Your rumors/17

1.8K 118 20
                                    

Ke-17

Lebam-lebam.

Nayya yang terus berlari mengejar seseorang di depannya kini berhenti sejenak.

Gue yang lari kok dia yang cepet?
Gumamnya dan menghapus peluh di keningnya.

"ABI!!!"
Cowok yang merasa terpanggil seketika tertegun dan menghentikan langkah panjangnya,kini cowok itu berbalik dan langsung berhadapan dengan Nayya yang napasnya tersenggal-senggal.

"Lu daritadi ngejar gue?"tanya Abi dengan dingin dan raut muka yang datar.
Cowok itu yang niatnya ingin bolos sekolah,langsung diurungkan karena Nayya yang ikut mengejarnya.

"Masih mau dikejar,pake acara cuek segala!"protes Nayya tak terima atas sikap Abi yang menanggapi usahanya ini.
Cewek berwajah manis itu kini menarik Abi dan membawanya ke koridor sebaliknya menuju UKS.

Setelah berada di ruangan yang berbau alkohol itu,Nayya menuntun Abi untuk duduk dan sementara dirinya mengambil kotak obat yang terseda di sana.

"Kok lu peduli?"
Nayya menatap cowok itu dengan aneh dan melanjutkan pekerjaannya untuk menyiapkan perlengkapan obat untuk mengobati Abi.

"Kalau bukan karena sosial juga gue nggak mau!"ketusnya sambil menggerakkan mulutnya komat-kamit kesal.
Abi yang melihat tingkah Nayya hanya tertawa ringan dan membiarkan cewek itu mengobati wajahnya yang babak belur.

"Nggak sakit Bi?"

"Nggak,gue udah biasa."
Nayya mengangkat bahunya tak peduli dan kembali melanjutkan mengobati Abi,sesekali ditekannya lebam itu dengan kuat tapi tidak ada responan ringisan sikitpun dari Abi.

"Nay"panggilnya.

"Diem dulu,hampir selesai."
Nayya yang terlalu fokus tak sadar kini jarak antara mereka berdua sangat minim membuat cowok berjambul itu menutup mata hingga merasakan parfume beraroma lavender milik Nayya.
Cewek itu kini membereskan kapas yang telah digunakan tadi dan meletakkan kembali obat-obat itu ke tempat semula.

"Nah siap!"girangnya menatap puas wajah Abi yang sudah agak mendingan.
"Lanjutin tadi lu mau bilang apa?"

"Jidat lu jenong kek bandara."
Nayya yang mendengar itu langsung mengerucutkan bibirnya dan menyerang Abi dengan bertubi-tubi di bahu cowok itu.

"Aww aww,ampun Nay!"

"Ish lu nyebelin!"

"Nyebelin gini juga lu sayang!"

"Dih boro-boro nyed!"
Abi yang mendengar itu langsung tertawa terbahak dan membiarkan Nayya yang terus menghentak-hentakkan kakinya kesal.

"Oh iya,lu nggak samperin si Putra apa?kok lu samperin gue?"tanya Abi yang mendapat wajah bingung juga dari Nayya.

"Hmm kenapa ya?mungkin karena gue cuma liat lu yang lebam-lebam gini?"
Jawabnya mengangkat bahunya tak tahu dan kembali mengingat kejadian tadi dimana Putra yang hanya memukul Abi,sedangkan Putra tidak mendapat balasan apapun dari cowok yang berada di depannya.

"Memangnya kenapa dia bisa nonjok lu?"tanya Nayya masih dengan rasa penasarannya sejak tadi.

"Lu nggak tau?bukannya lu ada waktu dia nonjok gue?"

"Gue nggak terlalu ngerti kalian mendebatkan apa,kaya lagi permasalahin cewek gitu."jawabnya sambil memastikan apakah jawabannya ini benar.

"Dan lu tau ceweknya itu siapa?"

"Nggak."

"Selamat,lu cewek terpeka yang pernah gue temuin!"ujar Abi dan menepuk tangannya bangga atas prestasi yang Nayya dapatkan.

"Hah?"

"Pinter-pinter goblok ish!"

🤔🤔🤔

Ntah kenapa kaki Nayya terus berjalan menuju tempat yang Abi bilang tadi,tempat yang masih di dalam perkarangan sekolah tapi jarang dijangkau oleh banyaknya siswa di sekolah terkenal ini.

Abi mengusulkan untuk menemui Putra di sini dan meminta penjelasan atas maksud namanya yang dibawa-bawa.
Ya memang cewek itu baru tahu bahwa Putra dan Abi berantam karena dirinya.Kalau bukan karena penasaran,tidak akan mau Nayya susah-susah untuk menemui Putra di sini.

Nayya yang terus berjalan kini mendapati ruangan kosong di ujung sekolah yang tertutup pintunya.
Ruangan itu seperti sudah lama tak terpakai dan memiliki kesan horor untuk perkarangan belakang sekolah yang sepi.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum..."

"Putraa...Putraa...MAIN YUUK?!"

Hening seketika,tidak ada yang menjawab tetapi terdengar suara bantingan kursi di dalam sana membuat Nayya bergidik ngeri dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ck ck ck,menjawab salam itu hukumnya wajib bro!"

"WA'ALAIKUMUSSALAM!!!bentar-bentar!"
Nayya yang mendengar itu langsung tersenyum gembira dan merapikan pakaian juga jilbabnya.

Lho?kok gue jadi senang gini?terus gue kok jadi sok peduli penampilan gini sih?
Batinnya mengerutkan dahi tak mengerti.

Pintu ruangan itu terbuka dan mengeluarkan banyaknya gerombolan asap yang membuat Nayya langsung terbatuk-batuk saking tak tahan.

"Ohok ohok!lu ngerokok ya?"tanya Nayya menutup hidungnya menggunakan kain bawah jilbab yang dia pakai itu.

"Nggak,gue ngevapor"jawabnya enteng sambil merapikan sedikit kerah seragamnya yang kancingnya terbuka dan rambut acak-acakan.

"Sama aja elah!"

"Yauda sih cepet mau ngapain?nggak bagus tau lama-lama disini,kita cuma berdua nanti yang ketiganya setan,mau lu?"ujar cowok itu yang membuat Nayya semakin bergidik ngeri.

"Tapi gue sih ini yang bakal tergoda sama bisikan syaitan yang terkutuk!"sambungnya lagi.
Putra tau sedari tadi Nayya hanya memerhatikan dirinya tanpa terlalu mendengar apa yang ia katakan.

"Tuh kan,si Abi nggak percaya sih kalau dia nggak apa-apa tuh"
Gumamnya yang masih dapat didengar oleh Putra.

"Siapa bilang nggak apa-apa?"
Nayya melebarkan matanya sempurna dan memegang bibirnya yang tak sengaja membesarkan suara.

"Ya buktinya lu nggak lebam-lebam kan?toh lu yang cuma nonjokin Abi"

"Yaelah lebam gue lebih menyakitkan,lu tau lebamnya dimana?"
Nayya menggelengkan kepalanya tak tahu yang dibalas senyuman miring oleh Putra.
Cowok itu mengangkat tangan Nayya dan meletakkan telapak tangan itu ke dada kirinya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.
Membuat Nayya hanya menatap bingung Putra yang terus menggenggam tangannya dengan raut wajah yang sendu.

"Di sini,banyak lebam-lebam yang lu buat karena dekat sama Abi."

😀😀😀

Vommentnya dong hehe😘😁

Your rumorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang