10. Jawaban dari Teman Baru

13 5 0
                                    

Perkataan wanita itu terdengar sedikit berlebihan bagi Lian. Jika dia mencoba melarikan diri, dia akan kehilangan nyawanya? Pria yang membuatnya jatuh tadi, benar-benar tidak punya hati. Dia menculiknya, mengejeknya sampah, lalu membuatnya jatuh dengan membawa anjing-anjing besar menyeramkan miliknya itu. Apa benar pria itu benar-benar akan membunuhnya?

Yang benar saja! Bisa saja itu hanya digunakan untuk menakut-nakutinya saja agar tidak mencoba kabur lagi.

Lian yakin benar itu hanya gertakan yang dikira bisa membuatnya tidak berani berkutik atau berani melarikan diri lagi.

Semua kejadian ini benar-benar mengacaukan hidupnya hingga membuatnya bingung harus melakukan apa lebih dulu.

Rasa nyeri di kakinya belum sepenuhnya hilang. Ia meringis tiap kali kakinya menyentuh tanah, sepertinya kakinya terkilir karena terjatuh tadi, ia juga merasakan perih di telapak tangannya, ada sedikit luka lecet yang masih berisi bekas tanah di sana.

"Aku akan memeriksa apa bila kau terluka lalu membersihkan dirimu." Fina dapat mendengar rintihan pelan Lian saat gadis itu menaiki tangga.

Suara sesuatu yang jatuh cukup keras disertai dengan suara jeritan membuat Fina bergegas untuk mengecek apa yang sedang terjadi dan mendapati Lian yang sudah terduduk di tanah dekat pagar. Ia juga melihat tuannya yang pergi bersama Maxy dan Hunter.

Dilihat dari letak jatuhnya, Fina bisa menduga jika Lian mencoba untuk melarikan diri lewat pagar di taman belakang. Tidak mengherankan gadis itu melakukannya. Jika ia berada di posisi Lian, ia akan benar-benar frustasi dan akan mencoba melarikan diri juga.

Jam dinding sudah menunjukkan waktunya untuk makan siang. Lian duduk di ruang makan sambil memperhatikan Fina dan pelayan lainnya yang sedang menyajikan makan siang di depannya.

Ia sudah berganti pakaian dan sudah beraroma sangat harum, sampai-sampai ia bisa merasa harumnya akan bertahan sampai nanti malam.

Gadis dengan rambut terikat itu memperhatikan sekitar, ruang makan itu tampak sepi dan damai, ia dapat mendengar suara desisan makanan yang dipanggang, juga suara pisau yang sedang memotong sesuatu dengan cepat.

"Silakan dinikmati."

Lian menaruh sendok dan garpu yang sedang digunakannya di atas piring. Gadis itu terpaku tanpa suara setelah mendengar penjelasan panjang lebar dari pria yang katanya teman dekat dari pria yang menculiknya, Deiro.

Ia mendapatkan semua jawaban atas semua pertanyaan yang menyerang otaknya selama ini. Kenapa pria itu menculiknya dan kenapa pria itu sangat membencinya. Lian benar-benar yakin jika keluarganya tidak ada sangkut pautnya dengan pembunuhan Nyonya Rosea.

Tetapi, tiba-tiba Lian teringat dengan perkataan ibunya yang mengatakan bahwa ia tidak asing ketika mendengar nama Elka. Apa itu artinya keluarganya pernah memiliki hubungan tidak baik dengan keluarga Elka? Lian khawatir apa yang diucapkan pria itu benar adanya, ia takut jika salah satu saudaranya pernah melakukan tindakan keji itu. Tapi siapa saudaranya itu? Ibunya? Ibunya tidak pernah memiliki hubungan yang buruk dengan orang lain.

Lamunan Lian terurai ketika mendengar Fina dan Deiro yang sedang adu mulut.

Fina berkacak pinggang. "Kenapa kau tidak menghentikan Tuan, sih?! Kau tahu kan ini perbuatan yang tidak benar! Bagaimana jika Tuan kehilangan kontrol emosinya nanti?!"

"Aku sudah berusaha! Aku sudah mencoba menghentikannya, tetapi Elka malah balik marah-marah padaku! Kau pikir mudah untuk merubah keinginannya? Nyawaku yang jadi jaminannya jika aku melawannya, ya meski itu kemungkinan kecil terjadi karena aku teman kesayangan Elka." Deiro jadi tertular emosi yang menyelimuti Fina.

Lost and FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang