Sehun menatap kedua manik mata Jennie, menuntut penjelasan atas apa yang gadis itu katakan.
Jongin sudah tidak ada. Dia sudah pulang dengan perasaan yang kacau, sementara Sehun kini masih ada di hadapan Jennie. Pria itu kini duduk di samping Jennie dan terus menatap Jennie. Membuat Jennie merasa jengah.
"Oke, akan ku jelaskan. Kamu jangan salah paham dulu atau marah terlebih dahulu," kata Jennie yang kemudian mengambil nafas untuk meringkas semua yang terjadi pada dirinya setelah Jongin hadir ke kehidupan Jennie.
"Pemuda yang tadi kau lihat itu namanya Jongin. Aku sendiri tidak tau asal usulnya dari mana, tiba-tiba saja dia masuk ke dalam kehidupan ku sejak kau pergi. Saat dia hadir, aku merasakan kalau pemuda itu berusaha untuk mendekati ku. Tapi kau tau, aku belum siap untuk memulai lembaran baru bersama orang yang baru. Maka dari itu tadi aku berbohong agar dia lekas pergi dari hidup ku, ku mohon bantu aku untuk mengusir dia dari hidup ku. Aku sedang mau fokus menyusun kembali hati ku yang hancur karena mu." tutur Jennie sambil menatap kedua mata Sehun dengan tatapan yang intens.
Sehun dan Jennie memang sepasang manusia yang terluka, namun mereka masih bisa bersikap dewasa untuk mengendalikan suasana dan emosi. Sehun kini sudah menghela nafas.
"Jadi kamu benar mau sendiri saja untuk saat ini? Kurasa dia bisa membantu mu menyusun ulang hati mu yang ku buat hancur. Sebelumnya aku meminta maaf, karena sekarang kamu tampak risih atas rentetan kejadian yang terjadi karena aku memutuskan mu." Kata Sehun sambil tersenyum tipis.
Jennie menggeleng pelan. "Jujur. Aku belum bisa melupakan mu, kau tau. Kau mengambil andil besar di kehidupan ku. Dan sekarang ada pemuda lain yang mau mengantikan posisi mu di kehidupan ku, itu tidak mudah bagi ku untuk menyesuaikan suasana yang ada," Ucap Jennie yang benar-benar menuangkan semua isi hatinya.
"Kau masih berarti di hati ku, dan aku berharap kita masih bisa kembali ke istana yang tadinya kita tempati bersama."
Jennie sudah tidak peduli kalau dirinya di cap sebagai wanita rendah yang memohon untuk kembali bersama mantan kekasihnya. Jennie hanya akan melakukan apa yang sejatinya ia inginkan.
Sehun kemudian menggenggam tangan Jennie. Perlakuan itupun sukses membuat jantung Jennie berdegub kencang, bisa dilihat kan. Bahwa Sehun masih memiliki pengaruh besar di hati Jennie.
"Jennie-ya, maaf aku tidak bisa. Kalau aku memaksakan, itu hanya akan menyakiti mu dan menyakiti diriku. Karena jika aku paksakan itu hanya menjadi fake love. Dan kamu tidak pantas mendapatkan hal itu, aku sayang dan cinta kepada mu. Tapi aku tidak bisa untuk menjadi pendamping mu, ku mohon mengertilah. Aku juga merasa gundah akan hal ini. Kurasa pemuda itu datang ke kehidupan mu juga bukan hanya untuk sekedar singgah. Kau harus bisa terbuka terhadap orang lain, kau berhak bahagia Jennie-ya."
Bahkan kini Jennie harus merasakan patah hati untuk kesekian kalinya. Bodohnya dia yang masih terus menerus mengharapkan Sehun yang tidak mungkin kembali lagi padanya. Jennie tersenyum kecut.
"Lantas apa yang kau lakukan disini?" tanya Jennie berusaha mengalihkan suasana. Tangannya kini sudah terlepas dari genggaman tangan Sehun.
Sehun kemudian mengeluarkan sesuatu dari sakunya. "Ini, aku mencari ini. Rupanya terjatuh di bawah sofa, sepertinya lepas saat aku waktu itu merapihkan ruangan ini." Kata Sehun sembari menunjukkan sebuah gelang yang selalu Sehun kenakan.
Padahal gelang itu merupakan gelang yang dibuat Jennie khusus untuk Sehun, sebagai kado perayaan hari jadi mereka yang ke 2 tahun. Jennie merasa bangga kalau Sehun masih peduli atas apa yang Jennie berikan kepada pria itu.
Sehun lagi-lagi menggenggam tangan Jennie. "Jennie, janji kepada ku. Untuk lupakan aku. Dan mulai lembaran baru dengan pemuda yang lain." kata Sehun yang sulit untuk Jennie sanggupi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME [JENNIE KIM]✔
FanfictionMemiliki hubungan selama 8 tahun bersama Sehun bukan lah waktu yang singkat bagi Jennie. Sudah banyak kenangan yang terukir serta angan-angan yang terbentuk. Namun dengan kejamnya Sehun menghancurkan semua itu dalam satu detik dengan kalimat. 'Kit...