Special Part Sehun [RUMOR]

2.9K 277 5
                                    

Sehun POV

Sulit untuk diri ku bisa fokus terhadap apa yang sedang aku kerjakan beberapa minggu belakangan ini. Rasanya diri ku jauh lebih kesulitan untuk fokus setelah aku memberikan keputusan terhadap hubungan ku dengan Jennie.

Beberapa hari sebelum aku mengambil keputusan itu, aku selalu di landa perasaan gundah dan sulit untuk fokus. Ku kira perasaan ini akan hilang setelah aku memutuskan hubungan ku dengan Jennie, namun rupanya perasaan ini belum mau hilang juga.

3 tahun yang lalu, saat aku masih menjalin hubungan dengan Jennie. Di usia hubungan kami yang sudah 5 tahun, mulai banyak pertanyaan yang masuk untuk kami berdua. Apa lagi kalau bukan, 'Kapan kalian akan menikah?'.

Sejak pertanyaan itu di lontarkan kepada ku dan Jennie, aku mulai merasakan ada sesuatu yang aneh dan mengganjal di hati ku. Aku mulai ragu akan perasaan ku untuk Jennie. Aku meragu. Dan aku sudah berbohong kepadanya selama 3 tahun. Maka dari itu aku memilih untuk memutuskan hubungan kami, aku tidak tega jika harus membohongi Jennie lebih lanjut, yang nantinya akan semakin menyakiti Jennie apa bila dia mengetahui kebenaran yang ada di lubuk hati ku.

Putus dengan Jennie juga lantas tidak membuat keadaan ku langsung bebas begitu saja. Selama lebih dari 8 tahun, Jennie mengisi hari-hari ku dengan sangat baik. Dia gadis cantik, periang, bertanggung jawab dan mandiri. Sungguh paket yang lengkap untuk seorang gadis di era milenial seperti sekarang.

Tak jarang teman teman ku yang mencemooh diri ku karena dengan bodohnya aku melepas gadis yang nyaris sempurna seperti Jennie. Nyaris, karena memang tidak ada yang sempurna di dunia ini bukan?

Aku sadar, bahwa aku sudah melukai hatinya. Namun aku juga lantas tidak bisa langsung menjauh begitu saja dari Jennie. Wanita itu memiliki pesona yang sudah menarik diri ku untuk selalu ingin berdekatan dengan dirinya.

Tanpa Jennie ketahui. Aku sering memperhatikannya dari jauh. Akupun tau, sekarang ada lelaki yang berusaha mendekatinya. Aku cemburu, aku marah, karena Jennie begitu cepatnya bisa berpaling dari ku dan langsung dekat dengan orang baru. Sedangkan aku? Aku yang memutuskan hubungan, aku yang terkurung pula dalam perasaan ini.

Harus kalian camkan. Aku memutuskan Jennie bukan karena ada wanita lain atau karna aku tidak mencintai nya. Aku mencintainya, sungguh. Hanya saja ada perasaan yang mengganjal di hati ku selajan dengan orang-orang yang mulai mendesak hubungan kami agar segera resmi. Mungkin diri ku yang terlali takut untuk mengambil langkah serius dalam sebuah hubungan.

Selama 8 tahun menjalin hubungan pun aku belum pernah terbesit untuk menikahinya atau melamarnya. Aku hanya masih mau menghabiskan masa muda ku dengan hal yang sederhana dan simpel. Silahkan menghujatku. Ya, aku pantas di hujat.

Aku pantas di hujat dan aku bodoh. Waktu di cafe, aku tau kalau Jennie masih mau mencoba memperbaiki hubungan kami. Namun dengan bodohnya aku menolak dan menyuruhnya untuk berbahagia tanpa diri ku, padahal meski mulut ku mengucapkan itu, hati ku berkata kalau aku juga masih dan sangat mencintai mu.

Namun aku juga tau, kalau aku dan Jennie kembali menjalin hubungan pasti dia akan mulai merencanakan untuk membuat hubungan kami masuk ke jenjang yang lebih serius.

Apartemen, dan tabungan bersama, itu semua adalah ide dari Jennie. Ketara bukan, dia sudah memiliki angan-angan yang jauh dengan ku. Tapi aku sama sekali belum memiliki angan-angan sejauh itu dengannya.

Aku kemudian mendapatkan informasi soal lelaki yang sedang dekat dengan Jennie dari beberapa teman ku, kebetulan ada beberapa teman ku yang juga merupakan teman dari Jennie. Meski kami bekerja di tempat yang berbeda, namun lingkungan sosial kami berkutat di satu lingkaran. Temannya Jennie adalah teman ku juga, dan begitu pula sebaliknya.

Perasaan ku makin tak karuan saat aku melihat lelaki itu semakin hari semakin dekat dengan Jennie. Bahkan lelaki itu mengantarkan Jennie dan Jisoo pulang ke apartemen Jennie saat kedua gadis itu mabuk berat.

Ya. Sudah ku bilang, aku memperhatikan Jennie dari jauh. Aku tau dia mabuk. Aku berniat untuk mengantarkannya pulang, tapi aku terlambat. Waktu itu aku ragu untuk muncul di hadapan Jennie, sehingga lelaki itulah yang melakukan apa yang seharusnya ku lakukan.

Dan lantas kini apa yang harus aku lakukan?

TIME [JENNIE KIM]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang