Your rumors/22

1.4K 88 11
                                    

Ke-22

Jemput.

"Bi, dia masih di depan ya?"
Tanya cewek yang sudah tenang dari tangisnya.

"Masih non, kenapa atuh tiba-tiba nangis terus pintunya dibanting gitu. Kasian kan den Putranya"
Balas bi Murni yang didengar Nayya namun tidak diresponnya.

Kennath is calling...

"Lu ingat ini hari apa?"

"Hah?"

"Nggak ingat ya, hehe"

"Gue ingat, jemput gue sekarang kita pergi ke tempat itu sama-sama. Jemput gue di halte bus biasa"

"Oke, gue otw"

Tutt...tutt...

"Bi, aku pergi. Di luar mendung kan? Jangan bolehin Putra masuk, cobalah buat bodo amat bi" tegasnya berjalan ke pintu depan dan menguncinya lalu beralih menatap bibi dengan serius.

"Kenapa segitunya Non?" Tanya bibi yang mulai khawatir menatap Putra melalui jendela yang masih menunggu Nayya untuk keluar.

"Buat apa peduli sama orang yang nggak mau mikirin perasaan aku sama sekali bi, udah deh jangan banyak tanya ya. Nayya mau pergi sama Kennath." Ucapnya mengakhiri dengan datar dan berjalan keluar melalui pintu dapur menuju halte bus yang tidak jauh dari komplek taman belakang rumahnya.

😚😚😚

"Aku nggak nyangka kamu ternyata masih ingat" Kennath membuka suaranya untuk memecah hening yang berlanjut di dalam mobil sejak dirinya menjemput Nayya di halte bus itu.

Nayya diam-diam tersenyum samar dan menoleh memerhatikan Kennath yang masih sibuk memegang kendali mobil.

"Gimana gue nggak ingat, itu hari spesial buat gue" kekehnya pelan tapi terasa hambar untuk didengar.

Kennath mendaratkan sebelah tangannya ke bahu Nayya dan menarik tubuh mungil itu agar bersandar ke bahunya.

Rangkulan hangat yang secara tiba-tiba itu sontak membuat Nayya terkejut namun menerimanya dengan senang hati karena rasa nyaman yang masih sangat dirindukan ini.

"Maafin gue ya, gue ambil keputusan dengan nggak dewasa waktu itu." Sesalnya sambil mencari posisi senyaman mungkin untuk dia kembali menitikkan air mata.
Bagaimana bisa bodohnya ia melepaskan cowok sebaik Kennath dengan alasan jarak.

"Biar gue yang perbaiki hubungannya kali ini, kita mulai lagi dari masa pdkt gimana? Agak menggelikan sih, tapi ya demi kenyamanan biar lu nggak ngerasa segan lagi hehe" usulnya sambil mengacak gemas puncak kepala Nayya yang berlapis dengan hijab.

"Kalau gue lu gantungin gimana?"

"Lu bukan jemuran yang bisa digantung, tapi jemuran yang udah digantung."

"Sama aja ish!"

"Beda, kalau yang udah kering digantung ya harus cepat dipinang biar nggak kehujanan"

Your rumorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang