10ㅡa feeling

2.7K 461 78
                                    

Kemenangan gryffindor menjadi sebuah angin segar bagi Hogwartsㅡterkecuali slytherin. Pada dasarnya, seluruh asrama mendukung gryffindor karena mereka adalah anak-anak yang ramah, tekun, dan tentu saja; fair play.

Memang tidak semua siswa-siswi Hogwarts mendukung gryffindor. Terhitung jari bagi mereka yang mendukung slytherin. Itupun karena teman mereka berada di asrama itu. atau seseorang yang mereka sukai berada di dalam tim slytherin.

Seperti Rose, contohnya.

Penampilan luarnya 100 persen untuk gryffindor, tetapi hatinya terbagi 50 persen untuk gryffindor, dan 50 persen sisanya untuk slytherin.

Tentu saja karena ada June disana.

Kembali ke topik;

Sorak sorai terdengar di luar great hall. Tidak hanya mereka yang berasal dari asrama sang pemenang, tetapi dari asrama hufflepuff dan ravenclaw. Mereka mengacungkan jempol dan bertepuk tangan atas kemenangan gryffindor, termasuk Umji dan Dino yang jarang-jarang keluar untuk bermain. Dua orang itu terlalu sibuk berada di perpustakaan, bahkan saat waktu luang.

"Selamat untuk kemenangan tim mu, kak" Ucap Umji sembari meninju lengan kakaknya. Tak terima, sang kakak malah memeluk erat adiknya itu.

"Oh tentu saja adikku sayang! Bukankah kakakmu ini beater  yang hebat?"

Umji segera melepaskan pelukan sang kakak. Menyesal memberi selamat pada kakaknya yang sedikit menyebalkan itu. Lagi-lagi ia menyombongkan tubuhnya yang cukup besar.

Lebih tepatnya menyombongkan otot-otot lengannya yang semakin terbentuk sebagai hasil dari kegiatan olahraganya yang rutin.

"Kak Jaehyun sepertinya lebih bagus, selain itu bukankah seeker kalian sangat berjasa?" Umji tersenyum lebar, ia mundur beberapa langkah, lalu mulai menyapa Vernon di sisi lain ruangan itu.

"Vernon! Selamat! Kau keren sekali!"

"Adik macam apa dia??" Gerutu Mingyu tatkala melihat sang adik berseru riang pada sosok seeke, adik tingkat sekaligus kawan satu timnya, Vernon.

"Oh, hai Umji, terima kasih," Balas Vernon.

Umji tersenyum. Ia lalu menyerahkan sesuatu pada Vernon, sebuah roti isi berbentuk golden snitch.

"ini untukmu,"

"apa ini?" tanya Vernon.

"hadiah, untuk seeker  yang keren" 

Vernon tertawa pelan, "terima kasih ya, ini untuk dimakan, kan?"

Umji mengangguk, "tentu saja! jangan bagi ke siapapun, kau makan sendiri saja"

Vernon mengangguk paham, "okay, baiklah. akan kumakan semuanya sendirian nanti,"

Mingyu yang berada di sisi lain ruangan hanya bisa melongo melihat adiknya yang malah memberi hadiah pada seeker  tim nya.

Ia lalu beralih menatap kedua tangannya yang kosong.

"hadiahku mana?"

• • •


Sebenarnya, pertandingan yang baru saja dimenangkan oleh tim gryffindor hanyalah pre-match.

"apa sih hebatnya pre-match? kau bisa bilang itu hanya latihan sebelum pertandingan sesungguhnya digelar,"

Seungcheol menghempaskan tubuhnya ke atas sofa lalu mendelik pada seseorang yang merespon ucapannya.

"aku setuju karena memang itu faktanya," sahut Minghao yang masih sibuk dengan kameranya.

Lalu perhatian Seungcheol teralih pada sesosok laki-laki bergaya rambut mullet dan bermata sipit. Pria itu tahu jika Seungcheol tengah memerhatikannya, tapi ia berusaha mengalihkan pandangannya ke arah lain. Mencoba menghindari tatapan sang kakak kelas.

