" Triwizard Championship is getting closer! Prepare yourself for this upcoming tournament. The tournaments allow for students in age around 17 and will be selected tightly. Please anticipate for the next announcement. Thank you"
Seusai makan malam, puluhan siswa-siswi keluar untuk bergegas kembali ke asrama. Namun, rupanya ada hal baru yang membuat perhatian mereka teralihkan. Puluhan pasang kaki menjejaki lantai marmer gelap dan berkerumun tepat di depan sebuah tembok batu yang kokoh dan sudah digantungi banyak plakat lainnya.Bukan plakat-plakat tua itulah sang pemeran utamanya, melainkan sebuah papan pengumuman yang baru terpasang di tembok luar aula. Sangat baru karena Mr. Filch pun baru saja merapikan tangganya dan meninggalkan tempat itu bersama si kucing.
Banyak yang membicarakan isi pengumuman itu. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak tahun pertama yang tidak tahu menahu apa itu Turnamen Triwizard, namun tak sedikit pula anak-anak angkatan senior yang berdiri di sekitaran papan pengumuman dan mendiskusikannya. Lagipula, turnamen ini hanya bisa diikuti oleh mereka yang berada di tahun keempat dan seterusnya.
Mingyu melipat kedua tangannya di depan dada, masih memerhatikan pengumuman itu. Sesekali mata beriris cokelatnya tertuju pada sekumpulan anak-anak tahun pertama dari berbagai warna kerah jubah, tengah membicarakan dan nampak penasaran tentang Turnamen ini.
Yah, tipikal anak baru. Selalu merasa antusias dan penasaran tentang segala hal unik di Hogwartsㅡdan Mingyu pun begitu. Dulu. Ia penasaran tentang bagaimana hantu-hantu dari tiap asrama bisa mati. Ia penasaran tentang pohon aneh alias Whomping Willow yang terus menyerang apapun yang menyentuhnya. Bahkan, ia penasaran bagaimana cara kerja tangga bergerak di Hogwarts, padahal jawabannya hanya satuㅡkarena sihir.
Mingyu mengenal beberapa di antara mereka, lebih tepatnya sekedar tahu nama mereka saat pengumuman asrama. Seingatnya, si pemuda dengan rahang tegas dan mata elang itu adalah Jeno. Kemudian Jaemin, si pemuda dengan senyuman lebar dan ramah. Lalu ada anak perempuan berparas cantik bernama Heejin. Ketiganya tengah berbincang tepat di sampingnya. Oh, ada anak lain yang berdiri di depannya. Si pemuda blasteran bernama Felix, lalu Hyunjinㅡadik Hwang Eunbi, dan pemuda tinggi bernama Soobin.
Benar-benar dipenuhi adik kelasnya.
Tapi, tunggu duluㅡ
Mingyu mengernyit. Mana teman-temanku? Batinnya.
Mingyu baru saja sadar kalau ia terkepung diantara anak-anak tahun pertama.
Ia menengok ke kanan dan kirinya. Tidak ada satupun teman seangkatannya. Seokmin yang seingatnya keluar dari great hall beriringan dengannya pun tiba-tiba tidak ada. Begitupula dengan Jun, Soonyoung, Yerin dan Yuna.
"Kau mencari siapa?"
Eunha menepuk pundak Mingyu berkali-kali dan akhirnya pria itu sadar jika ia ada di belakangnya.
"Eunha? Kau dari mana saja?"
Eunha menautkan alisnya, "Aku dari tadi di sampingmu, tapi karena banyak orang berkerumun, aku pindah ke belakangmu. Kau tidak lihat?"
Mingyu menggeleng, "Tidak,"
Eunha mengerang, "Sudahlah. Ayo kita kembali ke asrama. Yerin dan yang lainnya sudah lebih dulu pergi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
houses • hogwarts life
Fantasywelcome to wizarding world of sebeunchin ft. kidols ! [in bahasa]ㅡ2018