"Yak! kenapa si kita harus lewat sini?" gerutu seorang anak lelaki yang tengah berjalan bersama sahabat karib nya.
Sahabatnya itu kemudian tersenyum jahil. "Aku lewat sini agar bisa bertemu dengan gadis impian ku," jawab anak tersebut. Anak itu tak lain dan tak bukan adalah Jongin.
"Heh, ingat... Usia kita baru 9 tahun, kau sudah main asal punya gadis impian saja," gerutu Kyungsoo.
"Memangnya aku salah kalau tertarik dengan seorang gadis? Sebentar lagi kita beranjak menjadi seorang remaja, jadi wajar-wajar saja kalau aku menaksir seorang gadis." Kata Jongin .
Langkah kaki Jongin kemudian terhenti saat mereka melewati rumah gadis yang Jongin taksir.
"Ini rumahnya?" tanya Kyungsoo. Jongin mengangguk dengan mantap.
"Mana orangnya?" tanya Kyungsoo lagi. Jongin kemudian melirik jam tangan yang ia pakai.
"Sebentar lagi pasti dia keluar, dan merengek untuk menolak makan," sahut Jongin yang membuat Kyungsoo penasaran akan gadis yang sahabatnya taksir.
Tak lama kemudian, pintu belakang rumah itu terbuka. Nampak seorang gadis kecil dengan pipi yang tembam keluar dari rumah seraya berteriak.
"Aku tidak mauu makannn eomma!!"
Kyungsoo kemudian membelalakkan matanya saat melihat gadis yang Jongin maksud. "Dia yang kau taksir?" tanya Kyungsoo yang mendapat anggukan kepala dari Jongin.
"Jongin-ah... Dia anak kecil! Masa kau menaksir anak kecil." gerutu Kyungsoo yang membuat Jongin mengerutkan dahi.
"Memangnya kenapa? Usia paling tidak berbeda jauh dengan kita, paling umur nya sekitar 5/6 tahun." Balas Jongin dengan santai.
Kyungsoo mengerutkan dahi. "Kau tidak kelainan kan? Banyak anak perempuan seumuran kita yang cantik dan manis. Kenapa kau malah menaksir anak kecil?" sungut Kyungsoo yang tidak habis pikir dengan selera sahabatnya.
"Tunggu sampai kau melihat senyumannya, kau akan kecanduan dengan senyuman manisnya." balas Jongin yang tersenyum saat mendeskripsikan kelebihan dari seorang gadis yang ia taksir.
Kyungsoo kehabisan kata-kata. "Yayaya, ku harap dia akan tumbuh menjadi gadis yang cantik." ejek Kyungsoo yang membuat Jongin menoleh kearahnya.
"Tentu saja kelak dia akan menjadi gadis yang cantik, aku yakin soal itu." ucap Jongin dengan mantap.
Jongin menemukan cinta pertamanya saat berusia 9 tahun. Dan menaksir seorang gadis kecil berusia 6 tahun.
©
Jennie memijat keningnya saat melihat angka angka laporan keuangan bulan ini. Meski ini hari libur, nampaknya urusan perusahaan tidak mengizinkannya untuk berlibur.
Jennie bekerja di bagian departemen keuangan. Sejatinya Jennie mencintai pekerjaan karena dia sangat mencintai hal hal yang berbau angka-angka. Namun justru sekarang Jennie merasa muak dengan data-data yang sedang ia urus.Jennie melirik sekilas kearah ponselnya yang tergeletak di samping laptopnya. Tidak ada pesan lagi dari Sehun. Tidak ada lagi telfon masuk dari Sehun. Semenjak perbincangan terakhir mereka di cafe waktu itu.
Dan anehnya lagi Jongin juga mendadak menghilang begitu saja. Sudah 3 hari pria itu tidak muncul di kehidupan Jennie. Sebetulnya Jennie justru merasa lega karena Jongin tidak menganggu hari-harinya yang suram (suram sejak Jennie putus), namun Jennie merasa tidak enak. Karena sepatu pria itu masih ada di apartemennya sampai detik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME [JENNIE KIM]✔
FanfictionMemiliki hubungan selama 8 tahun bersama Sehun bukan lah waktu yang singkat bagi Jennie. Sudah banyak kenangan yang terukir serta angan-angan yang terbentuk. Namun dengan kejamnya Sehun menghancurkan semua itu dalam satu detik dengan kalimat. 'Kit...