Ke-20
Penawaran.
Sudah seminggu mereka menjalani pertemanan yang semakin lama semakin beda rasanya.
Rasa nyaman namun bingung hingga penasaran yang menggebu,benarkah nyata rasanya ini?
Semakin lama Putra semakin membuatnya bingung,bukannya tidak peka,malah Putra menunjukkan ketertarikan terhadap dirinya secara terang-terangan.
Cowok itu menjaganya dengan sangat baik,berkomunikasi selayaknya teman yang sudah dekat lama,dan selalu dapat membuatnya nyaman walaupun terkadang tingkahnya yang menjengkelkan.
Sulit dipercayai jika Putra masih memiliki status dengan orang lain tapi malah menebar perhatian kepadanya.Nayya dan mantannya sudah memiliki kemajuan,hanya saja Nayya merasa dirinya rendah sebagai cewek jika mengajak balikan lebih pertama dan mengungkapkan isi hatinya.
Belum lagi persahabatan dirinya dan kedua sahabat yang berada di Bogor mengalami penurunan komunikasi.Nayya menundukkan kepalanya terus berjalan menatap lantai keramik putih koridor sekolahnya menuju perpustakaan jam istirahat ini.Tak banyak yang ia lakukan selama di sekolah barunya, semakin lama dirinya dicaci dan direndahkan, semakin turun rasa percaya dirinya untuk lebih maju dari sebelumnya.
"Lo Nayyara kan?" terdengar suara seseorang yang tengah menyenderkan tubuhnya ke tembok dekat mading sekolah. Nayya mengangkat kepalanya dan menaikkan sebelah alisnya ketika tahu siapa yang bicara itu.
"Kenapa?" tanyanya langsung tanpa berbasa-basi.
Rafi memberikan senyum miringnya dan menurunkan lipatan tangan yang berada di atas dadanya itu."Gue perhatiin, makin lama lu makin dekat aja sama Putra,"ujarnya yang membuat Nayya mengerti arah pembicaraan mereka saat ini "karena Putra itu pacarnya Ajeng, ya pasti lu tahu siapa pihak tersakiti di sini." Sambungnya lagi dengan nada tak suka.
"Terus lu mau gue jauhin Putra biar Ajeng nggak sakit melulu iya kan? gini ya, tanpa lu minta pun gue lagi berusaha buat jauhin Putra. Tapi dia cuma teman gue, sama sekali gue nggak harapin dia lebih dari seorang sahabat." Tegas Nayya dengan wajah memerah kesal, semua orang bahkan merendahkannya karena mereka salah mengartikan pertemanan dirinya dengan Putra.
Bagaimana dia dapat menjauh jika saja Putra selalu mengekori dirinya dari belakang untuk memastikan dirinya sampai ke rumah atau tidak.
Menghampirinya di kelas untuk ke kantin dan mengantarnya pulang dengan paksaan atau tidak ancaman yang menjengkelkan."Gue tahu lu kesal dengan perhatian berlebihan sahabat gue Putra, maka itu gue kasih penawaran buat lu" Rafi mencabut salah satu kertas yang ada di mading itu dan menunjukkannya kepada Nayya.
"Sekolah ngadain lomba ngedance minggu depan, karena Ajeng dan lu sama-sama bakat di bidang itu gue pikir bagus buat kalian bersaing secara sehat." Tawarnya dengan menaikkan sebelah alisnya yang sama sekali Nayya tidak tertarik dengan penawaran itu.
"Kalau gue menang dapat apa, kalau gue kalah dapat apa?"
"Yang menang dapat uang tunai lima ratus ribu" jawab Rafi polos tanpa mengerti menang apa yang ditanyakan oleh Nayya.
"Tawaran lu tadi goblok!"
"Eh? yauda sih jangan ngegas dong!" balasnya yang membuat Nayya memutar bola matanya malas.
"Kalau lu menang, Ajeng bakalan putusin Putra dan lu bisa dekat sama Putra, terus gue juga bisa dapatin Ajeng lagi. Tapi kalau lu kalah, lu harus jauhin Putra dan pindah sekolah." ujarnya serius dengan berharap Nayya menerima tawarannya.
"Mending gue kalah." Ucap Nayya dengan datar dan ingin berbalik menggagalkan niatnya untuk pergi ke perpustakaan.
"Ayo dong Nay, bantuin gue!gue udah lama nungguin Ajeng yang masih aja rela terus-terusan disakiti begini sama Putra!nanti waktu gue dapatin Ajeng lagi, gue jamin lu enggak dibully lagi sama anak-anak sekolah ini." kembali cowok berkulit putih itu meyakinkan Nayya yang semakin lama semakin tidak tertarik untuk tawaran ini.
"Oke, kalau lu mau gue bakal buat hubungan lu sama Kennath mantan lu itu semakin jelas dan sebisa mungkin gue buat Putra nyerah buat kejar lu."Nayya melebarkan matanya kali ini dan mengangguk setuju tanpa perlu tahu darimana cowok di depannya ini kenal dengan Kennath mantannya sekaligus gebetan.
Rafi menampilkan senyum miringnya dan menatap Nayya dengan lucu, dirinya sama dengan cewek itu. Sama-sama masih menunggu seseorang yang berada di masa lalunya."Tunggu dulu,emang Ajeng setuju dengan penawaran ini?" tanya Nayya.
"Ajeng yang minta gue buat kasih tawarin itu ke lu." Jawab Rafi yang disambut anggukan mengerti dari Nayya.
🤗🤗🤗
Hehe kita ketemu lagi😂😗🙌
Yang kemarin aku janjiin boompart,eh bener" deh banyak yang spam comment huhu😂😘.Maaf ni kalau lama update,aku tu banyak kegiatan sekolah:(
Apalagi main pubg🤣🤣Terus pas kemarin lagi geger Nayya asli post video nggak pake jilbab,semangat buat tulis ini jadi menurun drastis gitu:(
Yhaa curhat deh:(
Minta vommentnya dong:(❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Your rumors
Teen FictionBerawal dari dua pasang sepatu yang terlihat di kala dirinya menunduk hingga mata yang bertemu dengan hati yang saling ingin mengikat. "Gue nggak kenal sama lu Put, i only know your rumors! Not you!" -Nayya ~~~ "Kita kenal udah dari orok Nay, jadi...