Your rumors/29

1.2K 59 20
                                    

Ke-29
Ketahuan?

"Sumpah ya gue udah muak banget sama lu, nggak mau tau pokoknya lu harus minggat dari sekolah ini secepatnya!"

"Eh jaga ya mulut lu!" Nayya menahan Pero agar tetap di belakangnya lalu ia maju satu langkah lebih dekat dengan Ajeng.

"Mau temenin gue ke ruang kepala sekolah? karena itu ortu lu, jadi gue nggak usah kasih alasan kenapa gue pindah dari sekolah ini, ohiya mumpung lagi ada yayasan" Ajeng menaikkan sebelah alisnya lalu tersenyum miring.
Ia melipat kedua tangannya di depan dada dengan raut muka puas.

"Oke, dengan senang hati gue temenin"
Ajeng melangkahkan kakinya menuju ruang kepala sekolah yang diikuti oleh Nayya.

"Lo yakin Nay?" Tanya Pero dengan khawatir, Nayya menautkan jarinya dengan tangan Pero seolah mengatakan semua akan baik-baik saja.

"Lo harus tau yang sebenarnya Per" tampak bingung dengan lontaran kata Nayya, ia hanya mengangguk dan kembali mengikuti langkah kaki Ajeng yang semakin dekat dengan ruangan kepsek.

Ruangan dingin itu terbuka dengan dua orang yang sedang berbincang serius di dalamnya.
Ajeng yang berada di ambang pintu tanpa ragu melangkahkan kakinya masuk menemui kepala sekolah yaitu ibunya sendiri.
Dua orang yang sedang berbincang sebelumnya tidak menyadari kedatangan kami hingga suara Ajeng menggema.

"Mamii, Ajeng datang" ujarnya manja di pelukan kepala sekolah.

"Mi jadi tu aku mau urus surat pindahnya Nayyara karena dia tu udah kegatelan dekat-dekat sama Putra. Ih aku udah muak liat muka dia di sekolah, katanya dia nggak ada apa-apa sama Putra tapi nempel mulu kerjaannya" keluh kesahnya yang membuat Nayya tersenyum kecut, seburuk itukah ia di mata orang lain?

"Hmm Nayyara pramana maksudnya?"
Sambung seseorang yang tadi sedang berbincang dengan ibu Azka, kepala sekolah.

"Eh pak yayasan, bukan kok bukan Nayyara Pramana tapi Nayya yang di situ" Ajeng menunjuk ke arah pintu, mereka menoleh secara bersamaan melihat Nayya dan Pero yang masih ragu untuk melangkahkan kaki.

Pria bersetelan rapi itu bangkit dari duduknya menghampiri Nayya yang masih di ambang pintu, kemudian ia merangkul anak satu-satunya itu.

"Cuma dia satu-satunya anak yang bernama Nayyara di sekolah ini, dan dia anak dari keluarga Pramana, harusnya saya tau dari dulu kalau kamu yang mengganggu Nayya sejak kepindahannya kemari Ajeng" Ajeng terbelalak kaget tak percaya melihat apa yang terjadi di depannya ini, benarkah ternyata Nayyara saingannya adalah keluarga dari Pramana?tentu ia masih mengingat jelas bagaimana ia menyombongkan diri di depan keluarga Pramana yang bahkan saja dirinya yang lebih tak seberapa.

Bu Azka memijit dahinya yang sakit dan menatap putrinya dengan nyalang.

"Kamu harus belajar dari kesalahan kamu Ajeng, tidak seenaknya kamu dapat mengurus surat pindah seorang siswi dengan mengaitkan masalah pribadi kamu, mama juga baru tau kalau kamu dan geng kamu itu yang terlibat masalah dalam pembullyan Nayya, panggil teman-teman kamu sekarang juga, kalian mami scors!" Tegas ibu Azka membuat Ajeng kesal.

"Lho, Ajeng nggak pernah bully dia!"

"Terus dia yang bully kamu gitu?" Ajeng membulatkan bola matanya malas dan melangkahkan kaki keluar dari ruangan kepala sekolah melewati Nayya dengan tatapan sinis.

Your rumorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang