Ke-9
Luka (2)
Pagi yang cerah untuk hari yang berarti bagi Putra,pertandingan basket pagi ini menambah semangatnya untuk pergi ke sekolah.
Sebagai kapten basket yang penuh tanggung jawab,dirinya membebaskan kepada pemain basket lainnya untuk berisitrahat selama seminggu sebelum besoknya mereka akan bertanding melawan SMA Harapan.Tidak seperti pemain basket umumnya yang selalu berlatih,malah Putra tidak mengizinkan timnya untuk berlatih sama sekali,ada alasan tersendiri bagi Putra untuk membebaskan timnya.
Alasannya karena untuk menyegarkan mental agar tidak terlalu serius dengan berlatih,dua tahun lalu di sekolahnya sudah dihabiskan untuk berlatih bermain basket dengan sangat matang bersama teman-teman karibnya.
Pertandingan yang sudah dipersiapkan dari lama kini membuahkan hasil,tim SMA Angkasa sangat antusias dalam pertandingan yang diadakan di GOR sekolah mereka.Cowok yang dikenal sebagai kapten basket itu kini menerawang seluruh tempat duduk penonton sebelum dirinya melihat wanita berhijab yang sedang berkutit dengan ponselnya.
Putra melihat dengan saksama Nayya yang terlihat sangat serius dengan ponselnya,sebelum cewek itu menutup mulutnya seperti terharu dengan apa yang dia lihat di dalam benda pipih di genggamannya.Di sana,dua orang yang dikenalnya sedang duduk di pojok GOR.Tidak,Putra tidak mengenal cewek nerd di samping cewek berhijab yang sepertinya tengah meminta izin untuk keluar dari area itu.
Gerakannya terlihat sedikit buru-buru dengan menggandeng tas ranselnya yang kelihatan berat karena berisi banyak buku."Tra,15 menit lagi tim dari SMA Harapan sampai,latihan lagi nggak?" Ucap salah seorang teman setimnya,Rafi.Putra sedikit kesal karena kedatangan sahabatnya yang tiba-tiba,membuat matanya kehilangan gerak-gerik tubuh Nayya yang kini hilang dibalik pintu besar yang menjulang.
"15 menit gue balik lagi kemari."
Tegasnya dengan berlari dan kemudian hilang di balik pintu pembatas antara gedung yang tidak terlalu besar itu menuju ke area lapangan sekolahnya.Tak sulit baginya mencari keberadaan Nayya,hari ini para guru membebaskan muridnya untuk menonton pertandingan basket atau pulang untuk melanjutkan tidur mereka yang tertunda.
Keadaan lapangan bendera sudah sepi sedari tadi,siswa-siswi sudah bubar untuk meramaikan GOR menonton pemain favorit mereka,termasuk kaum hawa yang paling bersemangat dalam pertandingan ini.
Sekolah terkenal vs Sekolah terkenal yang banyak cogan.Putra yang tak berkedip melihat Nayya kini berada di pelukan cowok,sepertinya bukan dari sekolah ini.Belum pernah dilihatnya batang hidung cowok itu berada di lingkungan SMA Angkasa.
Siapa tuh cowok?Kok sakit gini ya?
Gumamnya bertanya pada batin sendiri.
Putra mengerjapkan matanya saat Nayya berbalik dan membalas tatapannya yang terlihat sendu,sayu,cemburu,marah,bercampur aduk dalam raut wajah yang kini mulai datar.Cowok berbaju basket itu melangkahkan kakinya mundur dan berbalik seolah malas dengan apa yang dilihatnya tadi.
Seperti kebanyakan drama,Putra berhenti sesaat dan seolah waktu terhenti dengan lagu sendu yang menghiasi.
Menunggu Nayya menghalanginya untuk pergi,padahal kenyataan berkata lain.Cewek itu dengan acuh membiarkan Putra sibuk melancarkan filmnya yang hampir dapat dirilis di bioskop kesayangan kalian,kalau nggak sayang nggak nonton.🙁🙁🙁
Cewek dengan rambut yang dicepol asal itu memerhatikan dirinya yang terlihat berantakan.
Mata yang sembap dengan kantung mata menambah isak yang sempat terhenti sebentar.
Ajeng mengambil topinya yang berwarna hitam dan memakainya,serasi dengan hoodie yang dikenakannya.Dering ponsel yang berada di kantung celana jeansnya membuat Ajeng memutar bola matanya malas.
Temannya pasti akan menanti-nanti perperangannya lagi dengan Putra,yang masih menjalin status sebagai pacarnya.Semenjak kejadian kemarin,Ajeng mulai ragu buat menelepon dan bertukar kabar seperti wajarnya seorang kekasih.
Ia sangat menyayangi Putra,sungguh.
Saat dilihatnya dengan mata kepala sendiri,jelas-jelas Putra lebih memilih cewek lain yang masih dikenal dengan anak baru.
Haruskah dirinya membalas dendamnya terhadap anak baru yang sudah menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka?
Ajeng menutup matanya dan menghembuskan napas gusar,biarkan dia merasakan luka seperti ini daripada harus menambah lagi luka dengan cara balas dendam.Drrt...drrt...drrt
Rafi🧡Ajeng membelalakkan matanya,saking renggangnya hubungan mereka hingga sekarang,separah itukah sampai lupa menghapus emot love yang tertera dinama mantannya dulu?
"Ya Rafi?"
"Lu nggak kemari?lu nggak papa kan Jeng?"
"Ya,gue mau kesana.Geng gue sibuk suruh gue dateng,padahal gue belum puas nangis"
"Lu cepet dateng kemari,atau gue yang bakal bikin lu nangis juga!"
"Lu mana bisa lagi,gue udah nggak ada perasaan apapun sama lu Fi."
Ada jeda panjang dari seberang telepon,sebelum terdengarnya helaan napas Rafi yang sedikit gusar.
"Ya yaa,aku tau.Seenggaknya nangisin aku nggak bakal sesakit kayak nangisin orang yang lu sayang"
"Gue otw!kalau pertandingannya mau mulai,bilang jangan dulu!Bidadari belom nyampe!"
Tutt..tutt...
Cewek feminin itu yang kini terlihat berbeda mulai menarik napasnya dan menghembuskannya lagi.
Ia harus kuat dengan perasaannya,jika memang Putra tidak nyata dengan perasaannya juga,biar dia yang tetap menjaga perasaannya sendiri dan mengejar untuk dibalaskan pula rasa ini.☺️☺️☺️
Vommentnya dong:')
Partnya singkat dulu yoo:(
![](https://img.wattpad.com/cover/170949418-288-k613870.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Your rumors
Teen FictionBerawal dari dua pasang sepatu yang terlihat di kala dirinya menunduk hingga mata yang bertemu dengan hati yang saling ingin mengikat. "Gue nggak kenal sama lu Put, i only know your rumors! Not you!" -Nayya ~~~ "Kita kenal udah dari orok Nay, jadi...