"dan satu lagi, Hyunjin! tolong fokus saat pertandingan. aku tidak tahu kemana arah matamu saat itu, tapi ravenclaw bukan lah objek yang harus kita perhatikan,"

Hyunjin sedikit tersentak. Ia lalu tertawa canggung tanpa suara, lalu takut-takut melihat ke arah Seungcheol "hyung, kapan aku memerhatikan ravenclaw? aku fokus pada tim gryffindor!"

Seungcheol menghela nafasnya, sudah terlalu malas rasanya menasehati seorang Hyunjin, "Eunbi, perhatikan adikmu ini. Bukankah salah satu cita-citanya adalah menjadi The Legend Chaser seperti ayah kalian?"

Eunbi yang tengah bersantai di depan perapian lalu memberikan gestur hormat singkat pada Seungcheol, "Okay, kak. Akan kutempa dia dengan baik,"

Hyunjin tahu jika sudah berurusan dengan sang kakakㅡHwang Eunbiㅡia bakal kalah telak.

Faktanya, Hwang Minhyunㅡsang kakak tertuaㅡlebih baik seratus kali lipat dibandingkan Hwang Eunbi, sang kakak perempuan yang selalu membuat Hyunjin nyaris gila saat ia marah-marah.

"Hwang Hyunjin, sudah kubilang kalau kau masuk ke Hogwarts kau harus menjaga nama baik Hwang, bukan? Dasar anak nakal!"

Eunbi mulai berdiri, menghampiri sang adik yang perlahan mulai mundur hingga menabrak lemari di belakangnya.

"Kak, bukankah kau lihat sendiri? Permainanku cukup bagusㅡ"

"Cukup bagus, katamu???!!"

Seungcheol pusing. Sementara kedua kakak beradik itu sibuk bertengkar, Seungcheol pun memutuskan untuk keluar sekedar bersantai dan mencari udara segar. Ia perlu menenangkan pikirannya dan  memutuskan pergi ke viaduct courtyard yang cukup sepi.

Baguslah. Mungkin semua orang sedang merayakan kemenangan tim gryffindor sekarang.

Seungcheol mengeluarkan pensil dan buku sketsanya, lalu mulai melakukan sesuatu yang sering ia lakukan. Mencorat-coret buku, atau mungkin menggambar sesuatu saat tidak terlalu ada kesibukan.

Perhatian Seungcheol teralih pada suara yang tiba-tiba terdengar dari arah koridor. Ada senandung seseorang dan Seungcheol merasa familiar dengan suaranya.

Ia menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang gadis dengan rambut panjang tengah berjalan penuh suka cita di koridor tepat di depan Seungcheol. Jubah seragamnya berkibar, sementara tangan kirinya nampak memegang sebuah buku. Sepertinya ia baru saja dari perpustakaan.

Gadis itu tidak lain adalah Sowon.

Sowon mampu membuat seorang Seungcheol terpaku untuk sesaat, kedua matanya mengiringi pergerakan gadis itu hingga sosoknya menghilang di belokan. Menyisakan koridor yang kembali sepi.

Tapi Seungcheol, ia adalah seseorang yang dapat mengingat sesuatu dengan baik, meskipun ia melihatnya hanya dalam waktu yang singkat.

Tangannya lalu menggores permukaan kertas, menggambar seseorang yang wajahnya kini tengah menghantui pikiran Seungcheol.










Lagi-lagi Sowon.



Pikiran Seungcheol kacau. Berusaha mengabaikan fakta jika ia memang tengah memikirkan gadis Ravenclaw itu, dan nyatanya, sketsa singkat yang ia buat telah selesai dan benar-benar cantik.

"bisa tidak kamu berhenti datang ke pikiran saya, Kim Sojung?"

Sketsa buatan Seungcheol memang bergerakㅡtentu saja, hasil karya seorang penyihirㅡmenunjukkan wajah Sowon yang cantik, tengah tersenyum manis ke arahnya. Tapi, sama sekali tak mampu menjawab ujaran Seungcheol.

• • •

tbc


houses • hogwarts lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang