27ㅡbehind the door, behind the curtains

2.1K 323 138
                                    

"woow, lihat ada siapa di halaman depan daily prophet!"

Suara gebrakan meja dan teriakan Kwon Soonyoung mengagetkan nyaris seisi ruang belajar. Si pelaku merasa tak bersalah sama sekali, bahkan dengan semangat mengacungkan tangannya ke udara bersama dengan sebuah koran yang ia sebut sebagai Daily Prophet, sementara orang yang mengenalnya langsung menunduk, meringis dan menatapnya tajamㅡseolah memberi kode yang sayangnya tak dipahami Soonyoung.

"Pelankan suaramu! Semua orang sedang belajar disini!" Bisik Yuna dengan raut wajah kesal. Ia meluruhkan sedikit bagian rambutnya demi menghalangi pandangan orang lain.

"Hah?"

Si pemuda Kwon mengatup mulutnya, lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling study room yang dipenuhi siswa-siswi. Beberapa dari mereka menatap kesal ke arah Soonyoung.

Dan akhirnya ia sadar apa kesalahannya.

"Maaf, maaf," Soonyoung memperlihatkan barisan giginya seraya membungkuk pelan. Lalu ia mendaratkan tubuhnya tepat di kursi seberang Yuna.

"Memangnya kenapa kau teriak-teriak?"

Tanpa perlu menjawabnya dengan kata-kata, Soonyoung menyodorkan satu eksemplar daily prophet yang masih baruㅡtak lecek sedikitpun.

"Nih, jagoanmu jadi bintang utama koran edisi hari ini,"

Soonyoung menunjuk halaman depan koran dimana ada figur Seokmin disanaㅡgambarnya bergerak, menunjukkan dirinya saat sesi pemotretan untuk wawancara para pemenang Triwizard.

"Jagoanku apanya? Dia jagoan Hogwarts, khususnya untuk asrama kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jagoanku apanya? Dia jagoan Hogwarts, khususnya untuk asrama kita. Kau harusnya bangga pada kawanmu yang satu ini!" elak Yuna yang sudah mengambil alih lembaran koran itu.

"Tentu saja aku bangga. Dia kawan baikku juga!" seru Soonyoung, dan lagiㅡia menutup mulutnya karena kelepasan bicara nyaring.

Yuna berdecak pelan sembari melirik Soonyoung yang menyengir bak anak kecil didepannya. Kedua mata gadis itu kembali beralih pada lembar koran di tangannya. Ia tersenyum dan sesekali bermonolog seolah-olah tengah mengejeknya.

"Apa-apaan topi hitam kuno itu? Dia pikir dia grim reaper?" ejek Yuna, sedikit mencibir. Tak lama, senyum kecil tersungging di wajahnya.

Omong-omong, tersisa dua hari lagi sebelum Triwizard benar-benar dimulai. Terakhir kali Yuna melihat Seokmin mungkin pagi tadi, saat kawannya itu keluar di pagi buta dengan jaket dan celana trainingnya. Bisa dipastikan ia kembali berlatih sendirian di danau itu.

Di sisi lain, Yuna sama sekali tidak tahu kalau para pemenang Triwizard sudah diwawancarai oleh seorang Jurnalis dari Daily Prophet, bahkan mengambil foto resmi seperti ini.

Yah, tidak semua hal tentang Seokmin harus ia ketahui, kan? Toh, Yuna juga hanya temannya. Sama seperti teman-teman yang lainnya.

"Sudah selesai, kan? Aku ingin menunjukkannya pada teman-teman yang lain. Mereka ada di halaman tengah kastil sekarang. Lanjutkan saja belajarmu. Kalau kau sudah selesai, kau bisa menyusul. Semangat!"

houses • hogwarts lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang