17 : Him or Him

2.6K 264 12
                                    

Seperti yang Jennie sudah ucapkan. Dirinya akan selalu ada untuk Sehun. Ini sudah hari ke 3 setelah pesawat yang ditumpangi orang tua Sehun jatuh ke laut China. Sampai saat ini pun tim sar belum menemukan titik terang. Yang mereka temukan hanya sampah-sampah kecil yang di yakini merupakan serpihan kecil puing-puing pesawat.

Sehun juga sudah tidak memiliki harapan orangnya selamat. Sehun juga sudah pasrah jika jasad orang tuanya tidak ditemukan. Sehun hanya ingin di temukannya titik kecelakaan.

Ya. Sehun sudah pasrah terhadap keadaan. Kini dia menjadi yatim piatu. Keluarganya yang tinggal di luar negri belum bisa datang untuk memberikan ketabahan bagi Sehun, hanya Jennie. Hanya Jennie yang setia setiap hari menemani Sehun.

Jadwal Jennie beberapa hari ini ia rombak. Setelah bekerja Jennie langsung menemani Sehun untuk mencari informasi. Bahkan Sehun kali ini tinggal bersama Jennie di apartemen mereka. Itu karena Sehun sering kali kesulitan untuk tidur, dan Jennie lagi-lagi menemani Sehun agar lelaki itu bisa terlelap.

Seperti malam ini. Sehun duduk di samping Jennie yang tengah menyaksikan salah satu acara drama di televisi, berbeda dengan Jennie yang fokus terhadap tontonan di tv, tatapan Sehun justru terlihat kosong.

Jennie yang menyadari hal itu lantas tidak tinggal diam. Dia lalu menggapai tangan Sehun dan menggengam tangan itu dengan erat.

"Jangan melamun terus, besok kita coba cari tau lagi soal kemajuan pencarian korban." kata Jennie dengan senyuman.

Sehun menghela nafas.

"Jennie. Aku tidak punya siapa siapa lagi di sini, keluarga besar ku berada jauh dari sini. Hanya kau yang aku punya," ucap Sehun dengan lirih.

Jennie sendiri tau makna yang tersembunyi dari kalimat yang Sehun ucapkan. Jennie masih belum bisa memilih. Dan dia tidak mau memilih, bukannya Jennie egois, hanya saja perasaannya kali ini menjadi lebih rumit berkali-kali lipat dari biasanya.

"Aku akan menemani mu," balas Jennie yang kemudian kembali menonton drama ke sukaanya.

Melihat Jennie yang fokus menonton. Sehun justru menggeser posisinya dan merebahkan tubuhnya di sofa dengan kepalanya yang bersender ke paha Jennie. Jennie sedikit terkejut dengan apa yang Sehun lakukan.

"Tolong, sebentar saja... Biarkan aku dalam posisi seperti ini," kata Sehun yang tau kalau Jennie sedikit merasa tidak nyaman.

Jennie lalu menatap Sehun sesaat, dan tangannya secara perlahan mulai membelai halus rambut Sehun. Sehun menikmati sentuhan jari-jemari Jennie di kepalanya. Dan sekarang Sehun akhirnya menyesal. Benar-benar menyesal, pernah melepas Jennie begitu saja.

©

Jennie baru saja sampai di parkiran basement tempatnya bekerja. Saat sudah memarkirkan mobilnya, Jennie tidak langsung keluar. Dia menyalakan lampu, dan membenahi tatanan rambut serta memoles wajahnya dengan make up.

Pagi ini Jennie bangun kesiangan karena semalam dia harus mengeloni Sehun terlebih dahulu. Usai puas dengan penampilannya, Jennie langsung melangkahkan kakinya dengan cepat menuju lift yang akan mengantarkannya ke lobby utama.

Saat Jennie baru sampai di lobby utama, matanya seketika langsung membulat saat melihat Jongin yang duduk di depan stand coffe sambil menatap Jennie dengan datar. Waktu itu Jennie mengabaikan pesan dan telfon dari Jongin karena Jennie merasa tidak enak dengan Sehun kala Jennie sibuk bertelfon ria dengan orang lain.

Menit selanjutnya Jennie berdeham, memasang senyuman dan berjalan menuju Jongin.

"Hai, kau sedang apa disini?" tanya Jennie dengan sangat ramah. Jongin lalu menyodorkan satu cup coffe.

TIME [JENNIE KIM]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang