc.

houses • hogwarts lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang