Your rumors/21

1.6K 91 7
                                    

Ke-21

Poster.

Cewek berbaju olahraga dengan teman berambut ikal di sampingnya membuat geger satu lapangan dengan gaya bermain voli yang luar biasa itu.
Nayya yang gesit dan terlatih dengan mudah menjinakkan bola besar itu bersama Feronika di sampingnya sebagai tim.
Candaan dan tawa satu kelas semakin terdengar ketika Nayya memukul bola itu dengan tenaga yang super membuat  bola itu melayang jauh masuk ke dalam  koridor karena posisinya bermain berhadapan dengan gedung sekolah.

Senang rasanya dapat akrab dengan teman satu kelas seperti ini, mereka percaya bahwa bukan Nayya yang menjadi jarak dalam hubungan Ajeng dan Putra,pasangan gouls mereka.
Malah diam-diam mereka mendukung kedekatan Putra.

Dengan berat hati ia ikhlas mengeluarkan tenaganya untuk berlari mengambil bola di koridor gedung sekolah sebelum kakinya berhenti berlari secara mendadak ketika melihat sosok tak asing yang duduk di kursi depan sekolah dengan earphone di telingannya sambil memejamkan mata.

Waduh...jangan sampai membangunkan singa yang lapar.
Batinnya memperingati dan berjalan mengendap-endap meraih bola yang tergelinding di depan kelas cowok itu.

"Oi!"

Nayya menepuk jidatnya dan berbalik sambil memperlihatkan sederet gigi yang tertutupi dengan pagar berkaret abu-abu.

"Misi bang, anu tadi itu anu mauu anuu" ucapnya gelagapan dengan mencoba menunjuk bola yang berada di pelukannya.

"Gue minta penjelasan!" Balas cowok di depannya itu dengan datar sambil mematikan i-pod dan menarik earphone di telinganya.

Nayya yang kehabisan kata-kata seolah menatap kembali lapangan tempat temannya bermain voli untuk meminta bantuan.

"Iya!gue memang terima tantangan yang dibuat sama pacar lu,Ajeng!" Sargas Nayya dengan percaya diri dan menaikkan dagunya.
Putra yang mendengar lontaran kalimat Nayya seketika menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Tantangan apa?" Tanya cowok dengan rambut dan seragam acak-acakan itu.

"Lah jadi gue harus jelasin apa?" Tanya Nayya balik dengan keheranan.

"Kenapa lu berangkat duluan padahal gue mau antarin lu tadi pagi?"

"Udah?gitu doang?" Tanyanya yang mendapat balasan anggukan kepala dari Putra.
Cewek berseragam olahraga itu menepuk jidatnya malu,buat apa dia berbangga diri jika yang dimaksud lawan bicaranya saja berbeda?

"Emang tantangan apa yang Ajeng buat?" Tanya Putra memicingkan matanya curiga pada cewek bertubuh mungil di depannya.

"Bukan apa-apa"

"Bodo amatlah!sebagai gantinya, lu harus pulang sama gue nanti!" Seru Putra dengan mendominasi yang tak terbantahkan.

"Gue pulang naik ojek online aja"

"What?!cewek kualitas di bawah KKM lebih milih pulang sama ojek online dibanding sama gue?" Tanya Putra dengan keterekejutan dan keseriusannya.
Nayya yang mendengar itu membelalakkan matanya kesal dan melempar bola voli di tangannya tepat mengenai kepala Putra yang sekarang mengaduh kesakitan.

"HEADSHOT!!!"

😎😎😎

"Udah, sana pulang!hush hush!"

"Kok ada tamu malah diusir sih?" Tanya seorang pemuda yang kini mematikan mesin motornya dan turun dari motor besar itu yang menambah kekesalan cewek di sampingnya.

Nayya berdecih dan menghentakkan kakinya kesal berjalan masuk ke dalam rumahnya.

"Kenapa atuh Nay?" Tanya bi Murni tanpa menunggu jawaban dari Nayya dan beralih menuju Putra yang baru masuk pintu utama menyusul Nayya.

"Eh ada Den Putra, sini Den duduk."
Sapa bi Murni dengan ramah dan mempersilahkan Putra untuk duduk di ruang tamu bernuansa hitam putih dengan sofa mewah minimalis.

"Tuh kan! Akunya jadi dikacangin, ish!" Gerutunya menatap kesal Putra yang menjadi sumber gara-gara dari badmoodnya hari ini.
Dengan kaki yang disentak-sentakkan, Nayya berjalan menaiki tangga menuju kamarnya dan merebahkan badannya di sana.

Menutup mata sejenak mengistirahatkan tubuhnya yang mulai lelah seharian ini.
Nayya membuka matanya dengan girang karena dia mungkin akan melupakan sesuatu jika sebuah poster berukuran agak besar tidak terpajang di kamarnya.

Dengan gesit dirinya mulai berganti pakaian, melakukan ibadahnya,dan mengambil tas selimpangnya yang serasi dengan warna baju.

Setelah sedikitnya waktu untuk bersiap-siap,tanpa aba-aba dirinya langsung menarik Putra yang sedang menonton televisi keluar rumah.

"Lu kenapa buru-buru gitu?" Tanyanya bingung menatap Nayya yang tadinya muram berubah kegirangan dengan pakaian santai yang dengan cepat digantinya.

"Bawa gue kemari!" Serunya dengan semangat sambil memperlihatkan poster yang dia copot dari dinding kamarnya.
Putra yang tertegun melihat itu langsung menarik kertas bergambar dari tangan Nayya dan merobek poster itu dengan cepat membuat Nayya terkejut bukan main dari serangan tiba-tiba cowok di depannya.

"Apa yang lo lakuin!" Teriak Nayya mencoba untuk tidak mengeluarkan isaknya dari suara yang mulai bergetar.
Mengutip kembali potongan-potongan kertas yang sudah terbengkalai di bawah dan beberapa yang lain tertiup angin.

"Gue cuma turutin kata hati gue" jawabnya datar menatap Nayya dengan remeh karena masih memunguti potongan kertas di bawah kaki mereka.

"Lu nggak bisa seenaknya! Ngerusak milik orang lain demi ego lu sendiri!"
Teriaknya masih dengan amarah yang tertahan, kini ia tak main-main poster itu adalah kenangannya yang paling mewakili segala memori terindahnya.
Dan sekarang? Dengan tak bersalahnya kenangan itu begitu saja dirobek oleh orang yang bukan haknya.

Putra terdiam dengan mulut terkunci tak dapat mengeluarkan kata-kata.
Baru pertama kali ini dirinya melihat Nayya benar-benar marah hingga membentaknya seperti itu.

Dengan muka yang memerah dan air mata yang terlanjur menitik kecewa.
Nayya mengeluarkan segala isaknya dengan terduduk meratapi sobekan kertas itu.

"Gue benci lo Putra." Ucapnya dengan lemah dari mulut yang masih mengeluarkan isaknya pelan.

"PERGI SEKARANG! LO PERGI SEKARANG TRA!" Bentaknya dengan bergetar berdiri dengan susah payah dan kini hilang dibalik pintu yang menjadi tembok penghalang dari mereka.

🥺🥺🥺

Maaf buat lama updatenya😭

Putra sama Nayya putus?:(

Sedih banget dong?:(

See you next time🙁💙

Your rumorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang