Ke-19
Jendela.
Warning!
Part ini dapat membuat kalian senyum-senyum nggak jelas!
Harap tetap waspada!Happy reading😘💓
Hari menjelang malam ini dengan perasaan campur aduk antara marah, gelisah, dan menyesal membuat Putra menatap tak rela kamarnya yang sudah berserakan bak kapal pecah akibat pelampiasan yang ia lakukan.
Malam ini ia memutuskan untuk mengunjungi rumah Nayya,cewek yang dikiranya baru saja mengalami kecelakaan.
Setelah mendapati jejak yaitu menemukan sepeda Nayya yang terdampar dan jilbabnya yang terbuang asal,meyakinkan Putra bahwa ini adalah kecelakaan yang disengaja oleh pihak lain.
Nayya tidak akan menelantarkan sepeda kesayangannya dan tidak akan melepas kain yang dapat mengumbar auratnya."Abang!dipanggil sama bunda!"teriak suara mungil namun melengking hingga dapat terdengar ke lantai atas dimana kamar Putra berada.
Putra melangkahkan kakinya santai dan menuruni tangga dengan tangan dimasukkan ke dalam celana pendeknya.
Di meja makan sana sudah duduk dua orang yang sangat berarti baginya,wanita paruh baya yang memakai kursi roda dan gadis kecil yang sedang sibuk menggelindingkan bauh apel di atas meja."Putra,ayok sini makan malam dulu"
ajak wanita itu dengan senyum yang merekah di bibirnya.
Putra menghampiri meja makan dengan membalas senyuman bundanya dan duduk berhadapan dengan gadis kecil yang rambutnya terkepang lucu."Oi jelek!"panggilnya sambil melempar sebiji buah anggur pada adik perempuannya.
Tampak gadis kecil itu kesal lalu kembali melempari Putra dengan buah apel yang ditangannya dengan kuat,membuat Putra meringis sakit pada keningnya."Itu buah untuk dimakan,bukan dijadiin lempar-lemparan.Nggak berkah mainin rezeki tauk!"Celetuk Gadis yang hanya geleng-geleng kepala melihat dua anaknya itu.
"Rezeki aja nggak boleh dimainin,apalagi cewek."Balas Putra yang mendapat acungan jempol dari bundanya yang menyengir kuda.
"Halah,tidur masih dinina boboin udah cewek-cewekan segala!"ketus gadis kecil itu yang menjulurkan lidahnya mengejek Putra dan menjulingkan matanya serta kedua tangan yang jari-jarinya terbuka di samping kepala.
Putra yang jengah melihat kedua orang di depannya yang tertawa sambil terpingkal-pingkal kini mulai kesal.
"Bun,anak siapa sih nyasar?"tanya Putra yang mendapatkan kekehan dari bundanya dan decihan dari adik perempuannya,Putri.
"Udah,makan terus.Kalian kerjaannya asik berantem aja"
Adik kakak itu hanya mengangguk dan menghabiskan makan malam mereka dengan diam.
Sedari tadi Gadis terus memerhatikan anaknya yang pernah kekurangan kasih sayang seorang ibu pada masa kecilnya,ibu macam apa dirinya yang menelantarkan anaknya demi berfoya-foya menghamburkan uang tak jelas.
Saat kecelakaan kelam pada masa lalu itu yang membuatnya sadar dan membuka mata."Bun,masih ingat kan kalau aku dibelikan kakek rumah yang ada di Bandung?kenapa nggak kita pindah aja ke sana coba?di sini ngapain Bun,dia juga nggak pernah ada di rumah kan."ujar Putra yang mendapatkan tatapan tajam dari bundanya,ia tahu bahwa Gadis tidak pernah menyukai jika membahas ini di depan Putri adiknya.
"Putra,itu di depan sepeda siapa yang kamu bawa pulang?"tanya Gadis mencoba mengalihkan pembicaraan agar Putri tidak banyak meluncurkan berbagai pertanyaan yang dapat memancing gadis kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your rumors
Fiksi RemajaBerawal dari dua pasang sepatu yang terlihat di kala dirinya menunduk hingga mata yang bertemu dengan hati yang saling ingin mengikat. "Gue nggak kenal sama lu Put, i only know your rumors! Not you!" -Nayya ~~~ "Kita kenal udah dari orok Nay, jadi...