"Good Morning..."
Sapa seorang pria saat sebuah pintu apartemen terbuka. Pria itu Jongin. Dia kemudian menyodorkan satu cup coffe dan juga sekotak salad kepada wanita yang barusan membuka pintu apartemennya.
Wanita itu tak lain dan tak bukan adalah Jennie.
"Ayo, kita berangkat sekarang.. Sebelum jalanan macet," kata Jongin dengan senyuman lebar. Kini rutinitas Jongin adalah mengantar dan menjemput Jennie.
Jennie menghela nafas dan keluar dari apartemennya. "Bisa-bisa mobil ku jadi barang rongsokan kalau kemanapun aku pergi selalu di antar jemput oleh mu, apa gunanya aku punya mobil sendiri." gerutu Jennie sambil mengunci apartemennya.
Jongin lalu mengulurkan tangannya dan menyentil dahi Jennie dengan pelan. "Kau ini, sudah jual saja mobil mu kalau begitu," ucap Jongin sambil menekan tombol lift.
Jennie hanya mendelik ke arah Jongin, namun detik selanjutnya Jennie tersenyum.
"Jangan di jual, nanti kalau kau sedang tidak di seoul aku naik apa?" kata Jennie saat pintu lift terbuka. Jongin mempersilakan Jennie untuk masuk duluan.
"Gunakan saja mobil ku, sebelum ku pergi akan ku pastikan bensin mobil ku full." balas Jongin.
Jennie tidak langsung membalas, melainkan dirinya terkekeh mendengar balasan dari Jongin. Selama Jennie bersama Jongin, Jennie selalu merasa di istimewakan oleh Jongin.
"Nanti kau pulang seperti biasa kan?" tanya Jongin. Jennie lalu menoleh sejenak ke arah Jongin, "Sepertinya... Tapi..."
Ting. Pintu lift terbuka.
"Tapi apa?" tanya Jongin yang penasaran.
"Chaeyoung mulai hari ini cuti sampai minggu depan untuk berbulan madu, jadi kemungkinan aku akan kelimpahan tugas-tugasnya." tutur Jennie yang kemudian jalan terlebih dahulu menuju mobil Jongin yang terparkir di parkiran luar.
Jongin mengejar langkah kaki Jennie dan membukakan pintu untuk Jennie. Jennie membalas perbuatan Jongin dengan senyuman manis.
"Ya sudah, kau bawa pulang saja tugas mu. Nanti ku temani di apartemen," kata Jongin saat baru masuk dan memakai sabuk pengaman.
"Bukannya 3 hari lagi kau ada perlombaan? Fokus saja terhadap latihan mu itu, nanti kalau tidak latihan yang ada kau melemah lagi di turnamen," ucap Jennie yang di balas tatapan heran oleh Jongin.
Namun detik selanjutnya Jongin menepuk dadanya. "Tidak ada sejarahnya Kai melemah di area turnamen." ujar Jongin dengan nada yang bangga saat memuja dirinya sendiri.
Jennie lalu tertawa. "Heh, apa kah lupa? Dulu kau pernah melemah karena ku,"
Jongin lalu ikutan tertawa dan menyalakan mesin mobil. Namun dengan tiba-tiba Jongin mendekatkan dirinya ke hadapan Jennie, membuat Jennie terkejut bukan main.
"Tapi kan sekarang kau ada di sisi ku, tidak mungkin aku akan melemah." ucap Jongin yang kemudian secara nakal matanya menatap ke arah bibir Jennie.
Jennie menelan ludahnya secara kasar dan kemudian menoyor dahi Jongin dengan keras. "Yak! Kau gila," seru Jennie.
"Ya aku gila karna mu," sambar Jongin yang kemudian fokus untuk menyetir.
Sudah seminggu Jennie dan Jongin akhirnya resmi berkencan. Jennie selalu saja di kejutkan dengan serangan yang Jongin lancarkan secara tiba-tiba. Bukan serangan yang lebih. Hanya serangan dengan gerakan menggoda, tapi serangan itu cukup memompa detak jantung Jennie agar berdetak lebih cepat dari biasanya.
Jongin fokus menyetir sementara Jennie fokus melamun.
Jennie belum mau memiliki angan-angan yang muluk bersama Jongin. Terakhir kali dirinya berangan-angan, angan-angan itu hancur tak bersisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME [JENNIE KIM]✔
FanfictionMemiliki hubungan selama 8 tahun bersama Sehun bukan lah waktu yang singkat bagi Jennie. Sudah banyak kenangan yang terukir serta angan-angan yang terbentuk. Namun dengan kejamnya Sehun menghancurkan semua itu dalam satu detik dengan kalimat. 'Kit...