Ke-4
Putus.
Setelah mendapatkan pesan dari yang nama tertulis di pesan itu,Nayya sama sekali tidak pergi untuk bersiap-siap padahal sebentar lagi waktu menunjukkan pukul 7 malam.
Yang benar saja dirinya harus pergi dengan cowok yang baru saja dikenalnya,apalagi masalah yang belum selesai tadi saat di sekolah.
Dan lagipun Nayya tak perlu khawatir,Putra tidak akan datang jika alamatnya saja orang itu tidak tahu."NAYYA,NAYYA!MAIN YUU!"
Teriak orang yang kini berada di balik pintu rumahnya,sampai terdengar ke kamarnya yang berada di lantai dua.
Dengan susah payah dia mencoba mengangkat tubuhnya dari magnet paling kuat gravitasinya selain bumi,kasur.Tunggu,buat apa gue susah-susah buat turun?kan ada bi Murni.
Gumamnya sendiri dan berbalik untuk kembali ke kasurnya sebelum sampai ke pintu kamarnya.Tok tok
Nayya mendengus geram sekaligus gemas,baru saja dirinya ingin menghabiskan sehariannya untuk tidur karena tidak mau menangis lebih banyak lagi,kini seseorang datang dan mengusik ketenangannya.
Nayya memakai jilbabnya dengan cepat lalu membuka pintu kamarnya yang disangka adalah bi Murni memanggil karena kedatangan temannya,siapa lagi kalau bukan Putra.Nayya membelalakkan matanya lebar sekaligus tak percaya,bagaimana bisa?
Kini dua orang di depannya dengan wajah sumringah memamerkan sederet gigi mereka dengan wajah polosnya."Ma?"
"Nayya,ternyata kamu satu sekolah sama Putra?wah mama senang banget,kalian dipertemukan lagi padahal dulu kamu jahil banget lho sama Putra,masih ingat gak?dulu kamu umurnya masih 3 tahun dan dulu kita tetanggaan sama sahabat mama,si Putra kan anaknya tante Gadis jadi dulu mama suka ngajakin kamu buat main bareng Putra kecil,malahan dulu kalian lucu banget,mama sama tante Gadis aja tuh udah niatan buat jodohin kalian waktu besar"
Oceh mamanya membuat Nayya membelalakkan matanya hingga tersipu malu,bagaimana bisa dia dulu sebegitu dekatnya dengan Putra?Sepertinya bukan Putra yang itu,dulu Putra yang diingatnya adalah Putra gendut dengan rambut gondrong dan gigi ompong,sekarang kenapa bisa terbalik 180 derajat?
Tunggu dulu,tadi mama bilang dijodohin?
Batinnya,hampir saja melemparkan jantungnya keluar saking kaget tak terima."What?dijodohin?gak gak Nayya gak.."
"Wah iya tan?wuiihh tante baik banget deh sama mama,Putra dijodohin sama cewek secantik Nayya"
Potong Putra cepat dan mengedipkan sebelah matanya kepada Nayya yang kini bergidik ngeri bagaimana nasibnya menjadi irt dengan Putra yang hanya bermalas-malasan di rumah dan harus mengurus 10 anak yang menjengkelkan.Nayya meneguk ludahnya takut,lalu menggelengkan agar hal itu tak akan pernah terjadi.
"Mama harap,hubungan kalian tambah harmonis ya!mama mau ke kamar dulu,dipanggil sama papa tadi"
Bohong mamanya langsung melenggang pergi padahal tidak ada satupun panggilan dari kamar orang tuanya.
Nayya peka apa yang dimaksud mamanya,Nayya berbalik dan langsung masuk kembali ke kamar meninggalkan Putra yang terheran-heran di depan kamarnya.🤪🤪🤪
Sepanjang perjalanan ke tempat tujuan mereka,Nayya selalu mengoceh tak jelas berharap Putra akan berbalik dan mengantarnya kembali ke rumah.
Putra hanya terkekeh gemas,Nayya selalu merengek dan sesakali memukul punggung Putra dengan kesal.
Dengan sigap Putra mengambil tangan mungil Nayya dan membawa ke pinggangnya,membuat Nayya langsung terpekik kaget sekaligus diam seperti mati kutu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your rumors
Teen FictionBerawal dari dua pasang sepatu yang terlihat di kala dirinya menunduk hingga mata yang bertemu dengan hati yang saling ingin mengikat. "Gue nggak kenal sama lu Put, i only know your rumors! Not you!" -Nayya ~~~ "Kita kenal udah dari orok Nay, jadi...